19. Secret And Past.

94 12 126
                                    

Jangan lupa vote and comment ya.
Rate: 17+
Note: bacanya pelan dikit ya. Takutnya jantungan.

.......

"Sofia. Tolong jangan memancingku..!"

"Kau tak tau, seberapa dalam aku menahan diri untuk tak menyentuhmu lebih dari ini..!"

Mata yang mulai sayu itu terpejam, menahan hasrat begitu kuat, menggebu dalam jiwanya untuk mengklaim Matenya ini. Jemari maskulin pria itu lantas berlabuh, membelai setiap jengkal paras cantik didalam kuasanya. Hingga berhenti tepat di belahan cakap merah menggoda yang menggugah selera.

Romeo masih memandang siluet gadis cantik yang kini tergelatak tak berdaya di bawah kuasanya. Pancaran iris kelabu miliknya melembut dengan percikan gairah melambung terpancar. Jemari pria itu tak berhenti membelai belahan bibir lembut milik Sofia. Pria itu bertanya walau tak bisa menyembunyikan seberapa dalam dia mendamba sentuhan gadis ini untuk menjadi miliknya.

Sofia malah tersenyum mengejek. Seolah-olah kalimat itu tidak berlaku bagi sang Alpha sendiri.

"Kau, si raja berkuasa. Bukankah ini juga adalah kesempatanmu." Jawabnya menggoda. Sofia balas mengalungkan kedua lengannya di leher pria itu, melempar tatapan sayu nan lembut padanya namun terkesan sangat menggoda.

Sialan!!

Romeo menggeram tertahan, gadis ini benar-benar menantangnya. Pria itu balas menatap Sofia menyeringai tipis. Membelai lembut wajah cantik Matenya ini dengan tatapan intimidasi.

Sepertinya gadis ini benar-benar ingin menguji pertahanannya.

"Seegois apapun aku, sebajingan apapun aku, tapi selama ini tidak pernah sekalipun aku menyentuh wanita tanpa seizinnya. Apalagi sampai menodainya."

Romeo balas berbalik menahan tangan Sofia di kedua sisi, menautkan jemari mereka berdua sebelum menunduk, berbisik lirih namun seakan menggetarkan jiwa pendengarnya. Hela nafas hangatnya menerpa cuping telinga, membuat Sofia bergidik geli merasakannya.

"Jadi ratuku.. aku mungkin terlihat sangat buruk dimatamu. Tapi itu tidak akan mengubah apapun jika kau memang ditakdirkan untukku."

Harum dan lembut nafas Romeo menerpa cuping telinganya. Suaranya yang dalam terasa menggelitik dan juga sensual membuat Sofia memejam, hingga mengerutkan alis tak nyaman. Romeo tak melepas kesempatan, ini memang waktu yang sangat dinantikannya. Pria itu mengulum cuping telinga Sofia sampai erangan tipis terdengar olehnya.

"Ehm."

Hangat dan basah, dalam keadaan yang masih mabuk, Sofia menggeliat ketika merasakan getaran menyenangkan merambat keseluruh tubuhnya. Gadis itu tersenyum menyambutnya.

"Ratuku..? Sedikit gila, tapi aku suka mendengarnya." Suaranya lembut namun membuai, seakan memanggil untuk saling mendekap dan memiliki satu sama lain.

Tanpa membuang waktu, entah siapa yang memulai, keduanya memajukan wajah mereka. Membiarkan bibir mereka bertemu dan saling melumat dalam ciuman memabukkan. Bak orang kehausan di padang pasir, keduanya terlarut dalam ciuman panjang. Seakan tak pernah habis, tak pernah puas.

Romeo tak membuang kesempatan untuk menarik tubuhnya mendekat. Pria itu menelusupkan lengannya di belakang leher Sofia, jemari besarnya mengambil tengkuk belakang sebelum menekannya untuk memperdalam ciuman mereka. Hela nafas hangat tak lagi terelakkan, begitupun hawa panas mulai meningkat pesat memenuhi ruang kamar ini.

"Engh.."

Erangan tipis keluar begitu saja dari mulut Sofia saat Romeo melepas ciumannya. Gadis itu memejam, sedikit kewalahan menyeimbangi pria ini saat menciumnya. Begitupun Romeo yang tau sang mate telah kehabisan nafas, berlanjut turun. Memulai perburuan bibirnya untuk berlabuh di sepanjang leher jenjang nan mulus gadis itu.

Love Two WorldsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang