11. bandara

0 0 0
                                    


"Gue ga tau apa yang sebenernya terjadi, jadi jangan tanya apa-apa dan jangan salahin gue tentang apapun itu."




Avily kicep. Wtf?! Ternyata ia mengantar Sylfia ke luar negeri. Ia dan Arwin. Mereka terpaksa bersalaman dan berpelukan. Di belakang sana ada orang tua Sylfia yang menunggu acara pamit-pamitan mereka.

"Yaudah, kamu pergi gih. Ayah bunda kamu udah nunggu." Ucap Arwin manis dan mengecup kening Sylfia sekejap. Sylfia terlihat memerah dan mulai berjalan jauh dari mereka.

"Dah kak Arwin, dah kak Rora!"

Hei! Sejak kapan Sylfia memanggil Avily Rora? Memang dia siapa berani menyebutnya Rora? Bahkan Avily saja tak kenal siapa Sylfia. Avily hanya berdecak dalam hati dan menyumpah serapahi perempuan itu.

"Lo nunggu apa?" Avily menoleh cepat pada Arwin.

"L-lo?" Beo Avily kaget. Tapi, Arwin salah tangkap karena mengira Avily malah bertanya balik padanya.

"Ck. Udah pulang. Lo mau gue berangkatin ke eropa?"

Avily tersenyum tertahan. Perasaan terhadap Arwin yang menyakitinya hilang begitu saja. " Ke korea aja. Gue mau ketemu tujuh bujang bi ti es."

Arwin mencebik. Ia tak lagi bercakap sampai mereka memasuki mobil pesanan dari ayah Sylfia. Yang akan mengantarkan mereka hingga ke rumah masing-masing. Di dalam mobil, Avily membuka kembali suara.

"Kenapa panggilan lo ke gue jadi lo? Bukannya kamu?"

"Kita udah putus. Inget. Tadi cuma buat ayah sama bunda Sylfia yakin bahwa kita temen dia. Tanpa tahu status kita mantan."

"Oh." Avily kembali menyusun pertanyaan yang mungkin tak akan membingungkan Arwin. "Gue lupa, kita putus tanggal berapa?"

Arwin yang sudah malas bicara yang menunjukkan handphone nya. Berisi isi chat ia dengan Avily. "Jumat, tujuh belas Februari.."

Avily terdiam. Saat itu masih tanggal 7, dan ia putus tanggal 17. Avily buru-butu membuka handphone nya. "Hari ini tanggal sembilan belas?"

Kepala Avily migrain. Ia menyentuh pelipis dan membuang nafas kasar."Gue udah lewatin berapa hari? Kok gue ga inget apa-apa?" Tanyanya lirih.

.

Avily bersikap biasa saja. Seolah tidak terjadi apa-apa. Bahkan di depan rumahnya, ia dadah- dadah pada mobil yang ia tumpangi. Berharap Arwin membalas, tapi yasudah. Avily meregangkan otot tubuhnya yang terasa lelah. Dari bandara ke rumah memakan waktu setengah jam yang membuat Avily sesekali tertidur lalu bangun lagi. Terus berulang hingga sampai.

Sekitar masih gelap gulita karena masih pukul 5:30. Ia pun masih mengantuk, mana besok sekolah lagi. Ia memutuskan untuk masuk ke dalam rumah. Avily membuka room chatnya dengan orang-orang sambil mendorong pintu masuk rumah.

Detik berikutnya, telinga Avily mendengar suara bising nan ricuh. Ia mendongak, seketika terlonjak karena kini.. ia sedang berada di ambang pintu kelasnya. Kaki Avily lemas tak berdaya. Pandangannya menyapu pada seluruh ruang kelas. Di belakang sana ada Arwin yang sedang menyembunyikan kepala di lipatan tangan. Sepertinya cowok itu tidur.

Aviky menunduk. Setelan abu putih sudah rapi dengan tas dan sepatu bersih. Ia memasuki kelasnya pelan, dan kembali keluar untuk memastikan apakah betul ini bukan mimpi. Sekali lagi, tidak. Ini sungguhan. Avily duduk di kursinya dan menatap orang di sekitar.

"Hei." Liza datang mengejutkan Avily. Di susul Farisa, Amel, Bianca, dan Chana. Kelima gadis itu seketika mengerubungi Bangku Avily.

"Bagi jawaban Matematika dong." Pinta Liza. Avily berfikir sebentar lalu menepuk keningnya.

"Astaga, gue juga lupa ngerjain."

Farisa tertawa sinis. "Ga percaya. Sini mana buku lo. Gue mau liat. Jangan- jangan lo boong karena lo yang paling pinter Disni."

Avily menggeleng cepat. "Suer dah. Gue lupa, kaga percayaan banget sih kalian." Pasrah Avily dan memberikan buku tugas matematikanya.

Chana membuka buku catatan Avily, seketika menaplok kepala gadis itu dengan buku di tangannya. "Boong lo ya! Ini apa?!"

Avily merebut bukunya kembali dan melihat.. benar. Ternyata pr nya sudah selesai. Padahal 5 soal beranak. Yang Avily saja tidak yakin ia yang mengerjakannya.

'anjir siapa yang ngerjain ini?!" Hatinya berontak nolak kenyataan.


TBC!!!

R' Avily 'ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang