" Sebelum mengenal mu, aku tak tahu.
Dunia yang kutempati itu
secerah ini."-Ailee-
I Will go to you like the first snow
.....Dinginnya malam yang mengiris, seolah menambah rasa kekhawatiran mendalam. Keringat dan keluh resah tak pernah mau padam untuk membakar mereka. Di balik tingginya istana, sebuah ruang kamar kini dipenuhi oleh pendaran Magic Mark berputar di atas tubuh seseorang yang terbaring tak sadarkan diri.
Malam berkabut, dingin yang menyerang, dan juga bau darah menyengat. Seorang gadis sudah berusaha membersihkan semua luka yang ada di tubuh sosok gadis yang terbaring ini. Ia sudah mencoba segala cara, dengan ramuan, Ability, hingga sihir penyembuh tingkat atas. Namun kenyataannya tak satupun dari usahanya berhasil. Tubuh gadis itu sudah terlanjur tak bisa di obati lagi.
Tak putus asa, Karin yang begitu khawatir akhirnya kembali menggunakan sihir penyembuh tingkat atas miliknya. Seketika sebuah cahaya muncul dari telapak tangannya, kemudian ia perlahan menekan telapak tangannya ke arah dada gadis itu. Sejenak tubuh gadis itu bereaksi, ikut bercahaya sesaat. Namun seperkian detik kemudian cahaya itu kembali memudar sama seperti sebelumnya.
Saat Karin sedang berkutat dengan sihirnya, seketika mata gadis terbelalak kaget ketika melihat lingkaran Magic Mark miliknya yang semula berwarna biru, kini berubah menjadi warna merah. Karin lantas menoleh kepada sosok yang berusaha diselamatkannya, wajahnya pucat dengan luka di sekujur tubuh yang begitu banyak. Tubuhnya kini mulai mendingin.
Karin menelan ludahnya yang terasa kering di kerongkongan. Dia berjalan lalu meletakkan tangannya di atas dada gadis itu. Namun tangannya bergetar ketika tidak lagi merasakan detak jantungnya.
Spontan Karin jatuh terduduk dengan pandangan terkejut. Ia meneteskan air matanya, merasakan rasa sesak kini hadir di dalam hatinya setelah sekian lama. Gadis itu tanpa sadar bangkit berlari ke arah luar kamar ini dan membuka pintunya, ia berseru dengan panik pada semua orang disana.
" Alpha. Aku-aku tidak bisa." Karin berkata terbata-bata. Saking tak percayanya ia pada apa yang terjadi. Manik matanya sudah mulai berembun ketakutan.
" Bagaimana keadaannya Karin..?"
Karin mendongak, menatap tiga orang pria yang kini menatapnya dengan perasaan khawatir, namun Karin justru menatap kosong. " Alpha, keadaannya tidak terselamatkan."
Mereka semua terkejut luar biasa dengan netra melebar, semuanya kini berlari ke dalam kamar untuk melihat kondisi gadis itu.
Dalam balutan luka dan darah mengering, gadis itu terbaring ditengah rasa khawatir semua orang. Tak terkecuali satu orang yang tengah menatapnya penuh kesakitan, seperti hatinya yang retak karna dihantam ribuan paku kenyataan. Kenyataan bahwa gadis itu sekarat karna dirinya.
Karna kesalahannya.
" Luka di sekujur tubuhnya sudah terlalu banyak. Apalagi racun yang berada dalam tubuhnya sudah membuat ability-nya tak berkerja. Ia sudah tak bisa lagi diselamatkan, Alpha." Sesal Karin. Gadis itu sudah tak keruan lagi. Apalagi kini air matanya bercucuran, menyesali ketidakmampuan dirinya untuk menyelamatkan nyawa Sofia.
Romeo bergeming, menatap Sofia dan pendaran Magic Mark diatasnya berubah menjadi merah. Yang artinya tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan milik gadis itu. Pria itu berjalan gontai menuju ranjang tempat dimana sebagian jiwa miliknya kini tengah diambang kematian. Seakan tak sadar tentang apapun lagi, Romeo terdiam kelu disaat ia tiba-tiba mendengar begitu banyak suara yang berdengung di telinga. Sekilas memori lantas berputar tiada henti di kepalanya. Begitu membuat perasaannya semakin tak terkendali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Two Worlds
FantasyTOLONG JANGAN JADI SILENT READER..!! HARGAI PENULIS YA..! BIASAKAN VOTE SEBELUM MEMBACA. DAN KOMEN SEBANYAK MUNGKIN. ~Fantasy Romance~ ... Menjadi seorang putri kerajaan tentunya adalah harapan banyak orang, ketika diberi kekayaan dan kekuasaan meli...