AL 04

468 20 0
                                    

Anyeong 😍

Aku kembali, jangan lupa coment

Tetep slayyyy💃

Happy Reading!

*****

Sudah satu bulan pasca kejadian malam kelam itu. Renata awalnya nampak baik baik saja. Namun berapa hari ini ia seperti nya tidak enak badan. Rasa mual ketika mencium bau masakan.

Pagi ini Renata ada kuis di sekolah nya. Jika ia tidak mengikuti maka ia akan di hukum. Renata menatap dirinya di cermin kamar mandi.

Renata menghela nafas. Mengapa ia akhir akhir ini? Selalu muntah jika pagi setelah muntah ia langsung lemas. Renata jadi teringat malam itu.

Renata keluar dari kamar mandi dan langsung mengecek ponsel nya untuk melihat tanggal haid nya. Renata menggeleng kan kepalanya seteleh melihat tanggalan.

Ternyata ia sudah telat satu bulan. Fikiran nya langsung terarah ke malam itu. Renata berfikir apakah ia hamil?. Jika ia hamil ia harus bagaimana?.

"Nggak mungkin aku hamil. Positif thinking aja Re. " Monolog nya. Ia takut jika benar terjadi. Takut akan reaksi Ibu Susi. Renata pastikan Ibu Susi akan marah.

Renata berdecak. Ah tidak-tidak. Tidak mungkin ia hamil, mungkin memang ia sedang telat saja.

****

"Buk Rere berangkat dulu. " Ucap Renata menatap Bu Susi yang sedang menyuapi anak panti.

Bu Susi mendongak. "Iya kak. Hati hati di jalan ya" Renata mengangguk lalu keluar dari panti asuhan. Ia akan naik angkot saja untuk menghemat uang nya.

Renata berjalan dengan damai. Menatap sekeliling yang ramai dengan kendaraan lalu lalang. Pagi ini sangat trik akan matahari. Renata saja sudah berkeringat.

"Duhh panas banget ya" Ujar Renata sambil mengibas ngibas kan tangan nya ke area muka.

Renata melihat angkot yang akan melewatinya. Renata memberhentikan angkot itu.

"Bangg kiri " Teriak nya. Abang angkot turun.

"Maaf neng udah penuh" Ujar Bang angkot. Renata mendesah kesal. Lalu angkot itu melaju kembali.

Renata bingung. Bagaiman ini? Jika ia naik taksi pasti mahal. Tidak ada jalan lain nya. Renata memilih jalan kaki untuk menuju Sekolah nya.

***

Seorang laki laki sedang menuruni tangga sambil menenteng tas nya. Sang Ibu tersenyum melihat anak nya yang akan berangkat sekolah.

"Pagi Ma" Sapa laki laki itu.

"Pagi sayang" Jawab sang ibu. Alan tersenyum menatap ibu nya. Bidadari yang akan slalu ia lindungi.

Alan duduk di meja makan. "Papa mana Ma? "

"Masih di kamar sebentar lagi turun" Alan hanya mengangguk.

Alan mempunyai adik perempuan. Ia masih sekolah jenjang SMP kelas VIII. Ayah Alan pengusaha kaya raya. Perusahaan Alsagar Company yang sedang di pimpin oleh papa Alan.

ALANATATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang