Part 9. Mencurigai

116K 9.1K 29
                                    

"Terimakasih atas kerjasama nya, tuan Gio," ujar klien itu dengan ramah.

"Ya, sama-sama." Balas Gio.

Setelah selesai, Gio memilih pamit duluan karena ia ingin memastikan anak-anaknya yang belum ia jemput. Walaupun sudah menyuruh Inez untuk menjemput si kembar, tetap saja ia tak begitu yakin dengan gadis itu.

"Kita akan kemana, tuan?" Tanya Asisten Rendi seraya mengemudi.

"Pulang," jawabnya singkat.

Pria itu ingin memastikan bahwa kedua anaknya sudah pulang.

Sesampainya dirumah, pria itu segera masuk kedalam.

Kebetulan salah satu pelayan menghampiri sang tuan, untuk sekedar menyapa.

"Tuan, mau saya buatkan kopi atau teh?" Tanya pelayan itu setelah menyapa.

"Tidak usah."

"Anak-anak sudah pulang?" Tanya Gio menanyakan keberadaan si kembar.

Pelayan itu menjawab dengan jujur," belum, tuan."

"Tapi, nyonya sedang menjemput tuan muda dan nona muda, tuan," sambungnya.

Pria itu melirik jam yang melingkar ditangannya, kening pria itu mengkerut.

"Seharusnya sudah datang, mengapa sampai sekarang belum?"

"Sebenarnya kemana mereka?"

Gio bermonolog, ia heran kemana gadis itu membawa anak-anaknya. Seharusnya Gama dan Gemi sudah berada dirumah.

"Buatkan saya kopi,"pintanya sebelum melangkah pergi menuju ruang kerja yang ada di rumah itu.

"Bi, saya juga buatkan kopi, ya," ucap Asisten Rendi sebelum menyusul sang tuan ke ruangannya.

"Siap, mas rendi," sahut pelayan itu.

Cklek.

Pintu terbuka, sang asisten masuk dan mendudukkan dirinya di sofa yang ada diruang kerja atasannya itu.

"Rendi,"

Suara Gio memanggil sang asisten.

"Iya, tuan?" Sahut asisten Rendi.

"Tidak jadi," ucap Gio seperti ragu untuk menanyakan sesuatu.

Rendi mengernyit, ada apa dengan tuannya itu, seperti ingin menanyakan sesuatu namun, tak jadi. Dasar tidak jelas, pikirnya.

Tak lama salah satu pelayan datang dengan membawa dua cangkir kopi untuk tuan dan asistennya itu.

"Ini, tuan. kopinya," ucapnya seraya meletakkan secangkir kopi itu diatas meja kerja sang tuan.

Gio hanya berdehem.

Setelah meletakkan kopi, pelayan itu menghampiri asisten tuannya untuk memberikan kopi yang satunya lagi.

"Ini, kopinya. Mas rendi," ucap pelayan itu tersenyum ramah.

"Terimakasih, bi," balas asisten Rendi tersenyum tipis.

Di tempat lain...

Setelah menghabiskan makanannya, Inez dan si kembar masuk kedalam mobil kembali. Mereka melanjutkan kembali perjalanannya menuju rumah.

Inez melirik si kembar lewat kaca spion depan, terlihat Gama dan Gemi sudah terlelap dikursi belakang.

Ia tersenyum melihat pemandangan itu, setelah perut kenyang si kembar malah tertidur.

Ia kira si kembar tidak akan ikut makan bersamanya. Apalagi makannya di warung pinggir jalan dan mereka sama sekali tidak pernah makan ditempat sembarang.

Biasanya Daddy mereka mengajak makan di restoran yang tentu saja terjamin kebersihannya.

"Jika Gio tahu, dia bakal marah gak ya, gue ngajak anak-anaknya makan dipinggir jalan," batinnya sedikit cemas.

Gadis itu segera menggeleng, masa bodoh dengan kemarahan Gio nanti. Yang penting perutnya kenyang dan si kembar pun menikmati makanan itu.

Tak terasa mereka sudah sampai dikediaman nya. Inez menyipitkan matanya saat melihat mobil yang sedang terparkir dirumah itu.

"Itukan mobil mas Gio, tumben dia udah pulang," batin Inez.

"Waduh, gimana kalau ternyata dia pulang cepet cuma buat mastiin anak-anaknya."

Inez menyalakan handphone nya, ia melihat jam. Ternyata mereka cukup lama di warung makan itu.

Gadis itu segera membangunkan si kembar.

"Hey, bangun, sudah sampai."

Gadis itu membangunkan sambil menepuk paha si kembar.

Mereka mengerjapkan matanya, terbangun dari tidurnya. Dengan nyawa yang belum terkumpul, Gama dan Gemi keluar dari mobil.

Tak lama Inez pun keluar dari mobil menyusul si kembar yang lebih dulu masuk kedalam rumah.

Saat membuka pintu, Inez terkejut karena mendapati sosok jangkung tengah berdiri tepat didepan pintu itu.

"Astaga," refleknya seraya memegang dada.

Gadis itu menelan salivanya susah payah, entah mengapa tatapan tajam itu mampu mengintimidasinya.

Sedangkan si kembar sudah menuju kamarnya. Ia pasti yang akan diintrogasi oleh Daddy mereka.

"Ng-ngapain berdiri disini?" Tanyanya terbata.

Pria itu hanya mengangkat sebelah alisnya, yang mana membuat Inez sedikit kesal dengan gaya andalan pria itu.

Dipikir gaya begitu keren apa? Pikir Inez. Ingin sekali rasanya gadis itu mengatakan itu langsung pada orangnya namun, ia tak seberani itu.

"Dari mana?" Tanya Gio dingin dan datar andalannya.

Inez menatap tatapan dingin dari suaminya.

"Makan," balasnya singkat.

"Udah, kan? Minggir!" Ucap Inez meminta sang suami untuk menyingkir dari hadapannya, karena ia ingin segera merebahkan tubuhnya di kasur empuk miliknya.

Karena Gio tak mau menyingkir, gadis itu memilih jalan lain. Namun, tiba-tiba pria itu mencekal pergelangan tangannya dan mau tak mau Inez menghentikan langkahnya.

Gadis itu berdecak malas,"ck, apalagi?"

"Apa yang sedang kamu rencanakan?"

Perkataan gio tentu saja membuat Inez heran. Memangnya apa yang dirinya rencanakan, pikirnya.

"Aneh ni orang," ucap Inez dalam hati.

Inez melepaskan cekalan tangan besar gio.

"Apaan sih gak jelas banget!" Ketusnya.

"Sorry ya, siapa juga yang ngerencanain sesuatu. Dih, pede bener jadi orang," ucap Inez kesal.

Setelah mengatakan itu, Inez langsung melenggang pergi menuju lantai atas. Sedangkan gio, masih mematung ditempatnya. Ia memperhatikan punggung Inez yang mulai menjauh dari pandangannya.

Ada rasa kesal dalam hati pria berusia tiga puluh dua tahun itu. Entah mengapa istrinya itu sejak kemarin terlihat berbeda. Dia terlihat aneh dan juga selama tinggal bersamanya gadis itu tidak pernah mengatakan bahasa gue, Lo, pikir gio.

"Tuan..."

Suara sang asisten menyadarkannya dari lamunan.

Pria berkacamata itu menghampiri sang tuan.

"Satu jam lagi kita akan meeting dengan tuan Marcell dari perusahaan Lorenzo group," ucap asisten Rendi memberitahukan.

"Hm, kita ke kantor sekarang," sahut Gio melangkah pergi dan disusul oleh sang asisten.

.
.
.










Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang