Suara desahan mengisi keheningan sebuah ruang VVIP yang remang-remang. Sepasang manusia tengah menikmati kehangatan untuk yang pertama kalinya.
"Sebutkan namamu, pria tampan! Agar aku bisa menyebutkan namamu saat aku telah mencapai kenikmatan." Ucap Gadis itu dengan percaya diri sambil mengelus dada bidang seorang pria yang sedang menindihnya.
"Aku hanya akan menyebutkannya satu kali, jadi kau harus mengingatnya karena aku tidak akan mengulangi lagi." Kata Pria itu dengan menyunggingkan senyum sinis.
"Kau sombong sekali, aku bukan type orang pikun. Sebutkan saja!" Kata Anya.
"Arya Anggara." Ucap Pria itu dengan nada datar.
"Arya Anggara. Nama yang bagus dan terdengar tidak asing." Komentar Anya membuat pria itu tersenyum.
"Benarkah?" Tanya Pria itu sambil memilin kedua puting payudara Anya sampai gadis itu meliuk-liukkan tubuhnya karena merasakan perasaan yang berbeda.
"Arya, aku akan memanggilmu seperti itu. Apakah kau suka?" Tanya Anya.
"Aku belum mengetahui siapa namamu." Kata Arya.
"Malam ini, biar aku yang memuaskanmu. Tidak perlu tahu namaku dulu! Kakak Tampan. Ayo kita mulai!" Ucap Anya sambil mengalungkan kedua tangannya ke belakang leher Arya. Gadis itu bahkan dengan tidak sungkan menarik Arya ke bawah hingga bibir mereka saling bertemu satu sama lain.
"Baiklah, kau yang minta duluan. Jangan menyesal!" Kata Arya setelah melepaskan ciuman mereka. Bibir Arya kini turun ke leher jenjang Anya dan meninggalkan beberapa tanda merah. Arya juga memainkan payudara yang memiliki ujung berwarna pink itu dengan tangannya, kemudian bibirnya pun turun dan kedua tonjolan kecil itu tidak luput dari sedangkan bibirnya.
"Oohhh.... Yeaahh.... Enak sekali." Kata Anya di sela-sela desahannya. Gadis itu sama sekali tidak berhenti meliukkan tubuhnya merasakan kenikmatan yang Arya berikan di tubuhnya.
"Mulutmu begitu jalang, bagaimana gadis secantik kamu bisa belajar hal seperti ini?" Arya tersenyum sinis. Batinnya ia merasa tertipu dengan penampilan Anya yang lebih terlihat seperti seorang gadis polos, namun nyatanya Anya begitu terampil memainkan perannya sebagai wanita bayaran.
"Kau yang mengajariku. Ini sungguh diluar dugaanku. Enak sekali... Ahhh... Lanjtkan... Aku menyukai setiap sentuhanmu." Ucap Anya.
"Pelacur kecil, kau akan segera merasakan akibatnya." Ucap Arya sambil menanggalkan satu-satunya penghalang di antara mereka.
Arya bermain di selangkangan Anya, menyentuh kewanitaan Anya yang bersih dan terawat. Mengusapnya dengan pelan dan memasukkan jari tengahnya ke dalam lubang kenikmatan milik Anya.
"Entah berapa pria yang memasukimu, aku rasa kau merawatnya dengan baik selama ini." Ucap Arya yang tidak terdengar oleh Anya yang terlalu asik menikmati sentuhan Arya di bawah sana.
"Ahhhhhhh...." Lagi, Anya mendesah menikmati setiap gesekan yang Arya berikan.
"Aku tidak mau berlama-lama bermain. Lagipula kau pasti juga sudah terbiasa bermain. Aku kira, kita mulai saja." Kata Arya sambil memposisikan dirinya tepat di antara paha kanan kiri Anya.
Gadis itu seakan tidak peduli dengan apa yang akan pria itu lakukan. Pria asing, yang bahkan belum pernah ia temui sebelumnya, dengan beraninya ia menariknya hingga sampai seperti itu.
Arya mendorong miliknya dengan pelan namun rasanya sangat sulit untuk memasuki lubang Anya. Pria itu berfikir bahwa Anya pasti memiliki resep rahasia untuk menjaganya agar tetap menyenangkan.
Namun saat ia mendorongnya lebih kuat, Anya tiba-tiba menjerit kesakitan dan Arya baru menyadari bahwa gadis yang sedang ia masuki adalah seorang gadis perawan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tidur (21+)
RomanceKeterpurukan, membuat Anya menyerahkan dirinya pada takdir yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Entah terjebak atau takdir, Anya terlalu larut ke dalam perannya hingga ia lupa akan satu hal. Apakah hubungan mereka hanya sebatas teman tidur saj...