Part 7

724 87 7
                                    

Bel istirahat berbunyi, membuat guru yang sedang mengisi kelas menutup pertemuan hari ini. Setelah itu, seluruh siswa-siswi berhamburan keluar kelas menuju kanti, ada juga yang menuju lapang, atau bahkan ruang musik. Begitupun Zee, kali ini ia ikut bersama Ashel untuk ke kantin.

"Harus kayak kemarin dulu ya, baru lo mau ikut gue ke kantin," sindir Ashel menatap Zee yang berdiri di sampingnya.

Zee menoleh, mengangkat sebelah alisnya. "Apa sih, Cel," balas Zee tak ingin terpancing, sedangkan Ashel terkekeh, lalu menarik Zee untuk keluar kelas.

Di luar kelas sudah ada Adel, Kath, dan Marsha yang menunggu mereka, melihat kehadiran orang itu membuat mimik wajah Zee menjadi dingin dan tatapan yang tajam.

"Kenapa, Zee?" tanya Ashel yang merasakan ketegangan di wajah sahabatnya.

"Kamu tahu," jawab Zee singkat.

"Anggap gak ada aja, Zee, jangan sampai kehadiran dia buat lo terganggu."

Zee mengangguk, menarik Ashel untuk berjalan terlebih dahulu di depan ketiga temannya.

"Etdah, kita nunggu kalian, eh malah kalian duluan," kata Adel sedikit kesal.

"Parah sih kalian, gak menghargai kami. Mana jalannya buru-buru amat," sahut Kath yang tak mendapat balasan apapun dari Zee maupun Ashel.

"Gila, dikacangin dong," keluh Kath pada Adel.

"Dunia serasa milik berdua kali ya."

Lain halnya dengan Adel dan Kath yang mengomel, Marsha hanya terdiam menahan sakit yang tiba-tiba menghampiri. Sebenarnya ia sudah menolak ajakan Adel dan Kath untuk ikut ke kantin, tetapi ini kesempatan dirinya untuk menjalankan misinya.

"Haruskah seperti ini? Kenapa rasanya sesak?" batin Marsha.

"Diem aja, Sha, kenapa?" tanya Kath yang tidak mendengar suara Marsha, walau baru berkenalan tetapi Kath dan Adel tidak merasa canggung. Mereka berusaha membuat Marsha nyaman dan gadis itu merasakannya.

Marsha menoleh pada Kath yang berjalan di samping kanannya sedangkan di samping kirinya ada Adel. "Gak apa-apa, Kath, masih bingung aja. Lagian aku kan baru pindah ke sini," tutur Marsha tersenyum manis.

"Iya sih, lo juga belum kenal sama mereka berdua kan? Nanti kenalan deh di kantin," balas Kath yang diangguki Marsha.

***

Sesampainya di kantin, mereka memilih duduk di meja pojok dan Zee jelas memilih duduk di dekat dinding, Ashel duduk di samping kanannya.

"Kalian mau pesen apa?" tanya Adel.

"Siomay sama Jus Jeruk," jawab Kath.

"Mie ayam dan Jus Jeruk," timpal Ashel.

"Kalian apa, Zee, Sha?"

"Aku bingung, sama kayak kamu aja, Del," jawab Marsha.

"Zee sama kayak gue aja, Del." Ashel yang menjawab,  karena ia tahu Zee sedang tidak baik-baik saja.

"Oke kalau gitu tunggu. Kath, ayo ikut gue," kata Adel menarik tangan Kath.

Setelah mereka pergi, suasana di meja itu menjadi hening dan kecanggungan jelas terlihat dari gesture Marsha.

"Ehmm, Kak Zee, Shel, apa kabar?" tanya Marsha canggung

Keduanya terdiam, Ashel menatap Zee yang enggan menatap Marsha yang duduk di depannya, ia menyandarkan kepalanya pada Ashel seraya memejamkan mata.

"Baik, lo gimana?" balas Ashel basa-basi, ia merasa kasihan bila mendiamkan Marsha.

"Aku baik juga. Aku senang deh bisa balik ke Jakarta dan ketemu kalian lagi, kangen masa-masa kita main bareng," tutur Marsha tersenyum senang karena Ashel mau menjawab pertanyaannya, walau Zee masih diam.

About Us : Liebling (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang