Hello readers, fyi, gambar-gambar yang bakal aku tampilkan hanya untuk memperjelas tempat atau hal yang lain supaya kalian bisa lebih dapat feel-nya. Enjoy and happy reading 💙💙💙
Tidak butuh waktu lama, anak buah Marcus berhasil mengunci pergerakan Valerie dan menjauhkannya dari pecahan botol tadi.
"Sam, Edd, ikat dia di tempat tadi. Aku yang akan mengurus Marcus" perintah Melissa, kemudian dua bawahan itu mulai menyeret Valerie pergi, sementara dia mengurus Marcus yang masih terluka.
Saat sedang dibawa oleh dua orang itu, Valerie menyandung pria bernama Sam sehingga dia terjatuh, kemudian menggigit tangan Edd sekuat tenaga yang membuatnya terlepas dari cengkraman keduanya.
Valerie langsung berlari menjauh dari mereka dan berusaha mencari jalan keluar dari sarang iblis itu. Ketika melihat pintu keluar, tanpa pikir panjang Valerie langsung berlari ke pintu itu hingga ke tengah jalan.
Tind!!! Ckitttttt!!
Karena menyebrang jalan sembarangan, Valerie hampir tertabrak mobil yang sedang melintas. Tapi dia tidak peduli, yang ada di pikirannya hanya keluar dari tempat itu secepat mungkin.
Valerie pun langsung berdiri dan kembali berlari entah ke mana tanpa mengubris seseorang yang memanggilnya dari belakang."Valerie!" teriak Carlos langsung mengejar Valerie, sedangkan Kyle yang langsung berpindah ke kursi pengemudi dan ikut mengejar gadis itu.
Untung saja tadi Carlos menginjak rem tepat waktu, jika tidak mungkin keadaannya akan berbeda. Di sisi lain, Valerie terus berlari tanpa arah. Pikirannya kacau dan dia tidak tahu harus ke mana hingga dia berakhir di gang buntu.
"Tidak, tidak-tidak-tidak. Kumohon jangan seperti ini" gumamnya ketika melihat tidak ada jalan di depan. Dia sudah lelah dan tubuhnya pun terjatuh ke tanah yang dingin malam itu.
Selang beberapa menit, Carlos akhirnya berhasil menyusul Valerie. Dia pun segera menghampiri gadis itu dan menyentuh bahunya, "Vale-".
Karena masih panik, Valerie langsung terperanjat dan menghindari sebisa mungkin sampai menyeret tubuhnya ke belakang ketika merasakan tangan seseorang di bahunya.
"Hey, hey, ini aku. Ini aku, Valerie" ucapnya tanpa bergerak sedikitpun agar Valerie tidak semakin panik. "Car-Carlos?" "Iya, ini aku" balasnya sambil memeluk Valerie. "Maaf, aku terlambat" sambungnya.
Valerie menangis diperlukan Carlos. Dia tidak bisa menggambarkan selega apa perasaannya ketika melihat Carlos. Tak lama setelah menemukan Valerie, Kyle pun berhasil menemukan mereka berdua. "Kita pulang sekarang, okay" ucapnya kemudian menggendong Valerie.
Tapi baru saja mereka berdiri, Melissa sudah menyusul dengan anak buahnya yang lain. "Apa lagi yang kamu mau, Melissa?!" tanya Carlos sambil menurunkan Valerie dan berdiri di depannya.
"Aku menginginkanmu, Carlos. Aku sudah menunggumu dengan sabar, tapi kamu tidak pernah melihatku. Aku akan melakukan apapun, Carlos" jawab Melissa sambil berjalan ke arah Carlos perlahan, tapi Kyle menghalanginya.
"Kamu akan melakukan apapun?" tanya Carlos masih tetap di tempat, "Ya, apapun" sesaat Melissa benar-benar berharap Carlos akan memberinya kesempatan. Tetapi harapannya pupus seketika.
"Pergi. Pergi dan jangan pernah mengangguku ataupun orang di sekitarku lagi" balasnya. Mata Melissa mulai berkaca-kaca mendengar jawaban dari Carlos dan bersamaan dengan itu polisi pun mulai datang karena melihat kerumunan orang di tengah malam.
Melissa masih terdiam di tempatnya sementara anak buah yang lain sudah melarikan diri lebih dulu.
"Selamat malam, apa ada masalah di sini?" tanya petugas polisi, Kyle baru saja ingin melaporkan Melissa, tetapi Carlos mencegatnya dan berkata, "Selamat malam, pak. Maaf sudah membuat keramaian seperti ini, tapi semuanya baik-baik saja. Kami hanya ingin menyelesaikan masalah pribadi"
Setelah polisi itu pergi, Carlos kembali berkata, "Aku tidak akan memperpanjang masalah ini lagi. Jadi kuharap kamu juga begitu".
Carlos pun membawa Valerie ke dalam mobil diikuti dengan Kyle dan pergi meninggalkan Melissa sendirian di sana.
Rumah Valerie
"Terima kasih, sudah menolongku tadi" ucap Valerie dengan kepalanya yang masih menunduk kemudian keluar dari mobil. Dia langsung masuk ke kamar dan menguncinya yang membuat Peter dan beberapa pembantu di rumah merasa aneh.
Setelah mengunci dirinya di kamar, Valerie langsung mengeluarkan semua air mata yang dia tahan daritadi.
Dia sudah mengalami banyak hal hari ini dan semuanya kembali terputar di dalam kepalanya meski dia tidak ingin mengingatnya kembali. Valerie terus menangis sambil memeluk kakinya di ranjang, berharap Marrion bisa ada di sana sambil memeluknya.
"Ma, aku merindukanmu. Semuanya terasa begitu berat, aku capek..." gumamnya. Malam itu, Valerie tidak bisa tidur sama sekali. Dia hanya akan melihat club itu lagi jika matanya terpejam.
Rumah Carlos
Ketika kembali ke kamarnya Carlos menerima panggilan dari seseorang yang dirasa tidak dia kenal. Tapi terdapat nama dari nomor yang masuk di ponselnya, "Leah".
Carlos pun mengangkat panggilan itu, "Halo?" "Akhirnya kamu menjawab panggilanku, Carlos. Apa terjadi sesuatu dengan Valerie? Aku sudah menelponnya sepanjang hari tapi dia tidak menjawab sama sekali" tanya Leah di balik panggilannya.
"Kamu mengenal Valerie?" tanya Carlos kembali, "Ah, maaf, aku lupa tentang keadaanmu. Namaku Leah, aku dan Valerie berteman di kampus. Apa kamu bertemu dengannya hari ini?" balas Leah.
"Ya, aku barusaja mengantarnya pulang. Dia barusaja mengalami hal yang tidak menyenangkan-" belum selesai Carlos berbicara, sambungan telepon itu sudah diputus oleh Leah.
Perasaan Leah sudah tidak nyaman sejak tadi siang, dan benar saja. Dengan cepat dia langsung mengambil kunci motor dan helmnya kemudian berangkat ke rumah Valerie.
------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau ada saran, komentar, kritikan, pendapat, dan kawan-kawannya, kalian bisa langsung komen aja ya, jangan malu-malu. Apalagi yang mau menyemangati manusia ini juga BOLEH BANGETTT. Thankyou for you support, love you, readers 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Faith, Not Serendipity 2
RomanceSetelah menikah, Valerie menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan. Hingga suatu hari, sudah waktunya bagi Marrion untuk pergi selamanya. Hal ini tentu saja menjadi duka mendalam bagi Valerie yang barusaja memperbaiki hubungannya dengan sang ibu. ...