AL 02

490 19 0
                                    

HAIIII😍😍 I'm comeback 😀😀

Jangan lupa votee☆

Follow juga ya!
Markibac!

****

Alan melepas helm nya lalu mengguyar rambutnya. Alan turun dari motor berjalan santai tanpa menghiraukan teriakan para gadis SMA Garuda.

"Woi Lan! " Teriak Daren dengan keras. Lalu berlari ke arah Alan di ikuti oleh Melvin dan dan Delvin.

Alan mengangkat alis nya sebelah seolah bertanya ada apa?. Daren dan Melvin sudah di hadapan Alan dengan nafas terengah. Sedangkan Delvin berjalan dengan santai.

Masih mengatur nafas nya. "Gila! Masa tadi gue hampir di kejar bencong. " Ucap Daren. Melvin tertawa, pagi ini kesialan menimpa Daren.

"Lo juga aneh, kek gitu di ladenin. " Ujar Melvin masih dengan tawa nya. Delvin hanya menggeleng kan kepalanya, melihat tingkah Daren.

Alan teringat kejadian semalam, ia ingin memberi tau kepada temen teman nya, sekaligus membahas siapa yang sudah menejebak nya.

Alan dengan muka datar nya berjalan di susul Delvin meninggalkan mereka berdua.

"Tunggu yangg" Jijik sekali dengan omongan Daren. Melvin menggeplak kepala Daren. Daren mengaduh sakit.

"Geli gue" Setelah itu Melvin meninggalkan Daren yang mengusap kepalanya. Daren berlari menyusul mereka.

***

"Eh lo kemana ga pulang njir" Seru Ira dengan menggebu-gebu. Renata berdecak malas. Masih pagi sudah di tanya tanya.

Ira mendengus karna di abaikan. Ia menyusul Renata yang telah duduk di bangku nya. Ini sangat penting tak biasanya Renata anak baik dan cantik ini keluar malam malam.

Renata menghela nafas nya, mungkin ini waktu yang tepat? Apakah nanti Ira akan menjauhi nya. Tapi ini konsekuensinya jika di jauhi. Memang ia pantas untuk di jauhi.

" Nanti aku cerita yaa, aku lagi ga enak badan" Ucap Renata. Ira memicingkan wajahnya. Lalu mengangguk.

"Awas aja kalo lo ga cerita, kita unprand" Sewot nya. Renata mendelik, pasti ancaman nya seperti itu.

Renata menelusupkan wajah nya di lipatan tangan nya di meja, memikirkan tentang kejadian tadi malam, membuat nya pusing.

"Woi, hari ini free class sampe istirahat ke dua" Teriak ketua kelas. Semua bersorak senang setidaknya ada waktu cukup untuk bermain atau berpacaran.

Ira menoleh menghadap Renata. "Re kantin yok" Ucap Ira. Renata menegakan badan nya.

"Ayok, aku laper" Lalu Renata dan Ira keluar kelas.

Saat sampai di kantin banyak sekali murid-murid yang berlomba mencari tempat duduk. Kantin penuh tempat duduk pun tak ada yang kosong.

Ira mengedarkan pandangan nya. Nah itu dia tempat kosong nya. Tinggal 2 kursi tersisa. Tempat itu yang di pakai oleh Alan dan teman teman nya.

Ira langsung menarik tangan Renata menuju bangku Alan. Renata menatap Ira. Mengapa harus di bangku Alan? Ia masih canggung akibat malam itu.

Tapi ia juga marah, kecewa dan sedih menjadi satu kala mengingat itu. Semuanya hancur karna Alan.

Saat sampai di depan meja Alan. Ira langsung meminta izin.
"Em Hai, gue boleh ga duduk di sini soal nya meja nya gada yang kosong. " Ucap Ira. Renata berusaha menarik Ira agar tidak duduk di sini.

"Boleh neng, duduk aja" Ucap Daren dengan girang. Ira tersenyum, lalu mendudukkan dirinya di samping Melvin.

"Re, duduk aja gapapa" Ucap Ira, menarik tangan Renata agar ikut duduk.

"Kita ke kelas aja yuk, jangan di sini" Ucap Renata. Ira menggeleng. Hei ia sudah lapar, Ira malas jika harus kembali ke kelas.

Alan jengah melihat itu, ia bermain ponsel nya. Ia masih mengingat kejadian malam itu. Sebenarnya ada perasaan iba dan ingin slalu ada di sisi Renata. Tapi ego nya lebih mendominasi.

Akhirnya di bujuk, Renata mau duduk tepat di samping Alan dan cuma bangku itu yang kosong. Renata menatap sekilas Alan yang sedang fokus ke handphone nya.

"Lo mau pesen apa? " Tanya Ira kepada Renata.

"Pesen Mie Ayam ya! " Seru Renata dengan semangat. Melvin terkekeh Renata seperti anak kecil yang senang jika di beri permen. Dan itu menggemaskan.

Alan menoleh ke Renata yang tampak girang. Sial! mengapa sangat menggemaskan. Alan menggeleng. Ck apa apaan fikiran nya ini. Kembali ke ponsel.

"Oke gw pesenin." Ira beranjak dari duduk nya dan berjalan ke arah mbak Tuti untuk memesan.

Ira balik ke meja dengan membawa dua mangkok pesenan nya dan pesanan Renata. Renata suka sekali dengan Mie Ayam. Katanya sangat lezat. Mie Ayam menjadi makanan favoritnya.

Ira meletakkan mangkok Mie Ayam di depan Renata. Dengan senang hati Renata menerimanya. Renata menambahkan saus, kecap dan sambal. Akan menuangkan satu sendok sambal ke mangkuk nya namun tangan seseorang mencegahnya.

Alan menatap datar Renata yang akan menambah sambal.
"Nanti lo sakit perut" Ucap Alan ketika di tatap bingung oleh Renata.

"Ciee, kayanya perhatian banget nih" Goda Daren dengan tengil. Alan menatap tajam Daren. Daren hanya menyengir.

Renata tak jadi menuangkan sambal itu. Lalu ia mengaduk aduk mie ayam nya, dan langsung menyantap.

***

Setelah selesai makan, Alan dan teman-temannya pergi ke rooftop sekolah. Jarang anak anak ke rooftop. Paling hanya mereka saja yang kesini.

"Ada yang mau gue omongin" Suara Alan membuyarkan lamunan mereka.

"Ngomongin soal apam" Tanya Melvin. Alan menghela nafas. Lalu ia menceritakan tentang apa yang telah terjadi di antara dia dan Renata.

Melvin, Daren dan Delvin emosi kala mengetahui itu. Mengapa samapai begini? Siapa berani menjebak Alan? Apakah rival Alan?

Bagaimana dengan Renata? Bagaimana jika malam itu membuahkan hasil? Ah sudah pusing sekali memikirkan nya.

"Anjing!"

"Goblok"

Umpatan umpatan di lontarkan pada Alan. Alan menatap tajam Melvin dan Daren.

"Jadi lo di jebak?? " Alan mengangguk. Saat ia tau siapa yang telah menjebak nya, tak akan ia beri ampun!

"Gue mau kalian selidiki kasus ini " Ucap Alan. Mereka hanya mengangguk. "Oh ya, El lo lacar nomor asing yang ngecht gue, gue yakin itu pasti orang nya" Tambah nya.

Delvin mengangguk. Ia memang pandai jika mengurus soal melacak.

Melvin menatap Alan. "Trus Renata giman? " Alan menggeleng. Ia tak tau harus bagaimana. Alan juga takut, jika malam itu membuahkan hasil.

Alan belum siap menjadi seorang Ayah. Alan masih di jenjang pendidikan SMA. Apakah Alan yakin jika ia bisa menjadi contoh yang baik untuk anak nya.

"Kalo Renata hamil, lo harus tanggungjawab. " Ucap Melvin lagi.

Alan tak yakin. Ia ragu, membangun rumah tangga dengan orang tak di cintai nya?

"Jadi lo yang bikin sahabat gue hancur? "

*****

Uhuyy!! Bisa update maaf yaa,, cerita nya biasa aja pasti kalian bosen😔

Tetep jangan lupa vomentttt yaa🥲

S

alam Lampung Tanggamus💟
Rabu, 12 April 2023

ALANATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang