15

1.3K 180 27
                                    

...

"Sebentar..." ucap Shani sambil mencepol rambutnya.

Langkahnya cepat menuju pintu rumah karna mendengar suara bell.

Setelah pintu dibukakan Shani, terlihatlah seorang wanita paruh baya yang langsung memeluknya.

"Ma..?" Kaget Shani akan kedatangan sang Mama yaitu Dara.

Shani mengajak Dara untuk masuk kedalam, Dara pun menuruti.

"Pulang ke rumah Mama ya nak.." ucap Dara tiba tiba.

Shani sedikit heran sambil berfikir apakah Mamanya sudah tau mengenai kabar Shani menggugat Gracio?

"Ma...Mama datang sama siapa kesini?" Tanya Shani mengalihkan pembicaraan.

Dara menatap lekat mata putrinya yang sembab, Dara yakin bahwa setiap malamnya Shani menangis.

"Berhentilah menangisi lelaki bodoh itu.." ucap Dara dengan nada yang sangat lembut.

Saat ini yang hanya diinginkan Dara adalah membuat Shani tenang, ia tidak mau sedikitpun menyindir perasaan putrinya sendiri.

"Lihat sekitar kamu sekarang, masih ada Zee yang kelak akan membanggakan kamu...akan selalu buat kamu bahagia tanpa beban sedikitpun, jadi...sudahi ya sedihnya?"

Setelah berucap Dara pun memeluk erat Shani.

Lemah sudah Shani saat ini, Shani menaruh kepalanya di pundak sang Mama lalu ia meneteskan air matanya deras.

Dara memejamkan matanya, ia benar benar merasakan sakitnya menjadi Shani sekarang. Dara yakin putrinya adalah wanita yang kuat, namun terkadang...

"Orang kuat saja perlu menangis agar dada dan hatinya tidak terasa sesak nak.." bisik Dara.

Air mata Shani semakin mengalir hingga bersentuhan dengan kulit wanita yang selama ini selalu ingin yang terbaik untuknya.

"Hiks...Ma..Maaf....Maafin Shani" ucap Shani di sela tangisnya.

Dara mengusap lembut kepala belakang Shani dengan penuh kasih sayang.

"Shut...kamu tidak salah disini" ucap Dara menenangkan Shani.

Inilah kelemahan Shani, Shani tidak bisa membohongi perasaannya jika sudah bertemu Dara. Sejelek apapun orang banyak menilai Dara adalah wanita yang arogant namun bagi Shani..Dara tetaplah wanita berhati lembut yang mempunyai trauma berat dan segala penderitaan di hidupnya.

Shani masih mengingat begitu gilanya Dara saat melabrak Surya yaitu Papanya Shani yang kala itu selingkuh dibelakangnya.

"Ma..." Shani melepaskan pelukannya dengan sang Mama.

"Iya kenapa nak?" Tanya Dara lembut.

Sungguh, Shani benar benar tak bisa berucap apa apa lagi...dadanya masih sesak dan hanya bisa menangis sekuat mungkin.

"Gak apa apa, luapin semuanya sekarang nak..." ucap Dara. Shani kembali menangis sambil berfikir apa yang menjadi faktor Suaminya lebih memilih Chika dibandingkan dirinya? Apa karna sakit yang diderita Shani? Jika iya dan benar Shani akan berusaha untuk segera sembuh dan sehat kembali, sungguh Shani begitu mencintai Gracio.

Bahkan dititik semua orang membenci Gracio, Shani tetaplah mencintainya meski Gracio sudah pasti melukai hati dan perasaannya Shani.

"Bunda kenapa nangis?"

Zee tiba tiba datang dengan membawa mainan dinosaurusnya. Melihat Bundanya yang menangis sontak membuatnya langsung bertanya.

Shani mengalihkan pandangannya ke belakang dan menghapus air matanya.

Terlalu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang