CHAPTER 9

1K 142 25
                                    


"SAYANG-2".


Jungkook bersandar didinding, memperhatikan Seokjin yang sedang asik menonton anime kesukaannya. Setelah kejadian Seokjin mencium kedua pipinya, Jungkook merasa bahwa otaknya tidak berfungsi seperti biasanya.

Bayang bibir kenyal Seokjin ketika menyentuh pipinya terasa berbeda dibandingkan saat Seokjin berusia 7 tahun yang selalu berusaha mendekar dan mencium pipinya yang kala itu merasa risih.

"uncle Kook..kenapa jauh-jauh? Sini duduk disamping Jinnie. Kapan aku boleh pulang uncle?" Jungkook mendekat ketempat Seokjin duduk namun menolak untuk disampingnya,

"setelah hasil laboraturium keluar dan kau dinyatakan boleh pulang oleh dokter-"

"tapi uncle Kook juga dokter, kenapa uncle Kook tidak memeriksa ku?"

"tidak semua dokter memiliki akses ke laboraturium karena kami memiliki staff khusus. Habiskan buah apel itu lalu tidur siang" Seokjin mengangguk, kembali menikmati buah apel yang Jungkook berikan.

"aku ingin pipis uncle Kook"

"kau masih belum kuat berjalan? Kau sudah nampak sehat"

"kakiku masih lemah uncle Kook, cepat uncle Kook aku ingin pipis!" mengingat kejadian pagi hari dimana Seokjin mengompol Jungkook dengan cepat mengambil botol infus Seokjin yang tergantung sebelum menggendong tubuh Seokjin dan berlari ke kamar mandi.

Seokjin mengalungkan kedua tangannya dileher Jungkook yang menggendongnya keluar darinkamar mandi, menguap beberap kali Seokjin melandaikan kepalanya di bahu kiri Jungkook.

"enghh!" Seokjin mengeratkan pelukannya dileher Jungkook saat ia akan meletakkan Seokjin ditempat tidur,

"kau mengantuk dan harus tidur Seokjin, jangan keras kepala!"

"aku tidak tau kenapa tapi perutku sakit setiap kali berbaring perutku sakit uncle Kook"

"itu karena kau memakan makanan yang seharusnya tidak kau makan jadi inilah akibatnya, sekarang turun uncle harus memeriksa beberap dokumen pasien"

"no!"

"Seokjin!"

"aaaaa ..arggghhh uncle..uncle Kook perutku sakit uncle!" Jungkook menggelengkan kepalanya tidak percaya dengan kelakuan Seokjin yang sedang berlakon kesakitan,

"Seokjin berisik!"

"uwwaaa uncle Kook perutku-"

"stop! Tutup dan matamu sekarang! Tidur!" Jungkook mulai menimang Seokjin meskipun dengan berat hati.

Suara dengkuran dan air liur mulai keluar dari mulut Seokjin, sesekali mengeratkan tangan di leher Jungkook tidur Seokjin menjadi tidur terbaik yang pernah ia rasakan.

"arggg bahu ku sakit" keluh Jungkook setelah 2 jam menggendong Seokjin, berharap jika Jimin akan segera datang saat jam makan siang Jungkook harus kecewa saat jam sudah menunjukkan pukul 1 siang namun tidak ada tanda-tanda kedatangan Jimin.

"engghh..uncle? lapar" Jungkook memutar bola matanya,

"kau tanpa rasa bersalah mengatakan lapar tanpa bertanya keadaanku Jin?" Seokjin mengelap air liur yang masih tersisa diujung bibirnya dengan telapak tangan kemudian berkata "uncle kenapa? Lapar juga?"

"bahu uncle sakit! Kau faham sek-"


"Jinnie..good afternoon!" seorang pria dengan setelan jas lengkap berwarna abu-abu masuk kedalam kamar Seokjin. Menggerakkan kedua tangannya yang memegang buket bunga dan coklat pria tersebut menghampiri Seokjin dengan penuh percaya diri.

DOCTOR LOVE ME!Where stories live. Discover now