17

1.3K 175 20
                                    

....

"Keadaan kamu semakin hari semakin baik Shan, emang benar kayaknya zona baru ngaruh buat kesehatan...Semangat ya!" ujar Gaby sembari menulis resep obat untuk Shani.

"Terimakasih banyak ya Kak udah banyak bantu aku.." ucap Shani, Gaby tersenyum tulus.

"Sama sama Shan.." balasnya.

Setelah melakukan chek up rutinan tiap minggunya, Shani pun memutuskan untuk menepati janji dan bertemu dengan seseorang di suatu tempat.

Untuk sementara waktu Shani titipkan Zee pada Anin, dan Anin dengan senang hati jika Zee lebih lama di apartementnya.

Jarak yang tidak begitu jauh dari Rumah Sakit dan jalanan yang tumben sekali tidak macet membuat Shani dengan mudah dan cepat untuk sampai ke tempat tersebut.

Shani turun dari mobil, langkahnya mengarah ke sebuah cafe tepi danau. Sesampainya di cafe Shani langsung duduk di salah satu kursi yang bisa dengan bebas melihat area danau.

Baru saja Shani duduk, datanglah seorang lelaki yang tak lain adalah pengacaranya yaitu Lutfi.

"Dari tadi Shan?" Tanya Lutfi duduk di sampingnya.

"Hah enggak, baru aja sampai" jawab Shani kemudian Lutfi mengangguk dan mengeluarkan beberapa berkas dari tasnya.

"Aya gak di ajak?" Tanya Shani yang merasa tak enak karna ia tengah berdua saja dengan kekasih sepupunya.

"Aya sedang liburan bersama teman temannya ke Dufan...dia juga udah tau kok kita berdua ada ketemuan sama pihak sana" jawab Lutfi.

Shani mengangguk.

- Beberapa menit kemudian.

Datanglah Gracio dengan seseorang dibelakangnya.

"Selamat Siang" ucap seseorang yang tadi dibelakang Gracio, ia menjabat tangan Shani dan Lutfi.

"Saya Alexios Valesma Putra, kuasa hukum Pak Gracio" Vales mengenalkan dirinya pada Shani.

Gracio menjabat tangannya dengan Lutfi, ia pun melakukan hal yang sama pada Shani namun dengan sopan Shani menolak jabatan tangan dari Calon Mantan Suaminya ini.

Seketika tangan Gracio bergerak kelu. Lutfi menyuruh Gracio dan Vales untuk duduk di hadapan keduanya.

"Jadi begini Pak Lutfi, pertemuan ini punya maksud dan tujuan tertentu dari Pak Gracio sebelum lusa sidang pertama akan dimulai" pembicaraan di buka oleh Vales.

Lutfi dan Shani dengan seksama mendengarnya.

Vales mengeluarkan lembaran kertas dari map nya.

"Baik saya akan bacakan permintaan dari Pak Grac-"

"Sebentar.. Permintaan? Apa maksudnya? Bahkan Saya saja tidak mengajukan ajuan permintaan" Shani memotong ucapan Vales, Shani bingung sekali dengan isi kepala Gracio saat ini.

"Iya benar Bu...Pak Gracio memiliki permintaan dan salah satunya adalah mengenai hak asuh putra kalian berdua...yaitu ananda Grazeean Bhummy Praharlan"

Shani menatap Gracio yang sedari tadi hanya diam dan menyerahkan segalanya kepada Vales, kini karna Gracio merasa ditatap oleh Shani ia pun menatapnya balik.

"Apa maksudmu membawa nama Zee?" Tanya Shani dengan penuh penegasan.

Dengan tenang Gracio menjawab..

"Aku ingin hak asuh Zee ada padaku" jawab Gracio sesantai mungkin.

Shani benar benar tak habis fikir dengan lelaki ini.

"Anda ingin Zee berada di tangan Anda?" Tanya Lutfi, Gracio mengangguk.

Terlalu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang