Chapter 8

253 23 1
                                    


Memasak adalah hadiah dari para dewa. Rempah-rempah adalah hadiah dari iblis. Sepertinya itu terlalu pedas untukmu.

×××××


Sanji mondar mandir di dalam kamarnya. Sejak kemarin pikirannya tidak tenang. Pasalnya tidak ada kabar apapun dari sang kapten, Luffy. Sanji berpikir ungkin mereka tidak akan membantunnya. Sanji mulai pasrah dan akan melawan seorang diri andai Luffy benar-benar tidak membantunya, walaupun dia tidak yakin bisa lolos semudah itu. Andai ada cara lain untuk menyelamatkan keluarganya, Sanji tidak akan terjebak dengan situasi seperti ini. Sanji benar-benar khawatir orang-orang jahat itu akan mengusik keluarganya di Baratie, di East Blue sana. Bagaimanapun juga, Zeff sudah seperti orang tuanya sendiri. Seorang bajak laut yang rela kehilangan kaki untuk menyelamatkannya dari maut. Sanji tidak mungkin membiarkan mereka mengusik orang tersebut.

Pedro dan Brook memutuskan untuk kembali ke teman-temannya setelah mendengar bahwa semua anak-anak BigMom akan hadir di pesta besok siang. Itu cukup menguntungkan karena otomatis ruangan tempat BigMom menyimpan poneglyph yang mereka cari hanya dijaga oleh prajurit yang tidak cukup kuat, atau mungkin dijaga oleh para homies. Lalu mereka berdua memutuskan kembali untuk beristirahat dan mengatur rencana untuk besok. Tentu saja rencana mendapatkan salinan poneglyph tersebut tidak diketahui oleh Bege ataupun oleh anak buahnya. Karena sekarang mereka berada di satu ruangan yang diberikan Bege untuk mereka gunakan istirahat malam ini.

"Apakah aku boleh ikut bersama kalian?" Robin angkat tangan dan berkata pelan yang hanya bisa didengar oleh teman-temannya.

Nami menoleh ke arah Robin, menatapnya tidak yakin. Zoro menghentikan aktivitas minum sakenya. Oh, tidak. Kini semua orang melihat ke arah Robin.

Melihat itu Robin tersenyum. Dia tahu teman-temannya khawatir karena semua orang mencarinya. "Mereka berdua akan melindungi ku," ucapnya membuat Brook tertawa.

"Yohohohoho, pasti Robin san ingin melihatnya langsung."

Robin mengangguk dengan senyum yang semakin lebar. "Lagi pula aku juga lebih kuat dari dua tahun lalu. Para homies itu hanyalah ulat-ulat kecil, tinggal potong saja kepalanya."

"Perumpamaan mu selalu saja menyeramkan, Robin," Usop selalu protes ketika mendengar candaan Robin.

Lalu Franky mengeluarkan pose khasnya. Mengangkat kedua tangan lalu menempelkan kedua lengannya dengan posisi terbalik. "Superrrrr menjijikkan."

Kelakuan mereka tak elak membuat Luffy tertawa, dan Zoro tersenyum. Mereka hanya takut Robin kenapa-kenapa. Mengingat banyak orang yang ingin menangkapnya. Mungkin mereka masih trauma dengan kejadian dua tahun lalu. Jika bersama-sama itu lebih baik, bukan? Setidaknya Luffy bisa langsung melindungi teman-temannya. Karena saat ini mereka berada di kediaman Yonkou, berbeda dengan saat mereka melawan Doflamingo.

"Kalau kamu ingin bantuan panggil saja aku," Chopper mengajukan diri membuat Robin tertawa gemas.

"Hai, Dokter san."

"Jadi bagaimana dengan rancana kita? Caesar akan menembakkan racun ke arah BigMom, sedangkan kita akan mengacau dengan merusak pestanya. Tapi..."

"Tapi....???" semua orang bersuara menunggu apa yang akan Nami katakan selanjutnya.

"...aku juga ingin tahu dimana BigMom menyimpan harta karunnya."

Semua orang terjatuh ke lantai kecuali Robin yang tertawa.

"KAMU SELALU SAJA BEGITU" Zoro, Luffy, Usop dan Franky protes dengan mimik wajah lucu. Ujung-ujungnya pasti tentang harta karun. Nami adalah definisi bajak laut yang sebenarnya. Sedangkan si tersangka hanya melihat mereka dengan wajah tidak bersalah dengan pose bertolak pinggang.

Journey (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang