Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
〰️〰️〰️
Apa pendapat Rose tentang Taehyung?
Kesan pertama sudah pasti; tampan.
Rose merasa heran kenapa Yerin memutuskan untuk menduakan pasangannya yang super tampan itu. Bukan berarti Jimin tidak tampan, hanya saja Taehyung itu terlalu luar biasa. Selain tampan, Taehyung juga pekerja keras dan punya sifat yang oke sekali.
Lalu, kenapa Yerin menduakannya?
Ah, pertanyaan yang sama harus sekali di ajukan kepada Jimin.
Menurut Rose, dia ini perempuan yang sempurna. Mungkin saja. Rose tidak memberatkan Jimin dalam hal apapun, Rose pekerja sehingga ia bisa menafkahi keluarganya. Rose mandiri, dia bisa apa-apa sendiri dan jelas Jimin tidak perlu repot-repot membuang tenaga serta waktu untuk membantunya.
Waktu... ya?
Rose akui dia agak cukup sibuk, sehingga dia jadi cukup sulit meluangkan waktunya kepada Jimin. Tapi, bukankah seharusnya Jimin cukup mengerti. Mereka sama-sama bekerja, jadi kenapa malah mempeributkan waktu, ya?
Rose agak heran.
Hingga sekarang, Rose masih tidak mengerti tentang perselingkuhan ini. Kenapa semua harus terjadi? Padahal mereka bisa menjadi keluarga yang sempurna.
***
Yerin mematikan keran wastafel, perempuan itu menatap tespek didepannya dan menghela nafas pendek.
"Positif." Gumannya.
Yerin berjalan keluar dari kamar mandi, perempuan itu kemudian mengambil ponselnya dan memotret tespek tersebut. Yerin kemudian mengirimkannya kepada satu laki-laki yang dia yakini adalah Ayah dari janin tersebut, Jimin.
Tak lama panggilan masuk dari Jimin.
"Hallo." Sapa Yerin.
'Kamu hamil? Bagaimana bisa? Kitakan pakai pengaman! Kok bisa kebla-blasan?'
Yerin memainkan tespek tersebut, "Entahlah, mungkin memang sudah takdir kamu punya anak bersamaku, Jim. Kalau kamu berpikir akan menghilangkan nyawa anak ini, maka kamu adalah pria yang brengsek."
'Yerin, bagaimana dengan pernikahanku?'
Yerin terkekeh sumbang, "Bukannya seharusnya kamu memikirkan itu dari sejak awal kita memutuskan untuk bersama? Kamu harusnya bersyukur, setahun pernikahanmu dengan perempuan itu dia tak kunjung ingin memberikan anak padahal kamu menginginkannya. Aku memberi apa yang kamu inginkan, Jim."
'Yerin...'
"Pikirkan baik-baik, ini anakmu." Yerin menyimpan tespek itu di dalam saku celananya, "Aku telah mengajukan perpisahan kepada suamiku. Sekarang giliran kamu. Kita bisa membangun keluarga yang bahagia, persis seperti apa yang kita impikan selama ini."
