Empat Puluh Dua

1.9K 81 3
                                    

Hai kidzz, this is your author mermet. Jadi...aku teh lupa ini alurnya udh samoe mana, so sorry banget kalo semisalnya di chap ini sedikit tidak nyambung cuz author udah hilang feel sama karakter kai. Mungkin bisa di bilang kai jadi ooc karena hal ini, tapi author sebisa mungkin buat cerita ini tetap nyambung. Thx yg udh setia menunggu, kalau semisal ada kritis, aspirask dll. Bisa chat author langsung di WP ya.

Enjoy


























Kai, Cristiano, Jerry, Leon dan Ray tengah duduk di ayunan dengan masing masing mimik wajah mereka yang berbeda beda. Tak ada satu pun di antara mereka yang memulai pembicaraan, hanya ada keheningan yang menyelimuti suasana sambil ke empat pemuda itu slaing menatap satu sama lain dengan mulut mereka yang terus mengunyah pentol.

"Jadi...bagaimana rencana kita menyerang markas musuh?" Tanya Leon.

"Tabrak tabrak masuk." Ucap kai dengan wajah datarnya.

"Nona...dari mana anda belajar kata kata itu?" Tanya Ray dengan wajah panik.

"Itu trending akhir akhir ini Ray, jedag jedug tabrak masuk." Ucap kai sambil mengacungkan jempolnya kepada Ray dengan mulutnya yang tetap saja asik mengunyah pentol.

Ray menatap kai sambil mengernyit pasrah, dia menepuk keningnya sambil menghela nafas.

Di sisi lain

"Sial...ini..."




"DI MANA LOKASINYA?!" Rizal yang kesal hanya bisa menatap handphone nya pasrah sambil menyenderkan tubuhnya di tembok dengan cahaya handphone yang menyorot ke wajahnya bak setan.

Cklek...

"BJIR SETAN!!" -Dafa

"ANJING" Rizal terdiam. "DOG." Sambungnya sambil cengegesan.

"Bangkai! Bikin kaget aja lu!." Ucap Dafa.

"Bang...kai?" Balas Rizal bertanya sambil menatap Dafa dengan mata yang merotasi.

Dafa menatap Rizal dengan wajah yang sedikit ketakutan "Bang..kai?".

"Gw aduin father tau rasa!" Ucap Rizal dengan tangannya yang mengotak Atik handphone mencari kontak Kai, hal itu langsung membuat Dafa secara refleks menarik tangan Rizal.

"JANGAN! ATAU GAK AKAN GW ANTERIN KE LOKASI LOH!" Teriak Dafa sambil mencoba mengambil handphone milik Rizal dari genggamannya.

Rizal menyeringai lalu mengelus kepala Dafa, wajah lelaki bule ke itu terlihat seperti tengah memikirkan hal yang licik.

"Karena gw punya kartu buat aduin Lo Ama father, Lo harus jadi babu gw selama 2 hari." Ucap Rizal dengan seringainya yang sulit di artikan.

"T-tap.." Rizal menutup mulut Dafa dengan telunjuknya lalu mendekatkan wajah mereka berdua.

"Nurut gak?" Ucap Rizal sambil tersenyum tampan.

Dafa yang hanya bisa pasrah mengangguk sambil cemberut, Rizal yang melihatnya tersenyum sampai gigi taringnya terlihat.

"Good boy...~" Rizal mengelus kepala Dafa lalu menarik tangan Dafa keluar dari markas anjikya.

"Anter gw ke lokasi, dear my babu~" ucap Rizal jail sambil terkekeh saat melihat wajah marah Dafa yang imut saat cemberut.

'Bocah...' gumam Rizal pada dirinya sendiri.

Mission To Protect AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang