18

1.2K 160 33
                                    

....

"Fyuh..."

Suara nafas yang keluar dengan lembut dan penuh kelegaan dari Shani yang baru saja keluar dari ruang persidangan.

"Shan..lu jangan takut hak asuh Zee jatuh kepada Gracio, gue ga akan biarin itu..percaya" ucap Lutfi, Shani mengangguk yakin.

Ya, persidangan pertama ini cukup panas terlebih saat ajuan Gracio sudah di tanggapi pihak pengadilan mengenai hak asuh Zee.

Memang sedari tadi Lutfi yang tak lain adalah pengacara Shani, ia sangat menyikapi semuanya dengan santai bahkan seperti tak terlihat tengah membantu Shani.

Selesai mengobrol dengan Lutfi, tatapan Shani mengarah pada seorang wanita yang tengah duduk sembari menenangkan anaknya.

Shani pun menghampirinya.

"Kenapa dengan Christy?" Tanya Shani.

Wanita itu menoleh kaget dengan kedatangan Shani.

"Ah eum..mungkin dia kegerahan karna ini di luar" jawab wanita itu terbata bata.

Chika...wanita itu adalah Chika, ia menemani Gracio menjalankan persidangan ini dan Chika menunggu diluar ruangan bersama Christy.

"Mungkin? Sini...boleh saya gendong?" Izin Shani, dengan hati hati Chika menyerahkan Christy pada Shani.

Shani menerima Christy pada gendongannya dengan sangat baik.

Benar saja...baru Shani mengelus lembut kening Christy, anak itu langsung tenang dan tidak rewel seperti tadi.

"Bukan kegerahan, tetapi naluri Christy denganmu begitu kuat...ia merasa kamu sedang gelisah dan itu membuatnya tidak nyaman serta tidak setenang ini" ucap Shani sambil menimang nimang Christy.

Chika hanya diam, yang di ucapkan Shani ada benarnya juga. Sedari tadi memang Chika gelisah terhadap sesuatu yang tak bisa dijelaskannya.

"Kalau kamu tenang...Christy juga pasti akan tenang dan nyaman" ujar Shani memberikan kembali Christy pada Chika.

Kini anak itu terlelap setelah digendong Shani barusan.

"Eum sudah lumayan siang dan saya harus segera pulang...kalau begitu saya pamit ya" pamit Shani pada Chika.

"I-iya Mba.." balas Chika.

Shani berjalan menuju mobilnya, sesampainya disana Shani menyalakan mesin mobil dan mengendarainya.

"Banyak yang tidak aku dapatkan dari Shani, tapi aku mendapatkannya dari Chika..."

Ditengah kegiatan menyetirnya, fikiran Shani terbawa ke satu hari dimana ia mengetahui kalau Ibu mertuanya selama ini mengetahui dan menutupi perbuatan Gracio darinya.

"Mungkin Chika lebih baik darikku...lalu mengapa dia berucap kalau alasannya meninggalkanku hanya karna aku terlalu baik untuknya?"

Gumam Shani sambil menyetir.

Jalanan siang ini cukup macet karna pada jam jam sekarang para pekerja beristirahat atau bahkan pulang, hal tersebut juga membuat Shani terjebak di kemacetan hiruk piruk ibu kota.

"Huft.." helaan nafas Shani yang sudah menduga kalau ia akan terjebak macet.

Tatapannya beralih kepada sebuah plang menunjukan arah suatu tempat yang jaraknya beberapa meter dari tempat dimana Shani terjebak.

TPU MELATI ARSA 100 Meter>>>
*samaran

Shani mengangguk anggukan kepalanya.

Ajaibnya sebuah anugrah, tiba tiba jalanan yang semula cukup macet...kini tiba tiba lancar.

Terlalu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang