Hello readers, fyi, gambar-gambar yang bakal aku tampilkan hanya untuk memperjelas tempat atau hal yang lain supaya kalian bisa lebih dapat feel-nya. Enjoy and happy reading 💙💙💙
Tempat 1 : supermarket
Valerie membeli beberapa macam kudapan dan minuman untuk perjalanan mereka nanti. "Aku saja, mau yang mana?" tanya Carlos ketika Valerie ingin mengambil sesuatu di rak paling tinggi.
"Yang lemon" Carlos pun mengambil permen rasa lemon yang diinginkan Valerie dan meletakkannya di keranjang. "Thanks" Carlos hanya membalasnya dengan senyuman singkat.
"Apa lagi?" "Air mineral dan kopi" balas Valerie. Setelah mengambil 2 botol air mineral, "Mocha atau cappucino?" tanya Valerie, "Mocha" balas Carlos. Mereka berdua membayar barang-barang itu dan melanjutkan perjalanan lagi.
Di mobil, Valerie mengatur GPS mobil dan Carlos mulai berkendara mengikutinya. "Buka" mendengar kata itu Carlos sempat bingung dan salah tingkah, sedangkan Valerie menatapnya dengan aneh.
"Apa yang kamu pikirkan? Maksudku buka mulutmu" ucap Valerie lagi sambil memasukkan permen lemon yang barusaja dia beli ke mulut Carlos. "Ternyata jalan berpikirmu masih sama saja" sambung Valerie berusaha menahan tawanya.
Tempat 2 : rumah di pinggir kota
"Sudah lama kita tidak ke sini" ucap Valerie, berjalan masuk ke rumah itu. "Kamu membeli rumah ini karena aku bilang ingin memiliki sebuah rumah sederhana di pinggir kota dengan pohon besar di halaman belakang" sambungnya.
"Ayo kita lihat pohonnya, aku yakin dia sudah semakin besar" ajak Valerie sambil mengandeng tangan Carlos.
"Kenapa aku jadi begini?" pikir Carlos, seiring jantungnya yang berdegup cepat. "Sudah kuduga dia lebih besar sekarang" ucapnya kemudian berbaring di bawah pohon.
"Sebaiknya kamu bersantai di sini, tempat selanjutnya agak sedikit jauh" sambung Valerie sambil menepuk tempat di sampingnya.
"Mau main catur?" tanya Valerie sambil menoleh ke arah Carlos, "Apa aku bisa menolak?"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Faith, Not Serendipity 2
Lãng mạnSetelah menikah, Valerie menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan. Hingga suatu hari, sudah waktunya bagi Marrion untuk pergi selamanya. Hal ini tentu saja menjadi duka mendalam bagi Valerie yang barusaja memperbaiki hubungannya dengan sang ibu. ...