Uhuyyy aku balik lagiii😍😍
Jangan lupa follow
Bismillah dulu, tarik nafas tahan 5 menit ya!
Eh nggak nanti kalian matai.Oke jangan banyak cincong, yuk langsung saja!
Happy Reading guys!!
*******
"Gugurkan! "
Plak!
Satu tamparan keras mendarat di pipi laki laki itu. Renata mentap nyalang ke arah Alan. Di mana hati nurani nya? Dengan enteng nya dia mengucapkan kalimat itu.
Apakah laki laki itu benar benar seorang lelaki? Bagaimana bisa ia mengatakan hal sekeji itu. Renata menggeleng kan kepalanya.
Jika benar Alan tak mau merawat anak nya, akan merawat sendiri. Dia akan membesarkan anak nya sendiri. Tanpa nya Renata mampu mendidik, merawat dan membesarkan anak nya.
"Jaga mulut kamu! " Desis nya tajam. Alan hanya santai. Menatap gadis, ah ralat bukan gadis, namun wanita di depan nya ini dengan datar.
"Kamu tega bunuh darah daging kamu? " Lanjut nya lirih.
"Darah daging gue? Yakin lo? " Ucap nya. Alan menatap Renata remeh. Renata yang melihat itu tak Terima seolah ia itu jalang. Ia bukan jalang.
"Kalo kamu ga mau tanggung jawab gapapa. Aku bisa rawat anak aku sendiri. " Ucap Renata pelan. Bohong jika ini tak menyakitkan. Ini sangat sakit. Sakit sekali. Ntah lah Renata tak habis pikir, semuanya menjadi rumit.
Alan mengangguk. "Bagus kalo gitu. " Ucap nya santai. Renata menganga tak menyangka Alan seperti ini. Omongan nya kala itu tak sesuai dengan yang sekarang.
Setelah mengucapkan itu Alan pergi dari hadapan Renata. Renata terduduk di kursi taman. Sore ini tiba tiba langit menjadi gelap. Sebentar lagi hujan akan turun.
Renata terisak memikirkan hal ini. Hujan mulai turun, semakin deras. Baju yang di gunakan Renata sudah basah. Jalanan pun sepi. Hanya beberapa kendaraan yang lewat.
Renata menghapus air matanya. Lalu berdiri memperhatikan pakaiannya yang basah. Ia melupakan jika ada mahluk lain yang harus di lindunginya.
"Yahh basah" Gumamnya. "Maaf ya nak, ayo kita pulang nanti kita bisa sakit" Ucapnya kepada sang janin.
****
"Ya Allah nak, kamu dari mana? Kenapa kok baju nya basah semua? Hujan hujanan lagi? " Bu Susi menatap Renata khawatir. Malam malam begini hujan deras Renata baru pulang.
Renata tersenyum. "Maaf ya buk, aku bikin ibu khawatir" Ucap nya merasa bersalah. Bu Susi menghela nafas lalu tersenyum.
"Iya gapapa, lain kali pamit ya" Renata mengangguk. "Yasudah ganti baju lalu makan" Ucap Bu Susi. Renata mengangguk dan berpamitan ke kamar.
****
"Pa! Masa motor ku di sita sih" Ucap seorang laki laki berwajah tampan itu. Alan menatap kesal ke arah ayah nya. Sedangkan Pram bersantai dengan memakan cemilan yang di suapin oleh istrinya.
Pram menoleh ke arah anak nya yang sedang menahan kesal. Pram senang melihat anak nya kesal. Lihat wajah nya sudah memerah seperti ingin meledak.
"Papa tau. Kamu ikut balapan kan? Lalu kalah? Cih lelaki macam apa balapan saja tidak becus! " Ucap Pram remeh. Alan semakin kesal. Bagaimana ayah nya itu tau jika ia ikut balapan lalu kalah?