Tok..tok..tok.
"Masuk!"
Terdengar suara dari dalam, Inez semakin deg-degan.
"Masuk, Nez," kata Sasya menyuruh Inez untuk segera masuk.
"Duh, kok gue deg-degan ya," seru Inez seraya memegang dadanya yang sedari tadi berdegup kencang.
Sasya memutar bola matanya malas,"udah, cepat masuk!"
Inez menghembuskan nafasnya sebelum masuk kedalam ruangan itu.
Dengan perlahan gadis itu membuka pintu.
Ia berjalan menghampiri atasan dari sahabatnya itu yang saat ini tengah duduk membelakangi dirinya.
"Permisi, pak," ucap Inez berusaha biasa saja.
Maklum, sudah lama ia tidak kerja kantoran. Karena setelah menikah, Inez jarang keluar rumah. Ia akan keluar rumah jika akan belanja bulanan dan juga menghadiri acara, seperti acara keluarga.
"Hm."
Gadis itu semakin deg-degan mendengar suara deheman pria yang kini sedang membelakanginya.
"Anastasya Inez, betul?" Tanya pria itu.
Inez mengangguk,"betul, pak."
"Dari suaranya sih, kedengarannya masih muda. Semoga aja mukanya juga masih muda," ucap Inez dalam hati saat mendengar suara pria yang kini akan menjadi atasannya.
"Kamu pernah menjadi sekretaris, bukan?" Tanyanya lagi.
"Iya, pak. Saya pernah menjadi sekretaris selama empat tahun," jawab Inez lugas.
"Oke, kamu saya terima dan mulai hari ini kamu sudah bisa bekerja," ucap pria itu seraya memutar kursinya menghadap Inez.
Inez tertegun melihat wajah tampan dari atasannya itu. Ia sejenak mengagumi sosok itu.
"Ini sih ganteng banget," batin Inez.
Posisi Inez masih berdiri dan tanpa sadar terus menatap pria itu. Hingga...
"Khem!"
Deheman keras menyadarkan gadis itu dari khayalannya.
Inez menunduk malu karena terciduk memperhatikan atasannya itu.
"Apa kamu tidak pegal berdiri terus?"
"Duduklah!" Titahnya.
Gadis itu segera mendekat kearah kursi dan duduk di kursi itu.
"Siang ini saya ada pertemuan kembali dengan perusahaan Bhatara group. Saya mau kamu ikut dipertemuan kali ini," ucap pria itu tegas.
"Baik, pak."
Siap tidak siap, Inez harus mau. Lagipula ia juga pernah bukan, ikut meeting dan menghadiri acara-acara penting perusahaan, itu bukanlah masalah yang besar untuknya saat ini, walaupun nanti tidak maksimal seperti yang dulu, pikir Inez.
Pria itu membuka laptopnya namun, pandangannya masih memperhatikan gerak-gerik Inez.
"Apakah saya terlihat setua itu?"
Pertanyaan itu membuat Inez bingung.
"Hah? Maaf?" Inez bertanya dengan alis yang terangkat.
"Ah, tidak. Lupakan!" Balas pria itu mengibaskan tangannya.
"Kamu siapkan berkas yang akan dibawa untuk meeting, berkasnya ada di Sasya, tinggal kamu pinta."
"Baik, pak."
"Yasudah, kamu boleh keluar," ucapnya pada Inez.
Inez mengangguk sopan,"ah, iya,pak. Kalau begitu saya permisi."
"Hm."
Gadis itu melangkah keluar dari ruangan.
Pria yang bernama lengkap Marcell Lorenzo itu menatap kepergian Inez dengan tatapan yang sulit diartikan.
"Hm, cantik," gumamnya pelan.
***
"Apa jadwal hari ini?" Tanya Gio yang kini sudah tiba di kantornya, setelah mampir sebentar di kantor sahabatnya.
"Pagi ini tidak ada, tuan." Jawab Asisten Rendi.
"Nanti setelah jam makan siang ada pertemuan dengan tuan Marcell untuk membahas proyek yang saat ini kita kerjakan, tuan," sambungnya.
"Hm, yasudah. Kamu boleh kembali," seru Gio mulai mengerjakan pekerjaannya.
"Baik, tuan. Permisi," sahut asisten Rendi berlalu pergi.
Setelah kepergian sang asisten, Gio fokus mengerjakan pekerjaannya. Pria itu jika sudah menyangkut pekerjaan pasti akan lupa waktu. Hingga tak terasa kini waktunya makan siang.
Gio memilih tetap berada di ruangannya. Pria itu meminta asisten Rendi untuk membelikannya makanan dikantin.
Sangat merepotkan tuannya yang satu ini, pikir Rendi.
Beberapa menit berlalu, asisten Rendi datang dengan membawa makanan pesanan tuannya itu.
"Ini, tuan. Pesanan anda," ucap Asisten Rendi meletakkan makanan itu.
"Hm, terimakasih."
Rendi hanya mengangguk, ia membatin dalam hati.
"Tumben, bilang makasih," batinnya.
Setelah mengantarkan makanan itu, asisten Rendi berlalu pergi.
Gio mulai memakan makanannya.
Waktu makan siang telah selesai, Gio dan asisten Rendi bersiap-siap untuk persiapan meeting.
"Sudah lengkap semuanya?" Tanya Gio.
"Sudah, tuan."
Mereka melenggang pergi mengendarai mobil menuju perusahaan Lorenzo group. Karena meeting kali ini diadakan di perusahaan itu.
Sesampainya di sana, mereka berjalan menuju ruangan yang sudah ditunjukkan oleh resepsionis itu.
"Silahkan masuk, tuan," ucap resepsionis itu mempersilahkan gio dan asisten Rendi untuk masuk.
Mereka masuk dan duduk dikursi yang sudah tersedia di sana.
Di ruangan itu kini hanya ada mereka berdua.
Sambil menunggu meeting dimulai, gio memainkan ponselnya.
Tak lama pintu kembali terbuka, terlihat sosok pria tampan dan diikuti oleh sosok wanita cantik masuk kedalam ruangan itu.
Gio dan asisten Rendi berdiri menyambut kedatangan pemimpin perusahaan Lorenzo group. Mereka berjabat tangan.
"Maaf, tuan Gio. Membuat anda menunggu," ucap Marcell.
"Hm, tidak masalah," balas Gio dengan wajah datarnya.
Gio belum menyadari sosok yang berdiri dibelakang Tuan Marcell.
"Oh, ya. Kenalkan dia sekretaris baru saya, Inez," ucap Marcell memperkenalkan Inez kepada rekan bisnisnya.
Inez maju selangkah untuk memperkenalkan dirinya kepada rekan bisnis tuan Marcell, yang belum Inez sadari bahwa itu adalah suaminya sendiri.
Gio yang mendengar nama itu segera menatap sosok wanita yang menjadi sekretaris tuan Marcell.
Ia sedikit terkejut, begitupun dengan Inez.
"Ternyata dia bekerja dikantor tuan Marcell," kata Gio dalam hati.
"Mas Gio? Astaga gue lupa, Bhatara group kan perusahaannya dia," batin Inez.
Pria itu menatap Inez dengan datar namun, tatapannya tajam.
"Nyonya muda?" Ucap Rendi dalam hati saat sadar bahwa sekretaris tuan Marcell adalah istri tuannya.
Marcell yang menyadari tatapan rekan bisnisnya pada sekretaris barunya itupun segera berdehem.
"Khem!" Dehemnya keras.
"Bisa kita mulai sekarang?" Ucap Marcell.
Pria itu sedikit tak suka melihat tatapan Gio kepada sekretaris nya itu.
.
.
.
![](https://img.wattpad.com/cover/338118475-288-k80123.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Giovanni's second wife [END/TERBIT]
FantasíaAnastasya Inez, sosok istri yang dibenci oleh suaminya sendiri yaitu, Davidson Giovanni Bhatara. Inez adalah istri kedua yang dinikahi secara terpaksa karena permintaan terakhir dari istri tercintanya, Adhisti Wardana. Dari pernikahannya dengan Adhi...