Part 5

780 92 1
                                    

Sesampainya di rumah, Christy dan Chika masuk ke kamar masing-masing untuk membersihkan diri. Setelah membersihkan diri, Christy berjalan menuju kamar Chika yang berada tepat di depan kamarnya.

Christy mengetuk pintu kamar Kakaknya dengan perlahan, setelah mendengar perintah masuk dari Kakaknya, ia pun masuk. Terlihat Chika yang duduk bersandar di sofa dan sedang memainkan ponsel seperti sedang mengirim pesan pada seseorang.

"Kenapa, Dek?" tanya Chika menaruh ponselnya di atas nakas samping sofa.

"Gak apa-apa, Kak, aku kangen aja sama Kak Chika."

"Dih, tumben banget nih bilang kangen, biasanya gengsi banget buat bilang kangen," seloroh Chika terkekeh pelan, Christy mendengus dengan respon yang diberikan Chika.

"Siapa juga yang gengsi, Kakak tuh yang gengsi. Kakak juga akhir-akhir ini jarang main sama aku, selalu sibuk buat deketin Zee." Christy mengeluarkan unek-uneknya yang selama 2 bulan ini ia pendam, Chika dibuat terdiam mendengar unek-unek adiknya.

"Aku bukan gak suka Kakak deketin Zee, aku juga senang karena akhirnya Zee mau buka diri buat Kakak selain itu aku juga senang karena bisa kenal Zee. Walau jarang ngobrol dan dia masih cuek, tapi aku senang usaha Kakak membuahkan hasil."

Chika melihat mata adiknya berkaca-kaca, ini pertama kalinya Christy mengatakan keluh kesahnya pada Chika dan ia sedih mendengar adiknya. Ia merasa gagal sebagai Kakak, karena terlalu sibuk akan sesuatu hal sehingga hampir melupakan adiknya.

"Maaf ya, Dek, Kakak gak tahu kalau kamu kangen. Kakak pikir kamu enjoy dengan keadaan ini, maaf karena Kakak hampir melupakan Dedek kecilnya Kakak. Kakak sayang Adek, sampai kapanpun akan selalu begitu, Adek jangan khawatir kehilangan kasih sayang Kakak." Chika memeluk adiknya erat, menaruh dagunya di atas kepala adiknya setelah mengecup kepala adiknya penuh permintaan maaf.

"Kakak gak akan lupa sama Dedek lagi, Kakak sayang Dedek Christy." Christy membalas pelukan Chika, keduanya menangis haru. Rasanya sudah lama mereka tidak saling berbagi kasih sayang lewat pelukkan seperti saat ini.

 Rasanya sudah lama mereka tidak saling berbagi kasih sayang lewat pelukkan seperti saat ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Setelah termenung dengan rasa bersalah yang menerpa, Zee akhirnya memutuskan untuk mandi, menjernihkan kepalanya yang terasa penuh. Tak berapa lama akhirnya Zee keluar dari kamar mandi dengan wajah lebih fresh, ia memakai kaos putih pendek.

Zee menatap penampilannya, ia tersenyum melihat dirinya lebih fresh. "Bismillah, semoga Acel mau maafin aku," harap Zee.

Setelah merasa siap, ia berjalan menuju pintu kamarnya, tetapi saat akan membukanya, pintu itu sudah dibuka terlebih dahulu oleh Shani yang membuat Zee sedikit terkejut.

About Us : Liebling (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang