episode 15.

3.8K 45 6
                                    

Arya kembali ke kantor meskipun Anya belum juga membuka matanya dan masih terbaring di salah satu ranjang rumah sakit. Ia harus tetap bekerja meskipun hati dan pikirannya sama sekali tidak ada mengenai pekerjaan. Tapi, ia sudah mengatur beberapa orang untuk menjaga Anya selama ia pergi. Ia tidak ingin kecolongan lagi dan membuatnya mendapat resiko yang lebih besar lagi dari kehilangan anak.

Terakhir kali ia meninggalkan Anya di rumah sakit, ia sudah menanyakan kondisi Anya saat ini dan hal itu cukup membuat Arya tidak terlalu mencemaskan Anya. Gadis itu sudah ada di tangan yang tepat, ia sudah memilih dokter yang paling hebat untuk merawat gadisnya itu.

"Arya, mama ingin bicara." Ibu Arya datang dan langsung masuk begitu saja tanpa mengetuk pintu dan tanpa persetujuan Arya.

"Apa mama sudah lupa bagaimana cara masuk ke ruangan yang bukan milik anda?" Tanya Arya merasa hati dan pikirannya sedang tidak ingin bertemu dengan wanita yang sudah melahirkannya itu.

"Aku ibu kandungmu. Apa semua itu perlu?" Tanya Ibunya.

"Itu salah satu sopan santun di perusahaan ini." Jawab Arya datar.

"Perusahaan ini milik papamu. Aku juga berhak atas perusahaan ini. Apa kau lupa siapa kamu?" Ujar Ibunya kesal diperlakukan anaknya sendiri seperti orang lain.

"Ya, aku hanya pewaris. Lalu, apa?" Tanya Arya.

"Lupakan! Kedatangan mama kesini hanya untuk mengingatkan kamu." Kata Ibunya sambil duduk di depan Arya.

"Ada hal apa yang aku lupakan sehingga perlu anda ingatkan?" Tanya Arya.

"Ini soal Elena, kalian harus segera melangsungkan pernikahan." Kata Ibunya.

"Apa aku belum pernah mengatakan sesuatu sebelumnya pada anda?" Tanya Arya, pria itu menghela nafas kasar kemudian melanjutkan kata-katanya. "Aku tidak akan menikahi Elena, apapun yang terjadi." Kata Arya.

"Karena gadis jalangmu itu?" Tebak Ibunya.

"Dia punya nama, tentunya dia juga bukan gadis jalang seperti yang anda katakan!" Kata Arya.

"Kau sudah diracuni olehnya." Ucap ibunya lagi.

"Meskipun ada Anya atau tidak, aku tetap tidak akan menikahi Elena. Aku tidak pernah tertarik sedikitpun padanya. Dan asal mama tahu, mulai saat ini Elena adalah satu-satunya gadis yang sangat tidak ingin aku lihat lagi selama sisa hidup." Kata Arya.

"Arya, demi gadis itu, kau membangkang pada ibuku sendiri? Aku yang melahirkanmu dan menjadikanmu sampai seperti ini sekarang. Tapi, apa balasanmu?" Ujar Ibunya tidak terima.

"Selama ini, apa aku pernah minta untuk kau lahirkan? Apa aku pernah minta untuk menjadi seperti sekarang? Apa mama pernah berfikir apa aku punya satu saja kebebasan? Sejak kecil kau memaksaku untuk melakukan hal yang tidak aku suka. Kau hanya tahu aku harus terus belajar dan memegang kendali perusahaan saat aku masih belum siap sepenuhnya. Apa kau pernah berfikir bahwa aku sama seperti anak-anak yang lain waktu itu? Anak yang ingin punya kebebasan, bermain bersama teman sebayanya? Apa anda pernah memikirkan saya waktu itu? Tentu saja tidak, yang ada di dalam pikiran anda hanyalah harta dan kurasa semua ini sudah saatnya berakhir. Saya tidak mau dikendalikan lagi oleh anda. Saya punya hidup sendiri, hanya saya yang boleh menentukan bagaimana saya akan hidup selanjutnya." Kata Arya membuat Ibunya mematung. Wanita itu tidak bisa mengatakan apa-apa lagi, selama ini memang ialah yang mengendalikan hidup Arya tapi, untuk pilihan Arya bersama Anya, ia tetap tidak bisa menerimanya.

"Jika tidak ada yang penting, silahkan keluar!" Ucap Arya dengan nada yang lebih pelan. Wanita itu tidak mengatakan apa-apa lagi dan keluar sesuai perintah Arya.

Pria itu duduk bersandar di sandaran kursinya sambil memijit pangkal hidungnya. Hal-hal yang membuatnya merasa tidak nyaman selama puluhan tahun lamanya, sudah ia keluarkan, seharusnya ia merasa lega bukan? Tapi, entah mengapa Arya justru merasa seakan ia baru saja melukai hati seseorang.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 30, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Teman Tidur (21+)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang