episode 11.

2.7K 33 1
                                    

Anya baru membuka matanya pagi ini, namun ia sudah disuguhi pemandangan roti sobek milik Arya yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk yang melilit di bagian bawah tubuhnya. Hari ini, mereka libur dan Anya sengaja bermalas-malasan tapi, ia tidak menyangka bahwa Arya sudah bangun lebih dulu dan bahkan sudah mandi.

"Kau sudah bangun? Aku belum membuat sarapan." Kata Anya.

"Aku bisa sarapan kapan saja dan apa saja." Jawab Arya.

"Ok, aku tahu itu. Jadi, bisakah aku tidur lagi? Aku masih mengantuk." Ujar Anya.

"Tidak. Waktu tidurmu harus dijeda beberapa menit dulu." Kata Arya membuat Anya membulatkan matanya.

"Apa? Kau mau sepagi ini?" Tanya Anya melihat Arya yang berjalan mendekatinya. Pria itu bahkan tidak peduli dengan tatapan Anya yang seakan tidak setuju dengan keinginannya saat ini.

"Apa yang salah? Kau selalu tidur setiap aku ingin, memaksaku melakukannya di kantor." Jawab Arya.

"Tapi, ini masih pagi, kita masih punya banyak waktu hari ini." Jawab Anya.

"Tidak. Aku tidak punya waktu banyak hari ini." Ucap Arya sambil menyingkap selimut yang menutupi tubuh Anya semalaman.

"Eh, biarkan aku mandi dulu!" Ujar Anya.

"Tidak perlu." Jawab Arya sambil menindih tubuh Anya.

"Tapi-" Anya tidak bisa melanjutkan kata-katanya, Arya sudah lebih dulu menyerangnya dengan mencium ceruk lehernya dan menghisapnya hingga meninggalkan bekas.

Arya menatap manik mata gadis itu sekilas sebelum melanjutkan aksinya, mencium bibir Anya dengan rakus sambil meremas kedua gundukan di dada gadis itu dengan pelan. Gadis itu mengalungkan kedua tangannya di leher Arya seakan ia menikmati dan menyambut perlakuan Arya di tubuhnya.

Tangan Arya mulai membuka satu persatu kancing piyama tidur Anya dengan bibir yang masih bertaut dengan bibir tipis milik Anya. Pria itu membukanya tanpa melepaskannya dari tubuh Anya. Ia juga menyingkap bra yang Anya kenakan ke atas sehingga gundukan yang tidak terlalu besar itu menyembul keluar.

Pria itu mengakhiri ciumannya dan langsung beralih ke butiran kenyal Anya dan menghisapnya kuat.

"Aaahhhh..." Desah Anya sambil meremas sprei. Nikmat yang ia rasakan di dadanya akibat ulah Arya membuat dirinya lupa akan penolakan yang sebelumnya.

Tangan Arya turun ke selangkangan Anya dan menanggalkan celana Anya beserta dalamannya. Gadis itu membantu pria itu melakukan pekerjaannya karena ia juga menginginkan hal itu segera terjadi. Ia sudah tidak tahan dengan godaan nikmat yang Arya berikan pada tubuhnya.

Pria itu tersenyum smirk dan beranjak dari kedua puting Anya. Ia menanggalkan handuk yang melilit bagian pinggangnya, dan terpampang lah penis Arya yang tidak junior itu berdiri dengan tegak siap untuk memanjakannya.

Anya membuka lebar-lebar selangkangan Anya dan mengarahkan penisnya ke lubang vagina Anya, menggeseknya pelan membuat Anya meliuk-liukkan tubuhnya, menikmati gesekan nikmat itu.

"Kenapa lama sekali? Masukkan cepat!" Ucap Anya frustasi dibuatnya. Ia sudah tidak tahan dan ingin segera Arya memasuki lubangnya namun pria itu justru bermain-main.

"Kau benar-benar ingin?" Tanya Arya meledek gadisnya.

"Masukkan, please!" Ucap Anya memohon dengan pipi yang memerah menahan gairahnya sendiri.

"Dengan senang hati, baby!" Jawab Arya kemudian mendorong penisnya masuk dengan sekali gerakan. Ia mendorongnya sedalam-dalamnya hingga Anya memejamkan matanya menikmati alur masuknya Mr.P milik Arya yang tidak bisa dikatakan junior.

Teman Tidur (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang