11

1.3K 142 7
                                    

...

"Apa ini sudah menjadi keputusanmu nak?"

Sebuah anggukan menjadi jawabannya.

"Sepanjang hidupmu, Ibu sama sekali tidak pernah mengajarimu untuk lari dari kesalahan" ucap wanita paruh baya kepada anaknya.

"Bu...Chika gak lari dari kesalahan, Chika cuman bingung harus bagaimana lagi...Chika juga udah gak kuat terus ada di posisi sekarang"

Ini adalah percakapan antara Chika dengan Ibunya yaitu Utari atau yang kerap disapa Bu Tari.

"Ibu boleh bicara?"

Chika menatap Ibunya.

"Nak...Ibu paham apa yang sekarang kamu rasakan, tetapi untuk memilih pergi begitu saja bukanlah kunci terbaik.."

"Bertemulah dengan Gracio, jelaskan kembali apa mau kamu...dan... Shani harus segera tau permasalahan ini semua, dia berhak untuk tahu"

Tari menasihati putri semata wayangnya, Tari akui bahwa Chika juga salah. Ibu mana yang tidak sakit saat ia tahu bahwa putrinya berbuat seperti itu dengan lelaki yang notabenya sudah berkeluarga, itu lah yang Tari rasakan beberapa tahun lalu..lebih tepatnya saat Chika memberitahunya bahwa ia tengah hamil.

Chika menggeleng dan menangis.

"Chika gak bisa Bu.." ucap Chika disela tangisnya.

Tari menatap lekat mata putrinya.

"Jika kamu sudah berani memulainya, maka kewajibanmu sekarang adalah menyelesaikannya" ucap Tari kemudian memeluk Chika erat.

Disisi lain terdapat Gracio yang langsung diserbu wartawan setelah ia baru keluar dari kantor IDL.

"Hallo Mas Cio, apa berita mengenai Mas Cio yang dicabut kontrak dengan IDL itu benar?"

"Klarifikasinya mengenai hubungan gelap sama Mba Anin dong Mas"

"Apa benar pertemuan Mas Gracio dengan Bang Yossef adalah untuk membahas perceraian dengan Mba Shani?"

"Kasih penjelas dong Mas"

Gracio memilih untuk terus berjalan menuju mobil dan tidak menjawab pertanyaan pertanyaan dari para wartawan yang terus mengejarnya.

"Kasih jalan!" Teriak Jefri dari belakang kepada para wartawan yang menutupi jalan Gracio untuk ke mobil.

"Pengecut kayak dia jangan kasih jalan!" Ucap salah satu wartawan.

"Maksud Lu apa Anjing!!" marah Gracio.

Karna ucapan tadi berhasil membuat Gracio emosi, Gracio menarik wartawan itu dan langsung meraih kerah kemeja yang dipakai wartawan.

Dengan cepat Jefri melepas cekalan Gracio pada kerah kemeja sang wartawan.

"Kasi jalan!!" Jefri kembali berteriak, dan para wartawan disana tidak lagi berkerumun sehingga memudahkan Gracio dan Jefri menuju mobil.

Sesampainya di dalam mobil, Gracio menetralkan deruan nafasnya untuk sekedar menurunkan emosi.

"Kan gue udah bilang, kalau ada orang yang ngata ngatainlu..lu gak perlu marah, mau gimanapun apa yang mereka ucapin juga ada benernya" ucap Jefri sambil menjalankan mobil.

Gracio menatap jalanan sambil mendengar ucapan ucapan dari Jefri sang asisten.

"Sumpah sih, gue gak nyangka kenape Pak Jabieb masih pertahanin lu di IDL...padahal berpuluh puluh tahun lu berkarir plus selalu ada skandal, Pak Jabieb tetep gak mau cabut kontrak sama lu" ucap Jefri disela sela menyetirnya.

Terlalu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang