21

1.4K 179 6
                                    

....

Brukk..

Shani yang semula sedang asik menaruh beberapa masakannya ke mangkuk, ia pun langsung beranjak pergi setelah mendengar jatuhnya sesuatu.

"Ya ampun...Bunda kira apa Loh"

Shani menghela nafas lega saat melihat Zee yang tersenyum.

Shani membantu Zee bangun dan menuntun Zee duduk di sofa.

"Kenapa bisa jatuh nak?" Tanya Shani lembut sembari mengusap kening putranya dengan lembut.

"Maaf Bund, Zee harus buru buru...soalnya tadi Ollan chat Zee katanya si Firzzy gak bisa ikut Basket di classmeet..jadi Zee mau gantiin Firzzy" jawab Zee.

"Bentar Bunda tebak...perasaan tadi Bunda udah bangunin kamu dari sebelum shubuh, jangan jangan kamu tidur lagi terus jadi telat kayak gini?" tebak Shani.

Zee tersenyum menampilkan dereta giginya.

"Hehehehe"

"Gak sarapan sama Bunda dong kalau gini?"

Zee menatap Bundanya dengan rasa bersalah.

"Maaf ya Bund...Zee janji, besok besok Zee akan lebih disiplin lagi supaya bisa selalu sarapan bareng Bunda" ucap Zee.

Shani tersenyum mendengar penuturan putranya yang memang Zee ini mempunya hati yang mudah tersentuh dengan keadaan.

"Eum gini deh, Sarapannya Zee dijadikan bekal makan buat nanti setelah pertandingan saja" Zee memberikan solusi.

Shani mengangguk dan terus tersenyum kepada putranya.

Dibelakang Shani terdapat Zee yang mengikutinya ke dapur.

"Wah! Nugget Dinosaurus? Hahahaha" kaget Zee tat kala melihat nugget kesukaannya sejak kecil.

"Kamu gak ingat hari ini harinya kamu?" Tanya Shani menata bekal Zee.

"Hah? Harinya aku? Ulang tahun?" Zee kembali terkejut.

Sungguh ia benar benar lupa dengan ulangtahunnya sendiri.

"Lupa? Aduh..baru aja tujuh belas tahun, masa udah pikun?" canda Shani, Zee hanya tersenyum saja.

Setelah bekalnya siap, Shani mendekat ke arah putranya.

Shani memeluk Zee dan Zee membalas pelukan hangat dari Bundanya dengan tulus.

"Selamat bertambah umur ya nak..." lirih Shani dalam pelukan itu.

Ia menangis dan membuat Zee langsung melepas pelukan dan menghapus air mata yang keluar dari mata Shani.

"Bunda kenapa nangis? Zee kan disini" ucap Zee menatap dua mata indah milik Shani.

Shani menarik nafas dan membuangnya, lalu ia tersenyum pada Zee.

Bayi yang 17 tahun lalu lahir di tanggal yang sama kini sudah beranjak dewasa dan parasnya yang dominan ke arah Ayahnya...Tampan sekali. Shani masih ingat dimana Zee yang sejak keberadaannya di perut Shani hingga sudah lahir dan tumbuh, Zee selalu memberikan banyak sekali pelajaran hidup terutama untuk Shani.

- pukul 10:32

Shani bergegas ke satu tempat untuk menghadiri acara launchingnya buku terbaru karya Shani.

Ia mengendarakan mobilnya sendiri, dan tentunya hanya butuh waktu beberapa menit ia akhirnha sampai.

Tentunya sesampainya disana langkah Shani di awasi oleh beberapa petugas karna sangking banyaknya para penggemar yang ingin mendapatkan tanda tangan dari seorang penulis yang semua karya karyanya dapat dicintai banyak orang.

Terlalu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang