Selalu aku ingatkan, votee karna vote itu gratis🥰
Jangan lupa follow juga ig aku: @xfyyel21
Oke mari kita baca!
****
"Jadi lo yang bikin sahabat gue hancur? " Sontak semua nya menoleh ke arah pintu rooftop. Seorang gadis berdiri di ambang pintu dengan raut wajah yang sulit di artikan.
"Eh ada neng Ira" Ucap Daren dengan nada menggoda. Ira memutar bola matanya malas.
Gadis itu Ira. Ira melangkahkan kaki nya menuju Alan. Setelah di depan mereka Ira berkacak pinggang menatap Alan nyalang. Alan hanya menatap datar gadis yang di hadapan nya ini.
"Maksud kalian apa hah? " Marah nya. Melvin, Daren dan Delvin hanya bungkam. Tidak ada yang menjawab Ira bertambah kesal. Dan menendang sofa usang yang mereka duduki.
"Tuli lo pada? " Timpal nya.
"Ra, nanti gue jelasin di rumah." Ujar Melvin dan menarik Ira agar keluar. Ira berontak ingin di lepaskan.
"Lepasin gue! " Seru nya. Melvin kewalahan, meski kecil ternyata brutal juga.
"Gue tuh butuh penjelasan nya sekarang!!"
"Ga bisa, nanti gue jelasin, sekarang ayo keluar" Ucap Melvin, dan langsung menarik tangan Ira.
Ira mendengus melepaskan cek Alan tangan Melvin kasar. "Lepasin gue bisa keluar sendiri! "
Melvin hanya menghela nafas kesal.
****
"Lo ngga papa? " Renata hanya menggeleng. Ira menatap khawatir sahabatnya. Saat ini sedang melakukan olahraga bagi kelas XII IPA 2 . Hari ini akan melakukan pemanasan terlebih dahulu.
"Ayo anak anak, lari keliling lapangan 3 kali" Intrupsi Pak Agus selalu guru olahraga. Anak anak mulai bersiap, begitupun dengan Ira dan Renata.
Renata menggeleng kan kepalanya supaya mereda rasa pusing yang menyerang. Ira mencekal tangan Renata.
"Jangan di paksain kalo ga kuat ke UKS aja. " Kekeh Renata tetap menggeleng.
"Gak usah, aku baik baik aja, cuma pusing dikit, nanti juga reda"
"Muka lo pucet banget Re" Ucap Ira dengan nada khawatir.
"Percaya sama gue, gue gak papa" Ujar Renata menyakinkan. Ira menganggukan kepalanya.
Setelah itu anak anak mulai berlari setelah aba aba dari Pak Agus. Renata berlari sambil memegang kepalanya yang bertambah berat. Ira menyamakan langkah Renata.
"Re mending ke UKS aja deh, nanti lo pingsan. " Renata menggeleng. Tiba tiba pandangan nya buram, semakin lama semakin menggelap dan Renata langsung ambruk.
Ira menghentikan langkah nya. Berjongkok memanggil nama Renata. "Ren, Renata. Bangun Ren. Renata" Ira menggoyang kan lengan Renata, namun tidak ada gerakan sama sekali.
"Pak Agus!!!! " Teriak Ira kencang. Pak Agus menoleh, melihat ada salah satu siswa nya yang pingsan segara Pak Agus menghampiri siswa nya. Namun pergerakan Pak Agus terhenti kala Renata sudah di popong oleh seorang laki-laki.
Ira terkejut ketika tau siapa yang membopong Renata. Lamunanya tersadar ketika tepukan di bahu. Ira bergegas mengikuti arah Alan. Ya Alan yang menolong Renata.
Ternyata dari tadi pergerakan Renata di amati oleh Alan. Alan duduk di depan kelas nya. Alan sudah was was ketika Renata memegangi kepalanya. Alan yakin gadis itu pura pura kuat.
Alan melangkahkan kaki nya menuju lapangan. Dan benar ketika sampai Renata sudah ambruk di lapangan.
***
"Shhh" Alan menoleh ke arah brangkar. Ternyata Renata sudah siuman. Renata menyerit kan dahinya. Dimana ini? Sial kepalanya sangat pusing.
Renata menatap Alan yang sedang mentap nya datar. Alan mengambil bubur yang tadi di beli oleh Melvin.
Melvin dan yang lain sudah balik ke jelas atas suruhan Alan tentunya. Ira sudah tau jika sahabatnya ini di rusak oleh Alan. Ira sangat marah. Marah karna sahabatnya tidak mau bercerita dan marah jika Alan sudah merusak sahabatnya.
Alan menyodorkan mangkuk bubur itu ke Renata. Renata menatao bingung. Alan berdecak lambat sekali gadis ini.
"Makan! Magh lo kambuh" Ucap nya datar. Renata hanya mengangguk. Mengambil mangkuk dan memakan ya pelan.
Di sela sela kunyahan nya, ia di buat terkejut oleh Alan. Alan mengusap pinggir bibir Renata yang belepotan dengan bubur.
Tersadar dengan kelakuannya. Alan berdehem agar tidak canggung. Renata menundukkan kepalanya.
"Gue keluar" Ucap Alan dan beranjak dari duduk nya. Renata mendongak lalu mencekal tangan Alan. Alan menatap gadis di depan nya ini dengan datar.
"Makasih" Ucap Renata tulus dan tersenyum manis. Sekejap Alan tertegun dengan senyuman nya. Manis sekali. Alan berdehem dan mengangguk.
Renata melepaskan cekalannya. "Nomer gue udah ada di HP lo, kalo butuh apa apa, telfon aja" Ucap Alan. Renata hanya mengangguk. Setelah itu Alan benar benar pergi.
Renata menghela nafasnya. Ada hal yang ia takutkan. Yang mengganjal di hati nya. Yang mungkin akan merubah hidup nya, yang merubah cita cita nya dan hanya tinggal angan angan saja.
Renata beranjak dari brangkar ketika sudah merasa agak mending. Merapikan brangkar dan melangkah menuju kelas nya.
***
" Bagaimana dengan anak haram itu? " Ucap seorang laki laki sambil menyesap rokoknya. Orang yang di tanya pun menyeringai.
"Aman. Dia sangat menikmati kehancurannya. "
"Bagus. Pantau dia dari jauh dan jangan sampai ada yang tau"
"Baik"
Setelah nya orang itu keluar dari ruangan yang gelap. Tinggal lah laki laki itu sendirian. Mematikan rokok nya, ia akan membuat Alan hancur.
"Aku janji ma, janji buat hancurin keluarga Alsagar. " Desis nya.
*****
Yeyyy!!
Jangan lupa voment seperti biasa 💗Maaf juga klo aku update nya lama
Kalo ada typo tandain!
Next nggak?
Part ini gaje
Salam Lampung Tanggamus 💟
Rabu, 19 April 2023
Tetep slayyyy💃