Arya meminta Anya pulang lebih awal dibandingkan dengan dirinya. Pria itu memiliki banyak pekerjaan sehingga ia harus lembur dan tidak membiarkan Anya ikut andil di dalamnya. Pria itu sudah cukup memberikan pekerjaan sebagai asisten pribadinya tanpa ingin memberinya lembur. Menurutnya, pekerjaan sebagai asisten pribadi itu hanya untuk menuruti keinginan Anya untuk bekerja meskipun sebenarnya Arya tidak memerlukan seorang asisten karena sebenarnya ia juga sudah mempunyai seorang asisten pria, hanya saja saat ini pria itu sedang ditugaskan oleh Arya untuk menyelediki kasus adik kandung Anya, Erlangga.
Sementara itu, Anya hanya meringkuk sendirian di atas ranjang. Tidak ada Arya membuat ia merasa kesepian. Ia tidak pernah hidup sendirian di dalam rumah sebelumnya. Meskipun hanya ada ibu dan kakak tirinya sebelumnya, ia tetap saja tidak pernah sendirian di rumah seperti sekarang.
Arya sudah berhasil mendapatkan rumah itu kembali dan memberikannya langsung pada Anya. Sebenarnya apa keuntungan yang Arya dapat dengan membantunya? Benarkah hanya sekedar seks? Tapi, mengapa rasanya tidak sesederhana itu?
Bukankah di luar banyak sekali wanita yang dengan sukarela melemparkan dirinya ke atas ranjang Arya demi bisa tidur dengan pria itu? Jelas, pria itu tidak kekurangan apa-apa sehingga ia bisa mendapatkan apapun yang ia inginkan, termasuk wanita. Jika dibandingkan dengan dirinya yang hanya berasal dari keluarga yang biasa-biasa saja, kenapa Arya tidak memilih wanita berkelas dari keluarga kaya? Bahkan Elena yang merupakan tunangannya juga dari keluarga kaya, tubuhnya juga seksi. Kenapa Arya tidak tergoda sama sekali? Apa pria itu ada kelainan?"Aku bisa gila karena terus memikirkannya." Gumam Anya sambil memeluk bantal di perutnya.
Ia mendengar suara langkah kaki seseorang mulai mendekat. Itu pasti Arya yang baru pulang dari kantor. Anya melirik jam dinding yang menunjukkan pukul 23:00 Pria itu bekerja hingga hampir tengah malam, pasti sangat lelah.
Ceklek...!!!
Pintu kamar dibuka dari luar dan kembali ditutup beberapa detik setelahnya, Anya pura-pura tidur dan miring membelakangi arah pintu. Ia merasakan kasur di belakangnya mulai bergerak. Namun ia tidak merasa Arya menyentuhnya hingga ia penasaran dan membalikkan posisi tubuhnya menghadap ke Arya. Ternyata pria itu langsung merebahkan tubuhnya ke kasur tanpa melepas sepatu dan kemeja kerjanya. Bagaimana pria itu bisa tidur dengan pakaian seperti itu?
Anya berinisiatif untuk melepaskan sepatu beserta kaos kaki Arya, agar pria itu bisa tidur dengan nyenyak, ia melihat wajah Arya yang sedang memejamkan matanya, pria itu pasti kelelahan hingga tidak sempat mengganti pakaiannya.
Gadis itu juga melepaskan dasi dan kancing teratas kemeja Arya agar pria itu bisa sedikit lebih nyaman. Tapi, tiba-tiba Arya malah menarik Anya hingga menindih tubuhnya.
"Kau menyiksaku begitu lama. Apa kau tahu itu?" Ujar Arya dengan pipi memerah menandakan pria itu sedang menahan sesuatu di bagian bawahnya.
"Aku tahu. Tapi, itu sudah takdir seorang perempuan." Jawab Anya sambil mengusap pipi Arya.
"Jangan menggodaku!" Ucap Arya memperingatkan.
"Kau harus istirahat. Kau terlihat sangat lelah hari ini. Kenapa tidak membiarkanku membantumu?" Ucap Anya.
"Itu pekerjaanku, bagianmu hanya saat aku membutuhkanmu." Jawab Arya.
"Ayolah, aku merasa tidak seperti sedang bekerja." Kata Anya.
"Aku pikir sebaiknya kau kuliah saja. Kau masih muda untuk bekerja." Kata Arya.
"Bukankah aku juga masih muda untuk tidur denganmu?" Ujar Anya kesal.
"Bahkan jika kau berusia 16 tahun, aku juga akan tetap memakanmu. Salahkan tubuhmu yang sangat menggoda, terutama-" ucap Arya menggantung sambil memperhatikan dua bola di dada Anya yang menggantung dan sedikit menempel di dada Arya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teman Tidur (21+)
RomanceKeterpurukan, membuat Anya menyerahkan dirinya pada takdir yang tidak pernah ia bayangkan sebelumnya. Entah terjebak atau takdir, Anya terlalu larut ke dalam perannya hingga ia lupa akan satu hal. Apakah hubungan mereka hanya sebatas teman tidur saj...