Anya tidak pergi seperti apa yang disarankan oleh Arya sebelum pergi ke kantor pagi tadi. Selama seharian penuh gadis itu hanya berdiam diri di apartemen sambil sesekali menghibur dirinya dengan menonton televisi dan juga bermain game online. Ia memang tidak ingin pergi kemana pun karena ia ingat bahwa malam ini ia harus menemani Arya pergi ke sebuah acara penting. Ia perlu tubuh yang fit untuk bisa pergi bersama Arya. Jangan sampai ia membuat Pria itu malu dihadapan banyak orang karena dirinya.
Gadis itu pergi ke kamarnya dan melihat kembali gaun yang mereka beli kemarin. Tidak ada yang tahu kenapa Pria begitu suka menghambur-hamburkan uang demi sebuah gaun, padahal mereka hanya sekedar pasangan seks. Pria itu memang tidak bisa ditebak apa isi kepalanya.
Anya melihat jam di dinding, rupanya tinggal satu setengah jam lagi acara itu akan dimulai, sebaiknya ia pergi mandi dulu dan bersiap-siap. Wanita akan membutuhkan waktu tiga kali lipat bahkan lebih dari seorang pria bukan?
Anya merasa tiba-tiba saja kepalanya sedikit pusing, tapi ia sudah berjanji pada Arya untuk pergi dengannya. Sekarang kenapa sakit kepala itu bisa muncul tiba-tiba? Apakah ia harus mengecewakan Arya lagi? Anya segera menyelesaikan mandinya dan segera pergi ke kamar untuk mencari obat sakit kepala di kotak obat.
Seingat dia, Arya selalu menyediakan obat-obatan di sana.Ia tidur sejenak setelah selesai minum obat tanpa mengganti jubah mandinya. Ia harus istrirahat sebentar sebelum pergi agar rasa pusing di kepalanya bisa segera hilang.
Entah sudah berapa lama ia tertidur, Anya begitu terkejut saat Arya membangunkannya. Gadis itu melirik jam dan ia hanya punya waktu setengah jam lagi."Kau sakit?" Tanya Arya melihat wajah Anya yang sedikit pucat.
"Tidak, aku hanya mengantuk saja. Tapi, sudah tidak apa-apa. Aku tertidur cukup lama." Jawab Anya.
"Kamu yakin?" Tanya Arya.
"Ya, aku tidak apa-apa. Masih sekitar tiga puluh menit lagi. Aku akan berdandan." Kata Anya.
"Tidak usah terburu-buru. Tidak harus datang tepat waktu. Mereka tidak akan memberikan penghargaan untuk itu." Kata Arya.
"Setidaknya bisa sedikit menghormati tuan rumah." Jawab Anya langsung berdiri dan melepas jubah mandinya tepat di depan Arya tanpa rasa malu, toh pria itu sudah terlalu sering melihat semuanya, apa yang harus ia khawatirkan?
Anya mengenakan gaun itu di tempat yang sama sedangkan Arya hanya menatapnya sambil terdiam. Gadis yang selama ini menghangatkan ranjangnya itu sepertinya sudah terbiasa dengan keadaan.
"Ya ampun, aku lupa dimana aku menyimpan peralatan make up milikku. Apa kau melihatnya?" Tanya Anya sedikit kebingungan setelah selesai memakai gaunnya yang pas di tubuhnya.
"Biasanya kau menaruhnya di atas meja rias. Atau mungkin kau salah meletakkannya di laci meja dekat tempat tidur." Kata Arya. Gadis itu berjalan cepat ke arah meja kecil di samping tempat tidur. Dan benar saja, peralatan make up miliknya ada di sana. Anya menghampiri Arya dan memberinya kecupan singkat di pipi pria itu sebagai penghargaan untuk pria itu.
"Kau sangat membantu." Ucap Anya sebelum melangkah ke meja riasnya.
Arya terpaku menatap tingkah gadis itu.
"Kau jadi lebih pendiam sekarang, apa kau ada masalah?" Tanya Anya."Tidak, aku hanya sedang memikirkan seseorang di masa lalu." Kata Arya.
"Cinta pertamamu?" Tebak Anya.
"Ya." Jawab Arya singkat. Mendengar hal itu membuat dada Anya dipenuhi dengan es batu. Kenapa rasanya ia tidak suka pria itu memikirkan wanita lain? Bahkan Elena pun, Anya tidak pernah merasa seperti ini.
"Oh." Jawab Anya singkat sambil terus menggambar alisnya. "Aku akan segera selesai, kamu bisa tunggu di bawah!" Lanjut Anya.
"Baiklah." Jawab Arya. Pria itu pergi begitu saja tanpa menoleh ke belakang. Sedangkan Anya, perasaannya begitu tidak menentu. Sampai saat ini ia belum bisa mengerti perasaan apa yang sedang ia miliki saat ini. Padahal, ia sadar sepenuhnya siapa dirinya bagi Arya. Tapi, kenapa ia tidak suka begitu mendengar pria itu pernah jatuh cinta pada seseorang? Apakah ia sedang cemburu?
![](https://img.wattpad.com/cover/339414902-288-k383595.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tidur (21+)
RomanceKeterpurukan, membuat Anya menyerahkan dirinya pada takdir yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Entah terjebak atau takdir, Anya terlalu larut ke dalam perannya hingga ia lupa akan satu hal. Apakah hubungan mereka hanya sebatas teman tidur saj...