Marahnya Bunda

1.3K 108 7
                                    

Assalamualaikum apa kabar hari ini??

Happy reading guys 😘

Tandai typo

"Obat lukamu adalah waktu.
Waktu, walaupun dia tidak akan menyembuhkan lukamu sepenuhnya, dia sabar untuk membuat lukamu itu menjadi abu."
Halimah binti Abu Zuaib As-Sa'diah

"Bunda!" Panggil Putri sambil menghampiri

Alvi dan Winda mengekor di belakang putri

"Aira" lirih Tia

"Assalamualaikum Bun"

"Waalaikumsalam sayang" Tia memeluk Putri

Putri membalas pelukan tersebut

"Bunda kangen sama kamu sayang"

"Aira juga kangen sama bunda"

Winda dan Alvi hanya melihat interaksi ibu dan anak di depannya sambil sesekali tersenyum, tetapi Tia belum menyadari keberadaan mereka

Tia melepaskan pelukannya

"Bun Aira datang dengan dua orang yang sangat ingin ketemu bunda" jelas Putri pada Tia

"Mbk" suara Winda menyapa

Tia masih mengingat siapa Winda dan akhirnya......

"Anda!!" Ucap Tia sambil menunjuk Winda

"Untuk apa! Anda!! datang kesini!" Suara Tia meledak-ledak

"Oh atau jangan-jangan! Anda mau menyakiti anak saya!!, dengar kan saya! perebut suami orang!! saya tidak akan membiarkan anda menyakiti anak saya!!" Emosi Tia semakin tinggi

Putri yang melihat bundanya emosi, merangkul pundaknya lalu mengelus nya pelan

"Bun sabar kita dengar kan dulu penjelasan mamah" ucap Putri tanpa sadar

"Aira kamu panggil dia apa tadi" suara Tia melembut dia mendengar perkataan anak nya langsung menatap

Putri gelagapan dia tak menyadari apa yang tadi dia katakan

"It--u bu--n anu Aira...."

"Dia menantu saya mbk" balas Winda lembut dan tersenyum tulus

"APA!! MENANTU!?"
"Jangan membuat hal yang lucu di sini wanita murahan!!"

"Bunda!" Bentak Putri
"Bun apa yang bunda katakan tadi tidak baik menyebutkan orang seperti itu!" Putri ikut menaikkan oktaf

"Kamu bentak bunda kamu sendiri sayang" lirih Tia kaget dengan sikap anaknya barusan

"Bun maaf Aira nggak bermaksud seper--"

"Lihat wanita murahan!! Lihat anak saya!! Gara-gara Anda!! Dia sampai membentak bundanya!"

Tak terasa cairan bening dari pelupuk mata Putri lolos begitu saja

"Bunda maafkan Aira" lirih Putri memegang tangan bunda nya

"Bunda mau dengar dari mulut kamu sendiri, APA YANG DIA KATAKAN BENAR KALAU KAMU MENANTU NYA" Tia menekan setiap kata yang terlontar dari mulutnya

"I--ya Bun" putri tak kuasa menahan air mata nya

"A--pa" Tia pun melotot tak percaya

"Kenapa kamu melakukan semua ini Aira!!, Apa kamu nggak tahu bahwa mereka yang membuat keluarga kita hancur!!"

"Bun, mamah datang kesini mau menjelaskan semuanya"

"Bunda nggak butuh penjelasan! apa-apa dari wanita murahan ini!!"

Apa Salahku Zaujati? (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang