Holaa
Sudah lama sekali ya tidk up
Typo di mna mna!!
******
Saat ini Alan sedang meeting, sekaligus memantau proyek yang ada di desa itu. Ternyata sudah 70% dan hampir selesai. Sekarang jam 13.00 jam makan siang pun sudah lewat.
Alan memutuskan untuk makan di warung yang ada di dekat proyek. Tidak terlalu ramai. Pemandangan yang asri, dan sangat memanjakan mata.
Alan duduk di bangku yang ada di warung tersebut. " Bu pesen, lontong sayur ya bu" Ucap Alan.
"Iya den, di tunggu" Ucap Ibu warung. Alan tersenyum. Warga di sini sangat ramah ramah.
Tak lama kemudian pesanan Alan pun datang. "Ni den" Alan mengangguk tersenyum tipis. Menerima pesanan dan melahap nya.
Tiba tiba ada seorang anak kecil yang datang dengan membawa uang dua ribu rupiah. Anak kecil itu tidak asing bagi Alan. Seperti pernah melihat nya.
"Bu, bu. Beli cilol" Ucap bocah laki laki itu. Terlihat bu warung tersenyum dan menerima sodoran uang yang di pegang oleh bocah itu.
"Karel sama siapa le" Tanya ibu, sambil menyerah kan cilor. Karel tersenyum.
"Telimakasih ibu, Kalel sendilian bu" Alan terkekeh ternyata bocah itu yang ia temui di warung kopi. Alan sangat gemas dengan nya. Bu warung saja sampai tertawa.
Saat Karel akan pergi. Tiba tiba Alan memanggilnya.
"Karel" Karel menengok lalu tersenyum sumringah."Om Alan " Pekik nya. Karel berlari kecil. Alan tertawa kecil. Melihat antusiasme yang di tunjukkan oleh Karel. Alan menggeser mangkuk nya. Lalu mengangkat Karel ke pangkuannya.
Karel melihat mangkuk yang berisi lontong sayur. Karel mendongak menatap Alan yang juga sedang menatap Karel.
Alan kembali menatap mangkuk itu dengan tatapan binar. Alan yang melihat itu tersenyum tipis. Ah ia tau, ternyata Karel ingin memakan apa yang ada di mangkuk itu.
"Karel mau ini? " Tanya Alan menunjuk mangkuk tersebut.
Karel mengangguk cepat dengan senyuman sumringah. Alan tersenyum simpul melihat ke-antusiasme Karel. Lalu Alan menggeser mangkuk itu ke hadapan Karel.
"Makan, biar cepat besar" Ucap Alan sembari mengelus kepala Karel lembut.
"Iya om, telimakasih " Alan mengangguk dengan tersenyum.
Karel memakan dengan hikmad. Alan belum melunturkan senyumannya. Lihat sangat menggemaskan Karel di matanya.
Sebelumnya, Alan tak pernah dekat dengan anak kecil ia kurang suka dengan anak kecil, menurutnya sangatlah berisik. Namun setelah ia melihat Karel dan mengenal Karel mengapa hatinya begitu tenang, dan merasa desiran aneh? Alan sangat menyukai Karel.
Alan jadi teringat saat ia menolak dan ingin membunuh calon anaknya. Mungkin jika anak nya masih hidup, anak nya sudah sebesar Karel. Tapi, jika di lihat Karel mirip saat ia kecil.