Part 38. Menyusul

79.5K 7.2K 263
                                    

Setelah mengetahui keberadaan sang istri, pria itu segera menyusul untuk pergi ke kota A.

Dengan bantuan sang asisten untuk mencaritahu tempat yang akan Marcell dan Inez kunjungi, akhirnya ia mendapatkan informasi itu.

Ada rasa tak terima saat mendengar mereka hanya pergi berdua. Ia saja belum pernah berduaan dengan Inez, enak saja tuan Marcell berduaan dengan Inez, pikirnya.

Bila ditanya apakah Gio cemburu?

Ya, pria itu akan menjawab dengan jujur bahwa ia memang cemburu!

Entah sejak kapan perasaaan ini muncul, Gio tidak tahu. Yang pasti saat ini ia tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini.

"Semoga Inez mau memaafkan dan juga mau memulai semuanya dari awal," batinnya penuh harap.

"Rendi, terima kasih. Kamu memang bisa diandalkan," ucap Gio tersenyum senang.

"Tentu," sahut Asisten Rendi dengan percaya diri.

Pria berkacamata itu tersenyum senang melihat sang tuan tidak uring-uringan lagi. Ya, setelah pergi dari perusahaan Lorenzo Group, Gio tak bisa tenang. Pria itu mondar-mandir tak jelas, sudah menghubungi Inez beberapa kali namun, tampaknya ponsel Inez sedang tidak aktif.

Pada akhirnya, ia meminta sang asisten untuk melacak keberadaan Inez.

"Sepertinya tuan sudah menyukai nyonya Inez. Namun, gengsi tuan terlalu besar," batin Asisten Rendi.

Sebenarnya, tuannya itu tidak suka melihat nyonya Inez bekerja di perusahaan tuan Marcell. Apalagi tuan Gio juga tahu kalau tuan Marcell menaruh hati pada nyonya Inez. Tanpa diberitahu pun tuan Gio sudah tahu, terlihat dari cara tuan Marcell menatap nyonya Inez, pikir Asisten Rendi.

"Karena kamu sudah bekerja dengan baik, oleh karena itu gaji kamu saya naikkan," ucap Gio dengan santainya.

"Yes, ini yang saya tunggu-tunggu tuan," batin Asisten Rendi.

Pria berkacamata itu tersenyum lebar,"terima kasih, tuan," ucapnya.

Gio bangkit dari tempat duduknya,"yasudah, saya pergi sekarang."

"Sekarang, tuan?" Tanya Asisten Rendi.

"Enggak. Tahun depan! Ya, sekarang lah," balas Gio ngegas.

"Oh ya, nanti kamu kasih tahu si kembar kalau saya pergi keluar kota beberapa hari," ucapnya meminta sang asisten memberitahu Gama dan Gemi bahwa dirinya akan keluar kota.

"Baik, tuan."

"Oke." Ucap Gio seraya jarinya membentuk huruf O.

Gio keluar dari ruangannya, pria itu memasang wajah datarnya kembali saat melewati beberapa karyawan nya.

Pria itu masuk kedalam mobil, memasang sabuk pengaman terlebih dahulu. Lalu, ia melajukan mobilnya menuju kota A.

Ia tidak peduli dengan pakaian untuk ganti, toh ia bisa membelinya. Gio tidak ingin membuang waktunya hanya untuk mengambil pakaian. Ia ingin segera bertemu dengan Inez.

Seketika ia mengingat dengan siapa Inez di sana sekarang.

"Tuan Marcell," ucap Gio dalam hati.

"Hais! Jangan sampai Inez menyukai tuan Marcell," gumamnya.

Gio sadar, ia terlalu lama mengabaikan Inez. Ia terlalu berlarut-larut meratapi kepergian Adhisti hingga lupa akan Inez yang kini sudah menjadi istrinya.

Ia sadar bahwa yang pergi tidak akan pernah kembali, begitu pula dengan Adhisti.

Tidak ada yang perlu disalahkan, Semua ini adalah takdir yang sudah ditetapkan. Adhisti dan Inez, dua wanita yang berbeda yang masuk kedalam kehidupan Gio.

Giovanni's second wife [END/TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang