Teriknya sinar mentari mulai menusuk kulit. Akan tetapi, panasnya tidak sebesar panas api semangat yang membakar Singasari's Squad. Sekumpulan muda-mudi itu antusias dengan kegiatan yang mereka lakukan hari ini. Sejak pagi, mereka telah disibukkan dengan berbagai hal. Mulai dari lokasi, kamera, properti dan sebagainya. Mereka siap melakukan syuting.
"Kerta, lo buat kita kaget beberapa hari lalu," cetus Anusapati menepuk pundak sang kawan.
Kertanegara mengulas senyum tipis. Teringat jelas diingatannya saat ia memberikan tanggapan atas teman-teman yang memintanya melakukan syuting seorang diri. Ruangan itu seketika menjadi hening. Tidak ada yang memberi tanggapan. Bukannya tidak berani, tetapi mereka terlalu terkejut mendengar penuturan sang kawan. Sekali pun, mereka tidak pernah membayangkan bahwa Kertanegara akan berucap demikian.
Respon teman-temannya sukses membuat Kertanegara tertawa puas. "Aku cuma becanda. Kenapa kalian terlihat sangat serius?"
Wisnuwardhana tertawa hambar. "Gak percaya gue kalau lo ini Kerta. Seorang Kerta gak akan bercanda kaya ini," cetusnya.
"Aku juga manusia dan aku juga bisa bercanda, tetapi, kalau kalian tidak percaya, maka tidak apa-apa. Aku bisa melakukan apa yang kukatakan barusan. Tidak ada salahnya juga meninggalkan kalian," kata Kertanegara merasa tertantang atas ucapan Wisnuwardhana.
"Jangan coba-coba lo, Kerta. Ucapan Wisnu gak usah didengar. Lusa, kan, libur, tuh, kita mulai syuting, ya," ucap Anusapati.
Begitulah akhirnya semua orang berada di tempat ini. Singasari's Squad akan melakukan syuting sambungan film pendek mereka. Di mana yang menjadi bintang utamanya ialah Kertanegara. Cowok itu siap berlakon sebagai raja Kertanegara. Seorang raja paling terkenal dan sukses di kerajaan Singasari.
"Stand by di tempat masing-masing. Kita ambil adegan pertama," ucap Anusapati memberikan arahan.
Saat lelaki itu mengucapkan action sebagai tanda mulainya proses syuting, semua anggota kelompok dalam mode serius. Mereka melakukan pekerjaan masing-masing dengan sebaik mungkin. Tujuannya tidak lain ialah menghasilkan film pendek yang bagus dan memikat hati juri.
Sebagai seseorang dengan kepribadian diam dan lebih banyak mengamati, tidak banyak kesalahan yang dilakukan Kertanegara. Meskipun begitu, Anusapati tidak pernah lupa memberikan beberapa saran agar gambar yang dihasilkan sempurna.
"Oke, cut!" Anusapati berucap bak sutradara profesional. "Des, kamu bantu Kerta rapikan bedaknya, ya. Udah mulai luntur kena keringat."
Dedes mengangguk mengerti. "Siap," jawabnya singkat.
Selama Dedes merapikan riasan Kertanegara, Anusapati dan lain dapat memanfaatkan waktu untuk istirahat sejenak. Meskipun begitu, mereka tidak sepenuhnya beristirahat juga dan lebih memilih mengamati gambar yang baru saja diambil. Tidak lupa pula menyiapkan beberapa properti lain yang dibutuhkan.
"Wisnu, mikrofonnya bisa didekatkan lagi dengan Kerta agar suara yang ditangkap lebih jelas dan lantang," cetus Anusapati memberikan perintah pada temannya itu.
Wisnuwardhana menurut tanpa membatah sama sekali. Ia memindahkan mikrofon tersebut agar lebih dekat dengan Kertanegara. Selain Kertanegara yang berperan sebagai raja, ada pula Tohjaya yang bertindak sebagai orang kepercayaan Kertanegara.
Selesai dengan riasannya, Kertanegara kembali berlakon dan Singasari's Squad mulai mendapatkan adegan-adegan yang akan ditambahkan dalam film mereka. Para remaja itu memiliki semangat dan berdedikasi tinggi pada film serta kompetisi film pendek remaja yang akan mereka ikuti. Tekad mereka, hari ini semua adegan sudah diselesaikan seluruhnya. Mereka dapat menggunakan waktu yang tersisa untuk melakukan pengeditan dan menyempurnakan adegan-adegan yang telah diambil. Lalu, disatukan menjadi satu kesatuan film pendek yang utuh.
Target Singasari's Squad berhasil terpenuhi. Di mana adegan-adegan yang dibutuhkan guna melengkapi film mereka berhasil diambil. Kerja keras dan usaha mereka patut diacungi jempol, sebab, untuk ukuran anak-anak remaja, mereka berhasil mengatur waktu dengan baik. Menetapkan target-target dan berhasil mencapainya. Seharian waktu mereka dihabiskan di tempat itu, tetapi tidak mengapa, karena hasilnya memuaskan.
"Sebelum pulang, kita beres-beres terlebih dahulu. Hari ini, semuanya istirahat. Benar-benar istirahat, tanpa memikirkan apa pun yang terjadi hari ini. Masalah pengeditan, cahaya, warna, musik, atau apa pun itu, kita bicarakan lagi nanti. Gue gak mau kalian semua sampai kecapekan dan kita gak jadi mengikuti kompetisi itu. Jangan sampai kerja keras kita berakhir sia-sia," tukas Anusapati.
Ucapan Anusapati tidak ada yang membantah, karena untuk saat ini, mereka memang membutuhkan waktu istirahat yang banyak, tanpa memikirkan apa pun. Meskipun dikenal sedikit emosian, Anusapati sangat diandalkan dalam proyek film pendek Singasari's Squad. Sepak terjangnya di dunia entertainment sangat membantu terselesaikannya film pendek itu.
"Pulang bareng gue aja. Biar gue antar kalian semua satu-satu. Mumpung gue baik," cetus Anusapati tiba-tiba setelah selesai beres-beres.
"Gayaan lo, Pati. Bukan lo juga yang ngantar kita, tapi pak Wira. Lo mah enak tinggal duduk dan ngasi perintah," balas Wisnuwardhana kesal atas ucapan sang kawan.
"Gak usah banyak komentar lo, mau ikut gak?"
Tanpa menjawab, Wisnuwardhana langsung melesat masuk ke mobil yang diikuti Arok, Dedes, Tohjaya dan Anusapati. Mereka tidak lagi memiliki energi untuk menjawab ajakan Anusapati.
"Pak, sekalian antar teman-teman Pati, ya," ucap Anusapati setelah mendudukkan diri di samping kursi kemudi Wira.
"Baik, Den," balas Wira singkat.
***
Anusapati mengembuskan napas berat sebelum mendudukkan diri di depan meja belajar. Sebuah buku catatan diambil olehnya dari dalam tas. Meskipun ia mengatakan bahwa hari ini, Singasari's Squad harus istirahat, tanpa memikirkan apa pun, termasuk film mereka, tetapi sebagai seseorang yang bertanggungjawab atas film tersebut, Anusapati tidak bisa tenang begitu saja.
Dalam buku tersebut, terdapat list yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Anusapati memberikan centang pada pengambilan gambar yang selesai hari ini. Lalu, di bawahnya terdapat beberapa poin yang juga harus diselesaikan oleh Kertanegara sebagai bintang utama film.
"Informasi tentang para prajurit Singasari yang kerap dikirim ke luar daerah dengan tujuan perluasan wilayah udah ada," gumam Anusapati lagi sambil memberikan centang di samping tulisan tersebut.
"Kalau dipikir-pikir lagi, memang pada masa raja Kertanegara, Singasari mengalami kemajuan pesat. Banyak daerah yang ditaklukkan di bawah kekuasaan raja Kertanegara. Termasuk Bali, Kalimantan Barat, Maluku, seluruh Jawa, dan Pulau Gurun yang terletak di Indonesia bagian Timur. Kehebatannya patut diacungi jempol, tapi, yang namanya manusia, punya titik celanya sendiri. Raja Kertanegara pun gak luput dari hal itu. Karena sedikit kelalaiannya, Singasari mengalami keruntuhan. Dikenal sebagai raja yang paling berjaya memang bagus, tapi raja Kertanegara ada embel-embel lain yang ikut menyertainya. Menjadi raja yang memakmurkan, sekaligus menghancurkan kerajaan."
Anusapati bergumam dalam sepi. Mengomentari sedikit tentang raja Kertanegara yang paling terkenal dari kerajaan Singasari itu.
"Pokoknya, hari ini semuanya selesai. Tinggal menyempurnakan adegan si Kerta. Yah, hari ini gue mau bersih-bersih dan tidur nyenyak," ucapnya seraya beranjak.
Bersambung...
KAMU SEDANG MEMBACA
Eka Prasetia Amerta 2: Kartika Candra [End]✓
Novela JuvenilMendapatkan predikat sebagai film pendek terbaik, Singasari's Squad mengirimkan film mereka ke sebuah kompetisi film pendek remaja. Namun, kelalaian Wisnuwardhana membuat mereka gagal melewati tahap seleksi. Tidak ingin berputus asa, Singasari's Sq...