Holaaaaa!!!!
Jangan lupa follow yaaaa!!
Dan maaf ya, kalo sy lama up nya😗*****
"Om Alan! " Karel berteriak kencang. Dengan mata yang berbinar Karel berontak di gendongan renata untuk di minta di turunkan. Segera renata turunkan.
Akan tersenyum tipis, ada rasa aneh saat melihat wajah Karel. Memang ini bukan kali pertama Alan bertemu Karel. Namun saat itu ia tak tau jika Karel adalah anaknya.
Renata mematung sejenak, lalu mengalihkan pandangannya saat Alan menatap nya. Alan hanya terseyum melihat renata seperti itu. Alan berjongkok dan menggendong Karel.
"Karel ngapain di sini? " Karel hanya menggeleng. Ia juga tak tau mengapa ia harus di sini. Karel hanya menyenderkan kepalanya di bahu lebar Alan, karna mengantuk.
" Masuk ke mobil aku" Titah Alan kepada Renata.
"Cepat masuk" Tegas Alan, saat melihat Renata akan protes. Renata mendengus. Dengan gerakan kasar Renata masuk kedalam mobil Alan. Dan menutup pintu dengan keras.
Alan hanya terseyum paksa dan mengelus Karel yang sedikit menggeliat.
Sabar, untung sayang batin Alan.
Selama si perjalanan Renata dan Alan hanya saling diam tak ada yang memulai pembicaraan. Renata juga bingung, sebenernya Alan akan membawanya kemana? Namun ia harus pendam pernyataan itu. Ah ya, terlalu gengsi untuk menyatakan nya.
"Aku tau kamu di usir, jadi aku bawa kamu ke rumah orang tua aku" Sontak Renata menatap Alan dengan melotot. Apa apan ini yang benar saja. Alan sialan!
"Gue gak mau! " Ucap Renata menatap Alan tajam.
"Terserah dan gak ada penolakan" Renata memutar bola matanya malas. Sudahlah pun percuma jika ia berdebat dengan Alan tidak akan ada habisnya.
****
"Ahh sakit, pelan pelan sayang"
"Sabar dikit lagi"
"Pelan pelan "
"Iya anjing! Ini juga pelan pelan " Ucap Melvin ngegas. Daren hanya menyengir kuda.
Saat ini Melvin dan Daren sedang berada di beskem tempat mereka biasa nongkrong. Tadi saat Daren membawa motor Delvin jatuh dan terjembab di Got
"Beres" Ucap Melvin sembari membereskan alat alat untuk mengobati Daren. Daren terpekik girang.
"Makasih melvinnnnn"
"Alayy" Daren hanya mendengus.
Delvin menatap Daren dengan mata yang sulit di artikan. Daren melirik Delvin was was. Sepertinya ada bau bau yang membuat nya menjerit.
"Ganti kerusakan motor gue" Nah kan. Delvin sangat perhitungan.
"Ahhh Vin gue gak punya uang. Lagian lo sama sahabat sendiri perhitungan banget elah" Keluh Daren. Melvin tertawa melihat wajah memelas Daren. Delvin hanya mengangkat bahunya acuh acuh.