Ray PT.2

4.9K 437 11
                                    

Lanjut cerita maniez, coba tebak ya jodoh kai yang bener nanti author gak tau apain.

Enjoy aja lah ya bingung mau bilang apa lagi.














"Hmm, dari pada bingung lebih baik aku mencari pakaian yang paling mahal huwahahahahahah UKHUK-"

"Air liur sialan, bagaimana bisa aku tersedak karena tertawa. Tck, Sial sekali." Gumam Ray sambil mengerucutkan bibir pinknya.

Ray berjalan sambil sedikit meloncat loncat menuju walk in closet, dia harus memilih baju termahal dan terkeren milik kai!

.

Kai POV

Saat aku keluar dari kamar mandi dengan baju seragam, aku tak melihat keberadaan sistem yang sekarang berwujud manusia itu, tidak mungkin Ray keluar dari kamar. cari mati yang ada, baru juga di kasih tubuh masa dah mati lagi nanti odong odongku bagaimana nasibnya.

Karena tak mau ambil pusing aku langsung memasukan buku untuk jadwal belajar hari ini, aku tak mau sekolah. Aku hanya perlu menjadi kaya lalu duar akan ku beli planet ini dan menjadi pemerintah lalu ku usir semua manusia di sini untuk tinggal di bulan dan bertemu UFO.

Cklek

Suara pintu dari arah belakangku membuatku langsung menoleh dan melihat siapa yang keluar dari wlak in closet, dan ternyata itu adalah Ray dengan baju... Aneh yang dikenakannya.

//Anggap aja itu Ray walau itu Jay ya udh lah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

//Anggap aja itu Ray walau itu Jay ya udh lah. Liat aja bajunya

Aku menatap dirinya dengan lekat, aku bisa simpulkan satu kata saat melihat penampilannya. Dirinya terlihat seperti

"Gembel." Ucap ku dengan wajah santai.

"ENAK SAJA! Aku ini tampan tuan, tidak seperti gembel." Ucap ray sambil mengibas rambut nya yang sepundak.

"Nathan Nathan itu lebih tampan kok." Ucapku jahil membuat Ray berjalan menuju pojokan dan berjongkok sambil memeluk kakinya.

"Hiks, jahat sekali anda ini tuan menyamakan saya dengan Orang yang menakutkan.." ucap Ray sambil mengerucutkan bibir.

Tanpa banyak omong aku langsung memasukan buku buku pelajaran ke dalam tas dan mengendong tas di punggungku.

"Jangan keluar, tunggu aku pulang." Aku tahu Ray pasti ingin keluar rumah, apa lagi dia sudah tak merasakan menjadi manusia selama ribuan tahun. Jadi aku harus memperingati dirinya sebelum sesuatu yang besar akan terjadi.

"Hmm, baiklah baik lah." Ucap Ray sambil selonjoran di karpet bulu.

Aku mengangguk setelahnya keluar dari kamar untuk bertemu keluargaku yang lain dan sarapan bersama, apa Ray juga harus ku beri makan? Apa dia tak membutuh kan makanan? Makanan seperti apa yang harus ku beri untuknya?

"Pikirkan nnati." Gumamku sambil berjalan santai.

"Pikirkan apa ka?" Tiba tiba suara berat itu muncul di belakangku.

'ODONG ODONG DI GENDONG MBAH GUNDUL.' Teriakan batinku, di aku menoleh ke belakang dan melihat Noah yang tengah berdiri tepat di belakangku aku merasa kesal.

"Ulangan." Ucapku berbohong.

"Hm, baiklah." Kemudian Noah berjalan melewati ku dan memasuki lift, aku menyusul dirinya yang sama sama tujuannya ke meja makan.

Di dalam lift, hanya ada kesunyian. Apa Noah marah gara gara 'wanitanya' di perlakukan buruk oleh saudaranya yang lain.

"Kenapa." Tanya ku tiba tiba.

"Apanya?" Tanya Noah kembali sambil menaikkan satu halis.

"Kau kenapa." Tanyaku lagi.

"Apanya yang kenapa?" Tanya balik Noah.

"Kenapa murung?" Tanya ku sekali lagi.

"Hari ini...jadwal cek gigi." Ucap Noah dengan wajah yang berubah menjadi lesu.

"Pft-." Ada apa dengan lelaki ini, tubuhnya sungguh besar tapi dirinya takut untuk cek gigi.

"AAAA! Kenapa kakak malah tertawa!" Ucap Noah tak suka dengan wajah memerah.

"Kenapa kamu tak ikut tertawa." Ucapku sambil menatap Noah.

TING

Pintu lift pun terbuka, aku dan Noah berjalan santai menuju ruang makan.

"Hmp! Tak tahu, pokoknya awas saja kalau tertawa lagi. Aku marah." Ancam Noah sambil memelototkan matanya.

"Hmm, iya..." Ucapku sambil menjitak jidat Noah.

"Aishh, kenapa kakak suka sekali menjitak dahi orang lain." Ucap Noah sambil kesal.

"Kebiasaan." Ucapku lalu berjalan agak mendahului Noah.

'Tunggu dulu, jika aku mengantar Noah, berarti aku bisa membolos.'

Setelah mempertimbangkan opsi opsi yang bermunculan di otakkua aku berhenti berjalan dan melirik ke arah Noah.

"Mau kaka antar?" Tawarku pada Noah.

Mungkin karena mendengar ucapanku Noah langsung melihat ke arahku dengan matanya yang berkilau.

"Mau!" Ucapnya tanpa pikir panjang.

"Pukul?" Tanyaku pada Noah.

"Pukul 10, bolos?" Tawar Noah sambil menatapku dan menyodorkan tangannya mengajak berjabat tangan.

"Bolos." Ucapku sambil membalas jabat tangan Noah.

Kai POV end.

"Apa yang bolos?!" Tanya mama Jesicca tak nyantuy.

"AAAA!" Teriak Noah dan Kai.




















































Seginih aja dulu Yach, agak telat up GPP lah author pusing gak bis amikir MTK double IPA tanpa aistirahat selama 4 jam edanssss.

Yaudah enjoy aja ya ᕙ(☉ਊ☉)ᕗ

Mission To Protect AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang