I Wish It Wasn't You | Mark Lee (completed)

20

-

-

Skyla diam saja saat Chris mulai membuka pintu apartemen, satu per satu menekan angka.

Hingga pintu itu terbuka, Chris menoleh.

Tersenyum geli melihat wajah Skyla.

Gadis itu menatapnya seolah ia adalah pelaku kriminal.

Tidak mengatakan apapun, Chris malah memanggil nama seseorang.

"Hannah!"

Tak lama, seorang gadis ber- hoodie hitam muncul, dengan wajah diktekuk.

"Skyla," Chris bermaksud memberitahu siapa gadis yang dibawanya.

Hannah, adik perempuan Chris, menghampiri Skyla.

"Kenapa kau mau jadi teman kakakku?" Hannah menyapa dengan cara yang tidak biasa.

Sukses membuat kedua mata sang kakak memelotot tidak terima.

Skyla hanya menatap Hannah dengan bingung.

Kikuk, gadis itu hanya tersenyum.

"Hannah," Kemudian Hannah mengulurkan tangannya, disambut oleh Skyla.

Hannah menatap Chris, "Apa? Kau mau mengusirku, kan?"

"Kau tidak seharusnya berada di apartemenku di saat aku ingin makan malam dengan gadis cantik-"

"Iya, iya," Hannah kembali masuk, kemudian keluar, membawa tas nya.

Tersenyum kecil menatap Skyla, "Dia tidak akan berbuat jahat padamu,"

Kemudian pergi setelah mengatakannya, Skyla menatap Chris.

"Kau mengusir adikmu?"

"Tidak, memang sudah saatnya dia pulang, dia itu kesini hanya melarikan diri dari cerewetnya ayah,"

Skyla mengangguk mengerti, kemudian mengikuti Chris masuk ke apartemennya yang sangat luas dan mewah itu.

Kalau seperti ini, baru terlihat kalau lelaki itu adalah seorang anak konglomerat.

"Tempatnya di-"

"OPPA!"

Chris terperangah.

Kenapa Hannah tiba-tiba kembali?

Gadis itu berlari menghampirinya, duduk bersimpuh.

"Ijinkan aku menginap, aku tidak akan mengganggu dan janji akan bersikap baik!"

"Kenapa tiba-tiba?"

Hannah menatap kakaknya, meminta rasa iba.

"Dosenku melaporkan ketidakhadiranku minggu lalu pada ayah, aku sedang tidak sanggup mendengarkan semua ocehannya,"