Chapter 11

267 28 6
                                    

Itulah yang harus dilakukan seorang kapten, kau tidak boleh bimbang, kalau kau terlalu lunak kepada siapa lagi kami harus percaya.

×××××



Sunny Go terbang sejauh 1km semakin menjauh dari Totto Land. Bajak Laut Bigmom tidak sempat mengejar karena terdesak dengan keadaan pemimpin mereka yang belum sadar dari penyakit laparnya, sampai Pudding dan semua koki membuat kue baru sebagai pengganti kue pernikahan yang sudah rusak. Disisi lain, Pudding sangat sedih karena harus berpisah dengan Sanji. Tapi mau bagaimana lagi, mereka berdua tidak bisa bersatu.

Suasana kapal menjadi hening. Luffy sedang dirawat oleh Chopper. Sedangkan kru yang lain sibuk dengan membersihkan kapal karena beberapa waktu lalu sempat menjadi arena pertarungan antara Bajak Laut Matahari dan Bajak Laut Bigmom. Untung saja para manjusia ikan itu melindungi Sunny Go. Tidak ada kerusakan fatal. Hanya cermin yang pecah berserakan di lantai dan beberapa barang rusak. Mereka bekerja dalam diam. Hanya melakukan apa yang menurut mereka bisa lakukan. Sanji menjadi canggung sendiri dengan keadaan ini.

Keadaan sudah tenang. Matahari perlahan menyelam ke ufuk barat. Semburat merah terlihat indah di sana. Cahayanya memantul oleh beningnya lautan. Sunny Go sudah berada jauh di luar pulau kekuasaan BigMom. Luffy sedang istirahat karena luka bekas pertarungannya dengan Katakuri cukup parah. Zoro tidur di dekat Luffy. Usop memantau dari sarang gagak dengan menggunakan teropong. Franky, Brook, dan yang lain duduk di dek kapal memperhatikan Luffy yang masih tidur nyenyak.

"Kalian lapar? Ingin ku buatkan makanan?"

Sanji memecah keheningan. Mencoba berbicara untuk mengambil alih perhatian mereka. Setelah Sanji berpikir kembali dengan perkataaan Zoro waktu itu, Ia cukup yakin teman-temannya yang lain juga memiliki pemikiran yang sama seperti Zoro. Ia juga ingin meminta maaf karena merepotkan mereka semua.

"Sanji kun."

Sanji menolehkan kepala ke arah Nami. Nami pasti marah padanya.

"Kamu menganggap kami siapa?"

Sanji sudah menduganya. Benar, Sanji tidak cukup egois untuk meminta bantuan mereka semua. Bukan karena tidak percaya dengan kekuatan teman-temannya. Hanya saja Sanji khawatir karena yang mereka hadapi adalah Yonkou dan ayahnya yang cukup kuat.

"Aku tahu aku salah karena tidak meminta bantuan kalian. Aku hanya khawatir kalian akan terluka parah. Aku juga tidak berharap banyak Luffy akan membantu ku. Maafkan aku." Sanji membungkuk ke arah mereka semua. Sedangkn Pedro hanya memperhatikan saja.

"Pedro, aku sangat berterima kasih karena sudah membantu teman-teman ku."

"Aku senang bisa membantu kalian, karena kalian juga sudah menyelamatkan suku Mink."

"Yohohoho. Sanji san, jangan ragu untuk meminta tolong. Kita adalah team meskipun dengan impian berbeda, tapi kita berada dalam satu rumah. kita adalah orang-orang yang meraih mimpi bersama calon raja bajak laut masa depan."

"Kapten kita memang kuat, tapi kamu tentu tahu bagaimana dia, bukan? Superrrr ceroboh."

"Lagi pula kita mendapatkan satu petunjuk untuk menuju pulau terakhir. Ini juga berkat Pedro kun." Robin masuk ke pembicaraan dengan teman-temannya.

Brook membuka tengkorak kepalanya lalu mengambil beberapa lembar kertas yang dia simpan di sana. Usop yang baru turun dari menara pemantau berteriak melihat itu. Padahal dia pernah melihatnya waktu di Thriller Bark. Tapi tetap saja, itu dua tahun lalu dan mungkin Usop sudah lupa. Nami juga Chopper melakukan hal yang sama, membuat Zoro sampai terbangun dari tidur nyenyaknya.

Journey (hiatus)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang