Part 36. Hampir

89.3K 7.1K 180
                                        

Disebuah rumah mewah, tepatnya dilantai dua. Seorang wanita paruh baya tampak sedang menghubungi seseorang. Raut wajahnya terlihat serius.

"Gimana? Udah kamu kasih belum?" Tanyanya pada seseorang disebrang sana.

"...."

"Cepat kasih! Sebelum mereka tidur," ucapnya.

"...."

"Tante gak mau tahu, pokoknya kamu harus lakuin!" Ucap tak ingin dibantah.

Tut.

Wanita paruh baya itu memutuskan panggilannya sepihak.

"Semoga rencana ini berhasil," batinnya penuh harap.

"Mama!"

Suara panggilan dari sang suami membuat wanita paruh baya itu tersadar, ia memutar badan.

Ia tersenyum menatap sang suami yang kini tengah berjalan mendekat kearahnya.

"Apa yang sedang Mama lakukan disini?" Tanya pria paruh baya itu saat sudah berada dihadapan sang istri.

"Lagi cari angin aja, Pa. Di dalam panas soalnya," jawabnya beralasan.

Pria paruh baya itu tahu, sang istri hanya beralasan saja. mana ada panas, semua ruangan, kan dipasang AC, pikirnya.

"Ini sudah jam sepuluh malam, ayo masuk," ucap pria paruh baya itu.

"Iya, Pa."

Sepasang suami istri itu masuk kedalam.

Sementara disisi lain, seorang pria terlihat sehabis bertelepon dengan seseorang. Wajahnya terlihat bingung, pria itu menggigit jari telunjuknya.

"Aduh, gimana ini," ucapnya.

"Gimana apanya?"

Pria itu terlihat kaget, memutar badannya menatap seseorang.

"Eh, bang Gio," ucapnya kaget.

Gio menatap sepupunya itu dengan alis yang terangkat satu.

"Enggak bang. Abang belum tidur?" Ucap Erick bertanya.

"Kamu gak liat saya berdiri disini?" Balas Gio dengan wajah sinisnya.

Erick menelan salivanya,"perasaan gue nanya baik-baik deh." Batinnya.

Pria itu menggaruk kepalanya yang tak gatal.

"Hehe, iya bang," ucapnya.

Gio terlihat menuangkan air minum ke gelas kosong itu. Sepertinya pria itu haus.

Gio meneguk air minumnya hingga tersisa setengah. Lalu, ia meletakkannya kembali. Erick sedari tadi memperhatikan itu dan Gio pun menyadarinya namun, pria itu hanya mengedikkan bahunya, tak peduli.

Drrtt.

Ponselnya bergetar, Gio mengambil ponselnya yang ia simpan disaku celananya.

Ia melihat nama Daniel yang tertera di sana.

"Daniel?" Gumamnya.

Gio menekan tombol hijau, mengangkat panggilan. Pria itu sedikit menjauh dari tempatnya yang tadi, ia kini membelakangi Erick.

"Hallo, Niel. Ada apa?" Ucapnya pada Daniel disebrang sana.

📞:"Yo, sakit, hiks...hiks.., ternyata gini ya rasanya, ditinggal pas lagi sayang-sayangnya, hahaha..." Kata Daniel.

Kening Gio mengernyit, sebenarnya Daniel kenapa? Dia terdengar menangis lalu tertawa. Gio terdiam sejenak, lalu ia sadar, sepertinya sahabatnya itu sedang patah hati. Apalagi ia juga mendengar suara musik yang cukup keras ditempat Daniel berada.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang