Little Lies

2.7K 223 9
                                    

Typo dimana mana!

Semuanya, maap author gak sengaja klik batal publikasi 😭😭😭😭😭😭😭

LOL BANGET HIKS


















Kai pun tersadar atas kebodohannya lalu terkekeh kecil.

.

"Cantik" gumam bintang yang terpana saat melihat kai terkekeh kecil.

[TUAN KATAKAN BAHWA DIRINYA JUGA CANTIK]

"Karena aku wanita tentu aku cantik, sama denganmu yang begitu menawan seperti bintang² di langit itu." Bisik kai pada bintang.

Bintang terkejut bukan main, lelaki di depannya ini? Adalah seorang wanita?!

"Ma-maaf, aku kira anda itu seorang pria." Kai mengelus pelan rambut bintang, lengan kai merasakan luka bekas jahitan di kepala gadis ini.

'Apa yang terjadi pada gadis ini?' batin kai.

"Tapi, jangan katakan bahwa aku cantik. Aku sangat Buruk rupa, luka di wajah ini membuatku terlihat seperti monster..." Ucapnya pelan.

[KATAKAN BAHWA DIRINYA CANTIK TAPI ORANG ORANG TAK DAPAT MELIHAT KECANTIKANNYA]

'Sungguh aku harus mengatakan hal seperti itu?'

[CEPAT KATAKAN TUAN, ATAU TARGET AKAN MENCURIGAI TINDAKAN ANDA.]

"Tidak, kamu cantik. Mereka hanya tak melihat betapa cantiknya dirimu." Ucap kai.

"Terimakasih, kamu adalah orang pertama yang berkata seperti itu..." Bintang tersenyum tulus, cahaya di matanya terlihat berkilau. Mata birunya memancarkan bayangan kai yang terlihat seperti harapan satu satunya dari kehidupan bintang.

"Ambil ini." Kai memberikan bintang handphone dan juga cincin berwarna hitam.

"Emm? Cincin apa ini?" Tanya bintang.

"Laser." Kai pun mengambil cincin itu dan memasangkannya di jari tengahnya.

"Perhatikan." Kai mengarahkan cincin itu pada sebuah botol kaca yang tergeletak di lantai.

"Shoot." Botol itu pun langsung pecah karena tembakan dari cincin laser itu, bintang yang kagum pun bertepuk tangan pelan dengan wajah bersinar sinar.

"Dari mana kamu mendapatkannya?" Tanya bintang penasaran.

'Karena aku sudah berbohong, A little lie won't hurt right?' -kai.

"Aku membuatnya." Bintang semakin terkagum kagum dengan sosok di hadapannya ini.

"Keren, aku harap bisa menjadi orang seperti mu." Lirih bintang yang masih bisa di dengar kai.

"Sekolahmu?" Tanya kai tiba tiba.

"High school Bellezack." Ucap bintang.

"Baik, aku permisi." Kai melepaskan cincin laser itu lalu berdiri dan hendak berjalan pergi. Namun ujung bajunya di tarik pelan oleh bintang.

"Anata no namae wa nandesuka?" Tanya bintang.

Dengan tiba tiba angin dingin menyapu permukaan wajah kai dan bintang membuat rambut ke duanya terbang terkena angin (gak terbang kaya ngaoung ya, kek nguing nguing gitu lh ke dor sama angin ah gmn sih jelasinnya susah)

"Kai." Ucap kai dan di balas anggukan oleh bintang.

"I'll pay you back." Gumam bintang sambil melihat punggung kai yang mulai menjauh.

Di sisi kai.

Kini kai sedang berjalan santai menuju tempat awal dirinya berpisah dengan Ray.

Wajah kai pun berubah menjadi serius, dengan aura menghitam di sekitarnya. Bahkan ada 2 orang berbeda gender yang sedang berpacaran di dekat kai pun lari terbirit birit karena aura yang tak mengenakkan dari kai.

"Sial." Ucapnya pelan dengan nada dingin.







"Tadi aku belok kanan atau kiri." Gumam kai dengan wajah serius.

Dirinya ingin menggunakan skill barunya, tapi tak tahu bagaimana cara menggunakannya.

"Kalau di ingat ingat, Ray hanya menunjukkan jalan lalu skill itu terpakai tiba tiba. Apa aku harus menunjuk arah jalan mana saja?" Gumam kai sambil berfikir keras.

"FWALAH!" Kai menunjuk ke arah jalan secara sembarang.

"Tak berhasil, bagaimana kalau begini, HIYAH!" Kai memperagakan adegan spider man dimana dirinya mencari tahu bagaimana cara menggunakan kekuatannya.

Kai mulai frustasi, lalu dirinya jongkok di tempat sambil mengupil dengan jari tengahnya.

______________•|•
Author : "kai, kenapa ngupil pake jari tengah?"

Kai : "karena jarinya paling panjang."

Author :" serah lu dah Jamal."

Kai :"kan biar upilnya kebawa semua."
______________•|•

Tiba tiba pandangan kai terbawa ke langit dimana dirinya bisa melihat rumah rumah dan jalan di tempat ini dengan jelas.

"Hah, gila. Apa begini caraku menggunakan skill." Ucap kai sambil Tersenyum miring.

Dirinya langsung berjalan sesuai seperti yang dia lihat dari atas sana. Ternyata dia hanya perlu berjalan lurus sampai mentok di perempatan dan belok ke arah kanan.

Sesampainya di tempat, kai tak melihat Ray di mobil atau pun di parkiran.

"Anak monyet itu pasti masih di dalam." Monolog kai.

Kai berjalan masuk ke dalam toko itu dan langsung di sambut oleh penjaga di sana.

'Ibu lihatlah. Lelaki itu sangat tampan, apa dia datang kemari untuk di beli?'

'Tidak bisa sayang, lebih baik kamu mencari lelaki lain saja untuk di beli. Biar ibu yang membeli lelaki itu.'

'Tidak nyonya, aku duluan yang melihat lelaki itu. Otomatis dia milikku.'

'nona nona semua tenang, lebih baik biar saya saja yang membeli lelaki itu.'

Kai yang terheran heran hanya lanjut berjalan, Tiba tiba seorang wanita mendekatinya dan memberikan kartu nama.

"Ah, syukurlah. Akhirnya kamu datang, kami sudah menunggumu sedari tadi." Kai membaca kartu nama yang di berikan sang wanita itu.

'hm? Sunny Club'?' batin kai.

"Tapi, kemana kelompok mu yang lain?" Tanya wnaita itu lagi, kai hanya diam dan terus berjalan tanpa memperdulikan ocehannya, di saat dirinya menemukan Ray. Kai langsung berjalan ke arah Ray tapi dirinya di tahan oleh wanita itu.

"Kamu mau kemana? Lihatlah. Kelompokmu sudah datang." Wanita itu menyeret kai menuju sekumpulan lelaki yang berbaris rapih di depan kumpulan wanita.

"Sial, siapa orang orang gila ini." Gumam kai.

"Hmm, aku memilih lelaki itu." Ucap wanita yang duduk di sofa besar sambil menunjuk kai.

"Apa yang kamu tunggu? Pergilah ke arahnya." Suruh wanita yang merupakan pemilik toko ini.

"Kenapa harus?" Tanya kai dengan suara rendah.

"Brengsek! Nyonya Sun sudah menyuruhmu mendatangi Nyonya Poo, kenapa kamu bertingkah seperti orang bodoh!" Bentak seorang lelaki.

"Siapa?" Tanya kai pada lelaki yang berteriak.














To Be Continued...

Mission To Protect AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang