27

1.1K 173 9
                                    

. . .

"Gimana? Sudah ada hasil akuratnya?" Tanya seorang wanita yang 2 tahun lebih tua dari Gracio.

Gracio menggeleng.

"Kita harus menunggu" jawab Gracio.

Wanita itu menghela nafasnya kemudian membuangnya..

"Aku gak tau isi fikiranmu apa, yang pasti... aku yakin sekali kadar cintamu kepada Chika memang sudah habis, kamu bertahan karna adanya Christy"

"Bukan Nin...bukan karna Christy" sangkal Gracio kepada wanita disampingnya yang tak lain adalah Anin.

"Lantas?"

"Zee...karna Zee aku bertahan pada Chika"

Anin memberikan tatapan heran pada Gracio.

"Kenapa bisa Zee?"

Gracio tersenyum.

"Dia yang memintaku untuk tidak bercerai dengan Chika, karna Zee tidak mau Christy merasakan dukanya memiliki orangtua yang tidak bisa bersama sama" ungkap Gracio.

Anin sedikit tersenyum.

"Zee memang anak yang baik, aku akui...kalian tidak gagal dalam membesarkannya terutama Shani...aku sangat tau soal Shani yang begitu menjadi pengaruh baik pada kehidupan Zee..jadi aku tak heran kalau semisal banyak orang yang bilang Zee adalah anak baik" ucap Anin membuat Gracio mengangguk.

"Tapi... Zee tidak merasakan sulitnya menjadi kamu Cio, menjadi seseorang yang sebenarnya banyak ga enaknya kalau diberi pilihan seperti bertahan atau berpisah dengan Chika" tambah Anin.

Gracio diam dan menghela nafasnya.

"Beritahu Zee kalau kamu juga sakit ada diposisi yang saat ini, sesekali ikuti apa yang jadi perasaan kamu Cio...tidak semuanya harus dengan logika"

Ucap Anin menutup obrolannya dengan Cio karna ia harus pergi menemui seseorang.

Tersisalah Gracio yang masih dengan posisi sama yaitu duduk di kursi tunggu.

"Pak Gracio...bisa ikut ke ruangan saya?" Ucap seorang lelaki berjas putih bernama Dokter Januar.

Gracio mengangguk dan masuk ke ruangan bersama Dokter Januar.

"Hasilnya sudah keluar dan alhamdulillah dengan hasil ini bisa menghapus segala dugaan buruk..."

Dokter Januar memberikan sebuah lembaran yang menyatakan hasil tes DNA antara Christy dengan Gracio.

"Nak Christy adalah anak biologisnya Pak Gracio 100%" tambahnya.

Gracio sedikit meneteskan air matanya dan bernafas lega. Segala hal buruk yang diterka-terka olehnya kini sudah terbayar dengan kebenaran adanya.

"Terimakasih banyak dok"

Gracio berjabat tangan dengan Dokter Januar.

Kemudian ia pergi sembari menelpon seseorang dikejauhan sana.

"Baik...saya mohon segera dipercepat"

Lalu ia mematikan panggilan tersebut dan sesegera mungkin ia juga masuk kedalam mobil untuk pergi ke suatu tempat yang sangat ingin ia datangi..

Rumah..

- Sesampainya di Rumah.

Gracio memasukkan mobilnya ke halaman rumah kemudian ia mematikan mesin mobil dan keluar dari mobil tersebut.

Langkahnya segera masuk kedalam rumah dan terhenti karna tak melihat sebuah objek yang kini ingin dilihatnya.

"Gak mau!! Aku gak mau bimbel!!"

Terlalu IndahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang