cerita ini mengisahkan cewek gendut bernama mita utami yang mempunyai restaurant Indonesia di Inggris.
mita itu belum punya pacar dari jaman nya dia sekolah sampai di umur 28 tahun ini, karena mita dulu seorang introvert di sekolahnya dan rasa perc...
Alex berjalan menuju basement, dia sudah lelah untuk hari ini, dia ingin pulang dan segera beristirahat. Nick melihat Alex meninggalkan kantor dan memastikan tidak ada siapapun di dalam kantor. Nick menekan pasword ruangan rancangan Alex, dia mengedarkan pandangan hasil karya Alex.. "Sayangnya aku patahkan sayap mu sehingga kau tidak bisa terbang, hanya aku yang bisa membawa mu ke puncak dunia Alex" Nick mengambil gambar rancangan Alex dengan handphone nya, setelah itu dia menelepon seseorang. "Bagaimana, jadi kau mengirim ke aku hehhehe kasian Alex memelihara anjing yang menggigit tuan nya sendiri" "Persetan dengan omongan mu carl, aku akan mengirim foto ini semua dan kau harus tutup mulut busuk mu, jangan kau bilang ke siapapun tentang ini, bilang pada bos mu suruh dia dengan cepat membuat pakaian ini, sebelum Alex mengirim nya ke Paris ". " Haha tenang saja nick, nanti aku akan transfer untuk mu, Terima kasih sayang hahaha" "Poor Alex ".
Mita mengelap tangan dan kaki ayahnya setiap pagi... Suara pintu terbuka, dia melihat prana membawa sarapan bubur ayam hemm wanginya sudah menggoda mita.. " Sarapan" Ucap datar prana. Ini lah setiap hari yang di lakukan prana untuknya, selalu menyempatkan untuk membawa makan pagi, siang, dan malam. Mita pun duduk berhadapan dengan prana. Tanpa mengatakan apapun, mita segera melahap bubur ayam itu Setelah dia merasakan nya betapa kaget nya "innn iiii... Niii .. " "Kenapa" "Ini bubur mang asep yang gak jauh dari sekolah kan, ini kesukaan aku loh, dulu sebelum masuk sekolah aku sarapan bubur ini, hemm mungkin mang asep sudah tua ya " "Sudah meninggal" "Hah meninggal? Bagaimana sakit apa " "Tidak tahu, cepat habiskan" Prana dulu selalu melihat mita makan di tempat bubur ayam ini, dia selalu tahu apa yang mita suka dan apa yang tidak mita suka. Melihat cara makan mita yang lahap dengan pipi chubby nya membuat Alex ingin sekali menggigit nya. Bumbu bubur itu belepotan di pinggir bibir mita, Alex segera mendekatkan diri kearah mita... Sontak mita kaget, akan perlakuan prana.. Prana membersihkan bibir mita dengan tissue sangat lembut.. Batin mita. "Kenapa kau memejamkan matamu , apa kau mau aku cium" "Prana, kenapa kau baik sekali, aku ingat kita tidak dekat atau bahkan kenal" Prana berpikir mita benar benar tidak ingat masa kecilnya dulu? "Kau bahkan bilang tidak suka cewek gendutt, kenapa sekarang kau memperlakukan ku dengan cara seperti ini". " Kau akan jatuh cinta padaku jika aku memperlakukan seperti ini?" Tanya prana. "Bukan, bukan begitu.. Hanya saja aku kurang nyaman, aku gak tahu harus berlaku apa dengan mu" "Kalau begitu hatimu itu harus dijaga supaya kau tidak suka dengan ku, dan ya memang aku tidak suka cewek gendut". " Apa? Prana kau.. Kalau begitu lepaskan ayahku, dan aku berjanji akan membayar nya" "Sudah aku bilang perjanjian tidak akan berubah " "Tapi pernikahan itu cukup satu kali, dan buka permainan" "Jika satu kali ya satu kali, tidak ada kedua dan ketiga " Ucap prana "Pernikahan itu atas dasar suka sama suka, cinta prana, apakah orang seperti mu tahu arti cinta?, apa kau pernah mencintai seseorang. Pernikahan itu bukan suatu yang dipaksakan. Maka lepaskan ayahku aku berjanji padamu akan melunasi semuanya, ku mohon lepaskan aku" Air mata mita berjatuhan, se menyedihkan itu kah perempuan ini bersamaku, hati prana sedikit sakit melihat nya.
Prana belum menyentuh sarapan nya sedikitpun, dari tadi matanya hanya melihat pergerakan mita. Dan sekarang mita mengiba untuk melepaskan nya. "Apa kau jatuh cinta pada orang lain" Mita terdiam dia tidak bisa menjawab Dia pun bingung hati nya sudah untuk lelaki cantik itu apa tidak.. "Apakah menurut mu aku tidak bisa dicintai" Mita membuang wajahnya tidak bisa melihat prana, dia tidak mau menjawab. "Baiklah terserah padamu" Prana meninggal kan mita. Dia sudah tidak tahan berlama-lama dihadapan gadis ini. Dia tidak mau menyakiti nya.
Setelah pertemuan pada pagi hari itu, mita tidak pernah melihat prana lagi dan orang-orang nya yang berjaga di depan ruangnya. Jika ayahnya belum bangun juga, mita akan berencana memindahkan ruangan nya dan menyewa suster pribadi ayahnya, sampai dia bisa membawa ayahnya ke London. Mita melihat senja di langit jakarta, entah kenapa dia merasakan sedih tidak ada prana untuk menemui nya. "Apa tidak bisa damai dan menjadi teman, dari dulu memang susah di gapai". " Mitttt... " Hah itu suara ayahnya, mita melihat ayahnya membuka matanya. "Ayyaahhhh ini mita, ayah gimana apa ada yang sakit" "Maafin ayah mit, ayah sudah menyakiti perasaan kamu nak" "Ayah sudah.. Sekarang aku akan panggil kan dokter ya. " Betapa bahagia nya mita ayahnya sudah sadar.. "Aku sebenernya berat ninggalin ayah belum sembuh betul" "Tidak apa apa mita, kau jangan meninggalkan pekerjaan demi ayah, ayah hanya menunggu beberapa hari ini ayah bisa sehat seperti semula, yakin dong ayah kan kuat" "Tapi disini siapa yang mengurusi ayah, tapi ayah nanti mau kan jika dah sembuh total ikut mita ke London" "Pasti ayah akan ikut mita, sekarang ayah tidak punya siapa siapa disini". " Ayah.. Punya mita " "Mit maafkan ayah" Mita pun memeluk ayahnya. "Jangan membahas hal yang buruk ayah, nanti lama sembuhnya".
Pagi di kota london sedikit mendung dan gerimis kecil, banyak yang sudah melakukan aktivasi di pagi hari . Mita dengan malas berjalan ke kamar mandi, iya mita sudah pulang dari Indonesia 2 hari yang lalu,kepulangan nya hanya rina yang tahu, Alex? Sejak dia mau berangkat ke London Alex tidak pernah menelpon nya lagi,mungkin dia benar-benar sibuk untuk debut nya di Paris pikir mita. Keadaan ayahnya berangsur dengan baik , agak berat untuk meninggalkan ayahnya seorang diri di Indonesia, yang dia tahu semua keluarga ayahnya menjauhinya ketika tahu ayahnya jatuh miskin. Tidak ada yang mau membantu atau sekedar menengok ayahnya ketika sakit. Ayahnya bilang " Itu sudah hukum alam" , tapi bagi mita tidak, tidak semua seperti itu, hanya keluarga ayahnya lah yang aneh.
Acara soft launcing tasty trail di soho berjalan dengan lancar, banyak karangan bunga ucapan selamat cantik memenuhi area depan, mita sangat puas hasil kerja rina, dia sangat bisa diandalkan.. Jangan lupa rina harus dinaikan gajinya. Banyak pengunjung baru berdatangan, beberapa langganan penikmat masakan restaurant mita datang ikut meramaikan acara ini. Teman-teman karyawan, dan tunangan rina joseph pun membawa beberapa teman kerjanya. "Ya ampun itu box flower itu indah sekali tapi kok begini" Seru rina "Gila ini banyak banget, mita lw disawer " Mita pun bingung siapa yang mengirim nya seperti itu, tidak seperti yang lain. "Nona sebentar tunggu dulu, ini untuk siapa " "Ini untuk lady mita utami" "Dari siapa nona, kenapa ini kok uang" "Ini nona ada kartu ucapan nya di bucket yang ini silahkan, dan izinkan kami selesaikan pekerjaan kami "
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mita pun mengambil bucket uang dollar" Ini orang sinting kali ya" Mita pun melihat siapa yang mengirim nya... "Selamat atas pembukaan cabang baru mu, dan jika kau hitung bucket bunga ini sama harga nya dengan restaurant baru mu itu, dan aku tidak membutuhkan uang mu" Mita mengedarkan penglihatan nya "Mahaprana" Bisik nya "Rinaaaaaa rinaaa cepet tolongin gw, ambil semua bucket nya, minta tolong staff buat masukin ke ruangan gw, jangan ada yang hilang" Ucap mita dengan keras. Semua pengunjung terperangah begitu banyak bucket uang dollar itu. Sedangkan yang sukses buat mita kelabakan tersenyum melihat mita yang repot memindahkan semua bucket itu... "Apa kau sudah dapatkan info nya" "Sudah tuan " Ucap lelaki berbadan besar dan tinggi berkulit hitam di hadapan prana. "Menarik, jika mita tahu lelaki yang disukai itu menjijikan hahaha" Prana menutup mulut nya..dan membelakangi bodyguard nya itu punggung nya bergerak...iya Prana menertawakan mita, yang sangat antusias untuk pulang dan menemani debut fashion nya seorang alex .
