Keesokan harinya.
Jam menunjukkan pukul 6 pagi, Cella sudah siap dengan seragam lengkapnya. Kini dirinya sedang duduk manis dikursi meja makan dengan Lina dihadapannya.
Chandra? Cella tidak melihat keberadaan Chandra setelah kejadian kemarin."Bunda kok tumben hari ini gak sibuk?" Cella memecah keheningan, dirinya yang sibuk memakan roti bakar selai coklat kesukaannya dan Lina sibuk dengan laptop dihadapannya.
"Bunda sengaja izin hari ini" Lina mengalihkan tatapannya kearah Cella.
"Ouh" jawab Cella.
"Bun, bunda beneran mau cerai?" tanya Cella sambil menunduk.
"Iya cel" jawab Lina singkat.
"Eum, kalo gitu Cella berangkat dulu bun, takut telat" ucap Cella dengan nada sedikit bergetar, ia menahan tangisannya. Sudah semalam ia menangis tapi tidak merubah keadaan.
Cella menghampiri pak Musri, sopir Cella. "Ayo pak" ujar Cella.
Pak Musri yang tadinya asik menyeduh kopi panas beranjak menuju garasi mobil. "Siap non" jawabnya.
Cella menatap kosong luar jendela dengan headset menempel di telinga, menyetel lagu kesukaan.
Setelah lima belas menit perjalanan, akhirnya Cella sampai di sekolah.
"Makasih pak" ujar Cella sambil turun dari mobil.
"Siap non" jawab pak Musri. Mobil yang Cella tumpangi kini sudah tidak ada dihadapan, Cella membalikkan badan dan berjalan melewati lapangan.
Koridor.
Cella menggenggam erat tas yang melekat dipundak, sesekali juga tersenyum kepada murid yang memang sengaja menyapa dirinya.
Diperjalanan menuju ke kelas, Cella tidak sengaja berpapasan dengan Hazel. Hatinya kembali terasa sesak, Hazel tidak sendirian tetapi bersama wanita yang ia ajak di restoran kemarin.
"Siapa dia?"
"Kenapa mereka kayak deket banget gitu?"
"Punya hubungan apa Hazel dengan wanita itu?"
Pertanyaan demi pertanyaan menghantui pikiran Cella, ia segera menepis pertanyaan-pertanyaan yang tidak penting itu.
Apa urusan dia? Hazel dekat dengan siapa saja bukan urusannya toh. Tapi hati dengan pikiran tidak sejalan.
Cella merasa kepo, tapi hatinya juga merasa sesak.
Cella lebih memilih tidak melihat hal itu, ia berjalan santai melewati mereka berdua, Hazek dengan cewek itu.
"Dia kenapa?" Batin Hazel. Tidak biasanya Cella bersikap cuek kepadanya.
"Eum zel, nanti pulang sekolah temenin aku ke toko buku ya" ujar cewek itu dengan nada yang dimanja-manjakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HACELL
FanfictionCella diandra Anggraeni seorang siswi yang memiliki sikap seperti bocah, ia memiliki hobi melukis sejak kecil. Hazel Delano Saputra, kapten basket yang sangat populer disekolah ia memiliki sifat dingin seperti kutub utara. Hazel menjadi inceran par...