20. Kartika Candra

17 0 0
                                    

"Emang gue terlihat begitu menyedihkan sampai gue harus bergabung dengan kelompok kalian? Sampai kapan pun, gue gak akan pernah mau, karena memang gak ada alasan bagi gue bergabung dengan kalian," cetus Gutama memberikan tanggapan atas ucapan Dedes.

"Apakah karena kamu keturunan Tunggul Ametung? Sejatinya kita ini bersaudara. Tidak ada salahnya jika kita berteman. Tetapi, jika kamu tidak mau, ya, tidak apa-apa. Aku tidak akan memaksa," balas Dedes lagi. Ia lalu menoleh pada Kertanegara. "Kamu mau melakukan apa padanya, Kerta? Kuharap kamu tidak melakukan hal-hal berbahaya seperti itu lagi."

"Kamu tenang saja." Kertanegara mengulas senyum tipis lalu beralih pada Gutama. "Aku akan melepaskanmu, asal kau mengakui kesalahan dan meminta maaf langsung pada kami."

Gutama memberikan tatapan tajam sebelum mendesah panjang. "Sepertinya lo bukan tipe orang yang takut dengan polisi, ya. Yah, akan gue lakukan."

Kertanegara dan Dedes membawa Gutama ke rumah sakit. Tempat di mana teman-temannya mendapatkan perawatan menggunakan alat transportasi taksi.

Melihat Gutama, emosi Wisnuwardhana kembali tersulut. Namun, Kertanegara dengan cepat meredam amarah sang kawan. "Tidak ada adu otot lagi di sini."

"Terus kenapa lo bawa dia ke sini?"

Gutama berdehem. "Gue diminta untuk minta maaf sama kalian semua. Sebenarnya gue sama sekali gak menyesal atas apa yang udah gue lakukan, karena memang, takdir kita seperti ini. Sebagai keturunan Tunggul Ametung, gue harus mewujudkan janji abadi yang telah dibuatnya terhadap keturunan Ken Arok dan Ken Dedes. Sekarang, kalian mungkin menang, tapi gue gak akan tinggal diam gitu aja," tukasnya panjang lebar sebelum pergi tanpa pamit pada Singasari's Squad.

"Apa-apaan dia? Jelas dia gak punya keinginan untuk minta maaf," kata Anusapati kesal. "Terus maksud ucapannya juga apa? Gue malah gak paham."

Kertanegara dan Dedes memberikan penjelasan mengenai Gutama Mehendra pada teman-temannya. Termasuk tentang keinginan Gutama memecah belah Singasari's Squad melalui Wisnuwardhana. CD film pendek mereka bukannya tertukar, tetapi sengaja ditukar oleh Gutama sendiri.

"Gue mau minta maaf sama lo semua atas apa yang udah gue lakukan sebelumnya. Gue terpengaruh sama ucapan Tama dan malah gak percaya sama kalian." Wisnuwardhana berucap penuh sesal setelah mendengar penjelasan Kertanegara dan Dedes.

Arok dan kawan-kawan bergeming di tempat mereka tanpa kata.

"Gue maafin, asal lo traktir kita semua selama seminggu," jawab Anusapati yang sontak membuat Wisnuwardhana mendongakkan kepala.

"Oke, akan gue lakukan. Kalau yang lain gimana? Apa pun akan gue lakukan supaya kalian memaafkan gue," tanyanya lagi sembari melihat pada teman-teman yang tersisa.

"Aku memaafkan kamu, kok, Wisnu. Asal, kamu harus janji jangan pernah melakukan hal itu lagi. Kita harus saling mengerti satu sama lain dan saling bicara jika ada suatu hal yang membuat tidak nyaman," cetus Dedes yang tidak ingin kehilangan teman-teman terbaiknya.

"Gue janji, Des. Gak akan lagi gue percaya sama orang lain dan mulai sekarang, gue akan belajar mengendalikan emosi gue. Sekali lagi gue minta maaf sama lo, karena udah berbuat kasar dan bentak-bentak lo."

"Iya, aku sudah memaafkan kamu, kok."

Wisnuwardhana telah bahwa dirinya terhasut ucapan Gutama dan menuduh Arok yang bukan-bukan. Dengan tulus ia meminta maaf pada teman-temannya dan mereka menerima permintaan maaf Wisnuwardhana. Akan tetapi, Arok masih berdiam diri di tempatnya, tanpa memberikan jawaban apa-apa.

"Lo gimana, Rok? Gak mau maafin gue?" Wisnuwardhana kembali bertanya pada Arok yang belum memberikan tanggapan apa-apa atas permintaan maafnya.

"Aku udah capek ngasi tahu kau kalau aku gak punya maksud mengambil keuntungan pribadi dari film kita, tapi kau malah gak percaya. Aku hanya meminta saran dari pak Heri dan calon sutradara film kita. Itu aja, gak lebih. Bukannya berterima kasih, kau malah melukaiku, bahkan melukai yang lain juga. Kalau kau jadi aku, apakah kau akan memaafkan tindakan bodoh itu?" cetus Arok sedikit emosi. Mengingat perilaku Wisnuwardhana yang kekanak-kanakan membuat emosinya semakin membuncah.

"Apa yang udah gue lakukan sama lo semua memang gak masuk akal. Makanya, gue minta maaf. Katakan aja sama gue apa yang harus gue lakukan, agar lo memaafkan gue, Rok."

"Memangnya kau bisa membelikanku krabby patty, hah?"

Pertanyaan Arok memunculkan kerutan tipis di kening Wisnuwardhana. "Ngada-ngada, lo." Ia lalu memukul lengan Arok yang seketika membuat sang empu meng-aduh kesakitan.

"Aku belum memaafkanmu dan kau udah membuat kesalahan baru, Wisnu?" tanyanya dengan tatapan tajam sembari mengelus lengan yang sakit. 

"Lagian lo mintanya yang aneh-aneh. Udah, to the point aja, lo maafin gue atau gak?" Wisnuwardhana bertanya ketus.

"Minta maaf, tapi marah-marah," sahut Arok yang membangkitkan kembali emosi Wisnuwardhana. Namun, kali ini, ia tidak akan larut dengan emosinya sendiri.

"Kenan Arok yang ramah, baik hati, tidak sombong dan rajin menabung, gue, Ra Wisnuwardhana minta maaf dengan setulus hati atas segala kesalahan yang udah gue perbuat. Maafkan hamba yang bodoh dan lalai ini," katanya.

Respon Singasari's Squad hanyalah berupa gelengan. Namun, berbeda dengan Arok yang terkekeh puas. Sejak awal Wisnuwardhana berucap, ia sudah menahan tawanya agar tidak pecah.

"Sialan lo, Rok. Ngerjain gue?" Wisnuwardhana bertanya ketus.

"Iya, aku udah maafin kau, Wisnu. Tapi, seperti kata Pati tadi, kau harus mentraktir kami selama seminggu."

"Jangankan seminggu, dua Minggu pun akan gue lakukan," balas Wisnuwardhana sembari merentangkan tangan.

Sebelah alis Tohjaya terangkat. "Kau minta peluk, Nu?" tanyanya heran.

"Iyalah. Gue mau peluk sahabat-sahabat terbaik gue," katanya lalu memeluk Tohjaya lalu bergantian memeluk teman-temannya yang lain.

"Alhamdulillah, semua masalah sudah selesai dan sekarang, waktunya kita kembali menuntaskan naskah film kita.  Jadi, konsepnya mau bagaimana? Mengikuti saran pak Heri atau tidak?" Dedes bertanya memastikan.

Singasari's Squad kompak melihat pada Kertanegara. "Sebenarnya aku sudah memberikan keputusan pada pak Heri, sesuai sarannya. Aku setuju karena tahu kalian juga menyetujuinya."

Singasari's Squad mengembuskan napas lega. "Lo bikin kita panik tahu, gak, Kertanegara Artik," cetus Anusapati sembari menyikut sang empu.

"Kata pak Heri, syuting teaser pemberitahuan film akan dimulai dan kita diundang ke lokasi," ucap Arok.

"Hah, yang benar aja lo, Rok? Dalam keadaan babak belur kaya gini?" Wisnuwardhana melayangkan protes.

"Ini, kan, salahmu, Nu!" ketus Arok.

"Benar. Aku harus bilang apa pada mama saat pulang nanti?" Tohjaya ikut menimpali.

Pertemanan Singasari's Squad akan terus terjaga, meskipun dibayangi oleh janji abadi Tunggul Ametung. Mereka akan saling bergandengan tangan. Melangkah bersama demi mencapai kesuksesan. Layaknya seperti kartika dan candra yang bersinar bersama menghiasi langit malam.

Tamat

🎉 Kamu telah selesai membaca Eka Prasetia Amerta 2: Kartika Candra [End]✓ 🎉
Eka Prasetia Amerta 2: Kartika Candra [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang