Kadang ada beberapa orang tidak menyukai pahlawan yang berteriak keadilan. Mereka...munafik.
××××
Kegelapan mulai menyelimutinya. Menyerap semua energi membuat si empu lemas dan tidak bisa bergerak barang sedikit pun. Hanya mengucap dalam hati semoga setelah ini dia mati saja, bersama rasa sakit yang menjalar disetiap inci tubuh dan hatinya. Seperti digenggam, tubuhnya benar-benar sakit. Ingin berteriak pun percuma. Namun, perlahan air matanya mulai turun. Dia melihat bayangan di depannya. Bayangan dirinya bersama kedua saudaranya. Lalu bayangan teman-temannya.
"Ada apa, Mugiwara. Sebentar lagi kau akan mati. Lalu buah iblis mu akan jatuh ke tangan ku."
Monkey D Luffy. Remaja 17 tahun yang kini sedang bertarung melawan musuh yang membuat sang kakak, Ace, tertangkap lalu di eksekusi oleh angkatan laut. Beruntung waktu itu dia selamat. Berkat Jinbei dan juga Trafalgar Law. Mata Luffy terbuka lebar setelah mendengar perkataan Teach. Entah kekuatan dari mana, Luffy bisa mematahkan kegelapan dari buah iblis Teach.
"BERISIK. KAMU TIDAK AKAN BISA BERBUAT SESUKA HATI MU, SIALAN." Luffy berteriak. Tiba-tiba saja semua energinya kembali pulih. Tatapannya nyalang menatap ke arah Teac,. "Kau ingin membunuh ku? Jangan berpikir akan segampang itu."
"Sialan kau, Mugiwara. Kau akan mati menyusul saudara mu."
×××××
Di sisi lain, Ace, di mana mungkin semua orang menganggapnya mati, kini dalam perawatan pasukan revolusioner. Sabo bersama rekannya menyelamatkannya waktu itu. Untung saja serangan akainu tidak membuat organnya hancur. Hanya saja butuh pemulihan yang cukup lama. Luffy yang mengatahui fakta bahwa Teach adalah pengkhianat yang berhasil menyerahkan Ace ke angkatan laut mengamuk, menantang Kurohige untuk melawannya. Sementara teman-temannya yang lain menghilang entah kemana akibat kekuatan Bartolomeow Kuma ketika di Sabaody. Luffy cukup terpukul kala itu. Melihat teman-temannya hilang entah kemana seakan semua itu adalah salahnya yang lemah."Bagaimana keadaanya?" Dragon menatap wajah pucat dari anak raja bajak laut, Gol D Roger, yang sedang terbaring lemah dan belum sadarkan diri hingga saat ini.
"Sudah ada kemajuan. Beberapa saat lalu aku melihat pergerakan jari tangannya," jelas Sabo.
Dragon mengangguk."Kuharap Luffy baik-baik saja. Aku bahkan belum sempat menemuinya," monolog Dragon pada diri sendiri. Matanya menatap penuh pada tubuh tak berdaya Ace. Kenyataan yang dia ketahui baru-baru ini tentu membuatnya terkejut. Hubungan anaknya dengan anak raja bajak laut dan salah satu bawahannya, Sabo, tak serta merta tidak membuatnya berpikir bahwa pemerintah membuat dunia tidak adil.
Tapi takdir memang berpihak ke arah yang baik. Setelah angin badai yang diciptakan oleh kekuatan Dragon yang kehadirannya tidak diketahui oleh siapapun, menerjang dan membuat akainu mundur, yang hampir saja menembus tubuh Ace dengan magmanya. Tubuh Ace terjatuh dan muncul tangan di sampingnya dan membawa Ace masuk ke dalam tanah. Dan Ace di nyatakan menghilang dan sudah mati.
Badai yang diciptakan Dragon tak ayal membuat tubuh kecil Luffy terbang, tapi Jinbei menangkapnya. Meihat itu, Akainu berbalik ingin menyerang mereka berdua. Tapi entah keajaiban dari mana, ada lingkaran biru yang membentuk ruangan melingkup Luffy dan Jinbei.
"Room. Shambles." Hingga kebingungan merenggut otak mereka berdua. Mereka sudah berpindah tempat. Lalu dimana mereka saat itu? Luffy dan Jinbei sudah berada di atas kapal bajak laut heart.
"Mugiwara ya." Panggilan dari Trafalgar Law menyadarkan kebingungan Luffy dan Jinbei. Jinbei menatap ke arah empu suara, "kau...kemampuan mu benar-benar unik," ucapnya. Sedangkan Law hanya menatapnya datar.