Hello readers, fyi, gambar-gambar yang bakal aku tampilkan hanya untuk memperjelas tempat atau hal yang lain supaya kalian bisa lebih dapat feel-nya. Enjoy and happy reading 💙💙💙
Appartement
Valerie barusaja menyelesaikan mandinya dan membuka kotak yang disiapkan Carlos di atas ranjang, "Cantik" gumam Valerie melihat pakaian yang sudah disiapkan untuknya.
Dia segera merias wajah dan menata rambutnya kemudian mengambil barang yang ingin dibawa kemudian menunggu Carlos.
Beberapa saat berlalu, Valerie merasa ponselnya bergetar dan segera menjawab panggilan dari Carlos, "Sudah sampai?" "Iya".
Setelah mendengar jawaban Carlos, Valerie langsung mengunci pintu appartementnya dan pergi ke basement di mana Carlos sudah menunggunya.
"Sudah kuduga itu akan cocok padamu" ucapnya begitu Valerie masuk ke mobil. "Iya, aku juga menyukainya" balas Valerie. "Baguslah kalau begitu".
Kantor Carlos
Semua karyawan sudah menyiapkan kejutan untuk Carlos dan istrinya. Mereka menyiapkan kue dan juga confetti untuk menyambut Carlos.
Ketika Carlos dan Valerie masuk, yang terlihat hanyalah susunan kursi kosong dengan lampu yang tertutup.
Pang! Pang!
Confetti yang disiapkan satu per satu di tembakan ke arah Carlos dan Valerie bersamaan dengan, seruan para karyawan, "Kejutan!!". Mereka pun mulai merayakan pencapaian mereka dengan memotong kue dan makan bersama.
Seperti janjinya, Carlos memperkenalkan istrinya, Valerie kepada seluruh karyawan Silvonce. Valerie juga bersikap ramah yang membuat mereka semua menyukainya.
Suatu hari di kampus
Valerie tengah mendengarkan penjelasan dosen di kelas bersama Leah hari itu, tapi tiba-tiba ponsel Valerie mulai bergetar dan terlihat ada panggilan masuk dari Carlos.
"Ada apa, Carlos? Aku sedang berada di kelas" bisik Valerie begitu mengangkat telepon tersebut agar tidak mengganggu mahasiswa lain.
"Peter baru saja mengabariku, kondisi ibumu tiba-tiba memburuk" ucap Carlos dari teleponnya, "Kamu di mana sekarang?" "Di luar kampusmu" "Aku akan turun sekarang" balas Valerie kemudian menutup ponselnya dan memasukkan semua buku ke dalam tas.
"Ada apa?" tanya Leah melihat Valerie yang memasukkan barangnya dengan buru-buru, "Kondisi ibuku memburuk, aku akan pergi ke rumah sakit dengan Carlos" balas Valerie sambil tetap merapikan barang-barangnya kemudian beranjak dari kursinya dan keluar meninggalkan kelas.
"Kapan Peter mengabarimu?" tanya Valerie begitu masuk ke dalam mobil. Carlos pun langsung melajukan mobilnya, "Belum lama, aku langsung ke sini untuk menjemputmu setelah dia menelpon".
Rumah sakit
Mereka langsung masuk ke kamar Marrion begitu sampai dan Valerie kembali melihat pemandangan yang dia benci.
Dia berjalan menuju brankar ibunya dan melihat kondisi Marrion lebih pucat dari biasanya.
Valerie memegang tangan ibunya sambil berkata, "Mama, aku sudah di sini".
Terlihat air mata yang ditahannya daritadi mulai keluar, Marrion yang awalnya tertidur pun mulai membuka matanya dan melihat Valerie.
Dengan wajah yang pucat, Marrion masih berusaha tersenyum pada putrinya yang membuat air mata Valerie semakin deras.
"Mama baik-baik saja? Aku panggilkan Dokter Oliver, ya" ucap Valerie yang dibalas dengan anggukan Marrion. Carlos pun langsung menawarkan dirinya untuk memanggil Oliver dan keluar dari ruangan.
"Sudahlah..." ucap Marrion sambil menghapus air mata Valerie. "Mama sehat-sehat terus ya. Aku gak mau lihat mama seperti ini lagi" balas Valerie.
Marrion hanya bisa tersenyum pahit mendengar perkataan Valerie. "Maaf ya, kalau mama ada salah sama kamu" ucap Marrion. "Mama gak perlu minta maaf, itu semua sudah berlalu"
"Kamu sama Carlos harus akur, okay. Mama akan selalu ada di sisi kalian" kata Marrion yang membuat Valerie takut. "Mama sayang sama kamu, Vale" sambung Marrion.
Valerie langsung memeluk ibunya dengan erat dan menangis, pikirannya mulai dipenuhi dengan asumsi yang paling dia takutkan. "Aku juga sayang mama" balas Valerie di tengah isakannya.
"Mama pamit ya" ucap Marrion yang membuat Valerie terperangah, hal berikutnya yang Valerie lihat adalah ibunya yang menghembuskan napas terakhirnya dan meninggalkan dunia ini selamanya.
"Mama? Mama? Bangun, ma" ucap Valerie setengah berteriak bersamaan dengan Carlos dan Oliver yang memasuk ke kamar Marrion.
Oliver segera memeriksa Marrion, kemudian dia hanya menatap Carlos dan Valerie sambil menggeleng pelan.
Pemakaman Marrion
Seluruh rekan kerja ibunya, orang tua Carlos, dan Leah datang ke pemakaman itu. Valerie berusaha menahan air matanya, sedangkan Carlos selalu menemani Valerie sepanjang upacara pemakaman itu.
Setelah selesai, satu per satu orang yang hadir mulai meninggalkan pulang. "Aku turut berduka, Valerie" ucap Leah sambil memeluk temannya itu. "Terima kasih, Leah" "Aku pamit dulu, ya" kata Leah yang direspon dengan anggukan Valerie.
Begitupula dengan orang tua Carlos yang memeluk Valerie dan Carlos sebelum pulang, "Kami turut berduka atas ibumu, sayang" ucap Ivannia. Valerie pun hanya tersenyum, "Terima kasih, bu".
------------------------------------------------------------------------------------------------
Kalau ada saran, komentar, kritikan, pendapat, dan kawan-kawannya, kalian bisa langsung komen aja ya, jangan malu-malu. Apalagi yang mau menyemangati manusia ini juga BOLEH BANGETTT. Thankyou for you support, love you, readers 💙
KAMU SEDANG MEMBACA
It's Faith, Not Serendipity 2
RomanceSetelah menikah, Valerie menjalani hidupnya dengan penuh kebahagiaan. Hingga suatu hari, sudah waktunya bagi Marrion untuk pergi selamanya. Hal ini tentu saja menjadi duka mendalam bagi Valerie yang barusaja memperbaiki hubungannya dengan sang ibu. ...