Chapter 10: Mengambil Holy Lyre

119 12 17
                                    

Sekembalinya dari Markas Knight of Favonius, Kirito hendak menyusul Lumine menuju gereja. Namun mengingat perkataan Paimon, akhirnya dia menuju penginapan untuk menemui mereka disana.

Namun sebelum itu Kirito mengeluarkan semua persediaan belanjanya supaya tidak menimbulkan kehebohan ketika menggunakan [Interdimensional Storange].

Ketika hendak sampai ke penginapan, ia melihat Lumine dan Paimon telah berada di depan penginapan. Kirito hendak menyapa mereka.

"Lumine! Paimon!"

"Ahh, Kirito! Akhirnya datang juga..." Paimon menyapa balik dengan ceria.

"Aku kembali. Aku sudah membeli semua bahan-bahannya. Dan aku juga membeli beberapa roti isi."

Kirito memberikan sekantung roti isi pada Paimon. Mata Paimon berbinar ketika mencium aroma dari roti tersebut.

"Waah, roti hangat!"

Paimon mengambil satu kemudian memakannya. Matanya semakin berbinar da bersemangat, ketika merasakan roti yang berisikan selai beri tersebut.

"Mmmm... lembut dan manis. Paimon sangat suka makanan manis. Lumine, cobalah!" Paimon dengan mata penuh semangat menawarkan roti tersebut pada Lumine.

Lumine pun mengambil satu roti kemudian memakannya.

"Kamu benar, Paimon. Ini lembut dan manis."

Kirito merasa senang melihat mereka menyukai Roti yang ia beli, "Aku senang kalian menyukainya. Oh ya, bagaimana soal meminjam Holy Lyre itu? Apakah pihak gereja mau meminjamkannya?" Tanya Kirito.

"Sayangnya tidak. Mereka tidak mengizinkannya, kecuali pihak dari Knight of Favonius yang boleh diizinkan untuk meminjamnya." Lumine menjelaskan.

"Tapi, Lumine juga memegang jabatan Honorary Knight, yang berarti bagian dari Knight of Favonius juga. Tapi mereka malah mengatakan belum bisa meminjamkan Lira nya. Harus ada keterangan tertentu baru bisa, huh!" Paimon mendengus kesal.

"Sudah-sudah... jadi, apa yang tindakan selanjutnya?" Kirito bertanya.

"Venti bilang satu-satu nya cara adalah, dengan mengambil Holy Lire nya secara paksa..." Lumine berkata dengan pasrah.

"Apa?! Dia itu maunya apa sih?" Kirito menepuk kepalanya dan menghela nafas pasrah dengan rencana Venti.

"Dan, kapan rencana tersebut dimulai?" Kirito bertanya lagi.

"Malam ini." Paimon menjawab.

"Begitu ya... baiklah. Kita ikuti rencananya..." Dalam Batinnya, ia hanya pasrah.

"Tapi, ada sesuatu yang kudengar saat Venti mencoba meminjam Lira pada pihak Katedral." Lumine tiba-tiba bicara.

"Hmm? Apa itu?"

"Saat dia berbincang dengan biarawati untuk meminjam Lira, biarawati itu tak mengizinkannya. Kemudian Venti pun memperkenalkan dirinya sebagai Anemo Archon, Barbatos. Tetapi, biarawati itu tak percaya dan mengira Venti hanya membual. Kalau yang dia katakan benar.... dia pasti tahu tentang Kakakku." Lumine berkata dengan penuh harap.

"Begitu ya..."

'Kau memperkenalkan dirimu dengan cara yang gegabah, Archon Anemo, Venti.' Ucap Kirito dalam batinnya.

"Setidaknya kita punya petunjuk untuk saat ini. Jadi sabarlah dulu ya, Lumine."

Kirito memegang bahu Lumine yang kecil supaya tetap tegar.

"Um, baik."

"Bagus. Sekarang, mari kita lakukan sesuatu sebelum memulai operasi nanti malam. Lumine, aku akan mengajarkan salah satu kemampuan dari Brancelet yang akan berguna dalam menyelinap tanpa ketahuan."

SAO The New Journey: Adventure of Teyvat WorldTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang