5

51 6 0
                                    

Saat ini Renjun dan Yangyang tengah bersantai di sebuah taman, bahasa kerennya adalah berkemah. Mereka memutuskan berkemah dengan alasan pikiran Renjun yang sedang di landa frustasi

Masalah kampus, keluarga, kakaknya serta wafatnya sang ibunda membuatnya ingin sedikit menghilangkan stres. Ditambah pria asing yang menambah beban pikiran membuatnya tak sanggup lagi menghadapi kehidupan yang menyulitkan ini

Yangyang duduk tepat di samping Renjun, matanya menatap lurus ke arah pepohonan yang tentu diikuti Renjun di sampingnya

Yangyang menoleh

"Enakan?"tanyanya

Renjun menutup matanya

"Biarin gue nikmatin pemandangan ini, jangan buat gue ngerasain perasaan pait yang lagi gue pendem"balas Renjun

Yangyang paham dengan karakter temanya ini. Lelaki yang sangat dewasa dan sangat realistis, kadang jujur tentang pikirannya dan tegas, bisa dibilang anak yang pemarah namun demi kebaikan

Sehingga terkadang saat Yangyang kesal karena sering diomeli walaupun dia sadar bahwa itu demi kebaikannya juga, sejak itulah ia menerima Renjun sebagai sahabatnya

"Gue juga ga mau tau perasaan lo, yang gue mau tau keadaan lo"balasnya lalu kembali menatap ke depan

Kali ini Renjun tersenyum kemudian diikuti Yangyang, mereka berdua tertawa riang bersama di temani dengan matahari yang sudah hampir tenggelam

"Lo tumben cringe gini?"

"Suasananya ngebuat gue emosional"
balas Yangyang asal

Mendengar hal itu Renjun menoleh menatap sahabatnya

"Kak Kun kenapa?"

"Tau aja lo"

Renjun tersenyum tipis sambil menaikkan kedua alisnya, dia memang sudah tau permasalahan hidup kawannya ini jika bukan karena uang jajan paling juga masalah dengan pacarnya Kun

"Biasa dia sibuk terus sama kerjaannya, ini mau tahun baru tapi dia malah tambah sibuk lembur"

"Kenapa lo ga berusaha ngertiin dia?"

Wajah Yangyang yang semula santai kini berubah serius dan sedikit sendu

"Gue juga mau dijadiin prioritas"

Lelaki dengan julukan preman kampus itu menatap seperti tak setuju dengan penuturan sahabatnya

"Elo kan prioritas dia"

Yangyang menghela nafasnya

"Lo ga akan ngerti apa yang gue rasain karna lo belum pernah nyoba"

"Makanya jelasin"balas Renjun cepat

Yangyang sedikit terkejut dengan jawaban itu, sepertinya pria disampingnya ini menganggap serius ucapannya

"Dia selalu mentingin pesawatnya daripada gue, dikit dikit harus ke bandara, dikit dikit lembur. Gue juga mau kali di perhatiin"

Renjun duduk dengan tegap, dia berdiri lalu mulai merenggangkan seluruh tubuhnya. Setelah selesai, kedua tangannya kembali di bawa masuk ke dalam padding jaket

"Hidup emang pilihan. Tapi kalo bisa jalanin dua duanya, kenapa harus pilih satu?"

Setelah berucap demikian, Renjun pergi darisana untuk menyiapkan makan malam mereka dan membuat api unggun

Yangyang masih diam ditempatnya,
dia tau maksud sahabatnya. Yang pada intinya dia disuruh untuk lebih mengerti dan mengalah pada Kun, bagaimana pun memang Kun selalu mengusahakan untuk bertemu dengannya walaupun hanya selama 15 menit. Mungkin sebenarnya ini juga berat untuk Kun sendiri

WooJun/JungRenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang