Membuang hati

1.2K 37 7
                                    

Aku mengganti-ganti siaran TV dengan malas. Betapa payahnya semua acara di TV ini, semuanya hanya berisi drama romantis picisan.
Aku muak melihat seorang gadis yang tersipu malu karena menyukai seorang lelaki di TV yang ku tonton.
Sungguh menggelikan, percintaan itu hanya untuk orang bodoh yang lemah. Bagaimana bisa kita menjadi begitu lemah dan rapuh saat merasakan cinta.

Aku bersumpah tidak akan membiarkan diriku merasakan cinta. Wahai malaikat cupid cinta, jangan harap kau bisa menembakkan panah cinta mu kedalam hati ku. Aku kebal.

*******

Seperti biasa, beberapa hari sekali aku keluar dari apartement ku untuk membeli kebutuhan sehari-hari. Aku mandiri dan tinggal sendiri, tidak ada yang bisa kuandalkan selain diriku sendiri.

Saat hendak mengunci pintu ruangan ku, tidak sengaja aku melihat seorang lelaki muda dari ekor mata ku.

Siapa dia? Aku tak pernah melihat dia sebelumnya. Ah, mungkin penghuni baru. Gumam ku cuek.

Aku berjalan pergi meninggalkan ruanganku.

"Hai," suara seseorang di belakangku menghentikan langkah kaki ku.

Aku menengok ke belakang, lelaki asing itu yang menyapa. Karena tidak ada orang lain di lorong lantai ini, sudah pasti ia menyapaku.

Aku tidak begitu memperhatikan wajahnya, aku hanya membalas sapaannya dengan suara datar, bentuk kesopanan.

"Namaku Reno. Aku baru seminggu pindah ke apartement ini." Ujarnya sambil memajukan satu tangannya, hendak mengajak ku berkenalan.

Aku menatapnya wajahnya sekilas.

Lelaki ini cukup tampan, kulitnya halus seperti bayi. Tatapan matanya lembut dan hampir meluluhkanku.

Aku melamun sebentar sampai pikiran menyadarkanku. Aku tidak boleh lengah seperti tadi, jangan sampai aku jatuh ke dalam pesona nya.

"Rena." Jawabku pendek sambil membalas uluran tangannya.

Oh Tuhan, aku tidak bisa lama-lama disini. Debaran jantungku meningkat sangat keras. Wajah lelaki ini sangat mempesona. Tanpa sengaja aku tersenyum kecil saat melihatnya.

"Nama kita mirip ya, kau Rena dan aku Reno, seperti saudara kembar." Ujarnya dengan senyuman.

Astaga, suaranya lembut sekali. Aku salah tingkah, mungkin sekarang pipi ku merona. Debaran di jantungku meningkat, peluh mulai bercucuran di dahiku.

Bibirku kaku, tak sanggup berbicara. Aku tidak tahu harus berbuat apa, segera aku lari meninggalkan lelaki itu.

*******

Oh sial, malaikat cupid tampaknya telah berhasil mengalahkanku. sepertinya aku jatuh cinta dan aku sangat membenci ini. Aku bukan orang bodoh yang lemah.

Wajah lelaki yang bernama Reno itu terus terbayang di benak ku. Sekerad. mungkin aku berusaha melupakannya, semakin keras juga wajah itu terbayang.

Apa yang salah denganku? Aku tidak mungkin membiarkan diriku menjadi lemah karena cinta.

Tidak akan ku biarkan cinta menghancurkanku.

******

Sudah sebulan ini aku sering bertemu dengan Reno. Ku akui, aku kalah. Aku sering memikirkan Reno. Namun, aku masih bersikap cuek meski Reno sudah sangat ramah kepada ku.

Aku begitu resah saat terus-menerus memikirkan Reno. Ku putuskan untuk bertanya kepada dokter kenalan ku, mungkin dia mengerti penyakit yang melanda ku.

"Hai Rena, apa kabar? Udah lama kamu gak sakit, hahaha. Kita kan ketemu kalo kamu lagi sakit parah doang." Ujar Dokter Nina, dokter sekaligus teman lama ku.

3S- Sad Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang