5

1.3K 150 14
                                    

Jimin menatap wajah laki-laki manis di depan nya sambil sesekali tertawa pelan mendengar celotehan dari mulut mungil itu, yang menceritakan segala kelakuan random suaminya yang bagi Jimin itu sangat terdengar sempurna

"Ahhh sudah sore rupanya, aku harus pulang Jimin-ah, aku harus memasak dan menunggu suamiku pulang" Ucap pria tinggi itu

Jimin hanya mengangguk lalu mengikuti langkah besar di depan nya, mengantar sampai depan pintu

"Jaga kesehatan mu dan bayi mu ya Jimin, aku harap kita bisa bertemu lagi" Senyum manis dan tulus mengambang dari bibir kecil itu























Setelah laki-laki yang tidak Jimin kenal itu pulang Jimin memilih untuk membereskan sedikit ruangan kacau itu lalu bersiap mandi namun dentingan bell memekikan telinga membuat Jimin mengurung kan semua niat nya

"Kau lagi, ada apa? " Jimin sudah hapal siapa yang datang di jam seperti ini

Tentu saja Jungkook lengkap dengan seragam part time nya

"Aku tau kau pasti kelaparan makanya aku membawakan sedikit makanan untukmu, ahhh bukan, untuk bayi mu, tidak tidak bayi kita" Seru Jungkook bersemangat

"Atas dasar apa kau mengakui anak ku sebagai anak mu" Jimin menatap sinis wajah Jungkook

"Bukan nya sudah ku katakan Hyung! Aku berhenti kuliah lalu bekerja untuk bayi mu, aku akan menjadi ayah sambung untuk nya" Jungkook terkekeh

Lalu dengan tanpa izin menerobos masuk kedalam rumah Jimin, dan selanjutnya dia hanya berbaring di atas sofa sambil menyalakan televisi dengan suara nyaring

"Jungkook-ah kalau kau terus-terus an kesini, orang akan berpikir aneh tentangmu, aku tidak masalah, karena aku sering mendengar simpang siur berita keburukan ku, tapi bagaimana dengan mu" Jimin menatap sayu wajah Jungkook

Jungkook dengan acuh hanya mengangkat bahu seolah tak ada beban lalu kembali melanjutkan menonton televisi

"Kau harus membuka kepala mu Hyung, ada banyak cara menyelesaikan masalah bukan? Contohnya sekarang aku selesaikan masalah dengan bertanggungjawab atas bayi mu" Jungkook terkekeh

"Jungkook!! Aku serius! Ini bukan saat nya bercanda! Ini bukan bayi mu dan aku tidak akan menerima kau menjadi pengganti ayah nya, jadi kau diam saja dan lupakan ide gila mu itu"


Jimin menghentakan kaki keras lalu berjalan meninggalkan Jungkook yang masih setia menatap layar persegi didepan nya

Jungkook tau Jimin tidak sungguh-sungguh mengatakan kalau Jimin tidak butuh tanggung jawab, mungkin benar dia tidak butuh Jungkook tapi butuh ayah dari anak itu, tapi apa salah nya jika Jungkook bersedia dengan lapang dada menjadi ayah sambung nya

.
.

.
.
.
.
.
.

.
.
.
.

Jam sudah menunjukan pukul 2 malam, Jimin keluar dari kamar dan mendapati Jungkook yang masih menonton televisi, Jimin memutar bola matanya lalu menarik paksa jungkook

"Heii kau! Sebaiknya kau pulang karena besok kau harus kerja kembali" Jimin menatap tajam Jungkook

"Aku menginap" Sahut Jungkook

"Tidak! Aku tidak menerima tamu"

"Tapi aku bukan tamu, aku ayah anakmu! Aku bahkan tau password rumahmu" Sahut Jungkook tanpa bergeming dari tempat duduk nya

"Astaga anak ini benar benar keras kepala"



























































Tak ada pilihan lain, Jimin berjalan kedapur, membuat 2 gelas coklat hangat dan membawa sepiring kue kering lalu duduk di samping Jungkook

"Ini minumlah dulu" Jimin menyerahkan segelas pada Jungkook

"Gomawo Hyung"




















Hening hanya terdengar suara televisi yang berisi acara atau entahlah itu, Jimin tidak paham, dia hanya menatap kosong benda yang terus mengeluarkan suara itu

"Kook, aku tidak bercanda saat ku katakan aku tidak butuh tanggung jawab mu, kau masih muda, masih banyak yang bisa kau lakukan daripada harus melakukan hal seperti ini" Ucap Jimin tanpa menoleh

"Aku juga tidak bercanda, aku mengatakan tulus dari hatiku, aku tidak butuh apapun, aku hanya ingin memberikan sedikit perhatian pada anak mu, karna aku tumbuh tanpa orang tua" Jawab Jungkook




Deg!


Jantung Jimin seketika berdetak kencang, Jimin tak pernah mendengar orang berkata seperti ini sebelum nya padanya, kata-kata ini bukan terdengar seperti kalimat penenang untuk nya, setelah sekian lama, Jimin kembali merasakan ketulusan, dia terakhir mendengar kata-kata tulus dari kakeknya

"Aku juga anak hasil dari seperti itu Hyung, ibuku di perkosa, lalu meninggal setelah melahirkan ku, lalu ayah ku, entahlah dia dimana, lalu pihak rumah sakit membawaku ke panti asuhan, saat genap 7 tahun ada yang mengadopsi ku, aku bersyukur aku di beri kesempatan, tapi itu juga tidak lama, mereka kembali mengirim ku ke panti saat mereka suda punya anak sendiri"


Helaan napas keluar dari mulut Jungkook lalu kembali bercerita

"Tapi aku tidak menyerah, tahun berganti dan aku masih tetap kuat hingga aku tahu rasa kesepian akan berubah jika kau bisa membawa dirimu, itulah mengapa aku ingin membawa semangat baru untuk anakmu, dia masih punya aku dan kau Hyung"







Jungkook tersenyum lebar lalu mengelus perut Jimin, Jimin menunduk, ada segumpal rasa bahagia di hati Jimin

"Terimakasih" Ucap Jimin

Tak ada jawaban dari Jungkook hanya anggukan kecil

"Kau dan bayi kita akan baik baik saja, aku jamin itu"













Jimin bisa merasakan sedikit kehangatan menyelimuti tubuh nya, rasa bahagia yang sudah lama tidak Jimin rasakan  kini dia rasakan kembali berkat Jungkook

"Besok aku mengambil cuti 2 hari, aku akan membantumu membereskan rumah dan membawamu berbelanja barang kebutuhan bayi kita, aku punya uang yang cukup, kau jangan khawatir"

"Bagaimana caraku berterima kasih padamu Kook"

"Tidak ada, anggap saja kita impas, kau berikan bayi yang lucu, aku berikan kebutuhan untukmu" Sahut Jungkook

























Jika Tuhan sudah mendengar doa-doa Jimin dan mengabulkan satu persatu saat ini, Jimin rela mati dalam keadaan tenang seperti ini, dia rela kehilangan segala air mata nya demi setitik kebahagiaan seperti ini

Tuhan tidak akan pernah meninggalkan nya, Jimin tahu itu, dia tidak pernah gagal memberikan kebahagiaan untuknya dan calon bayi nya


Jimin tidak ingin melihat ke belakang lagi, cukup sudah dia tersiksa karena masa lalu, dia akan memulai menata hidup nya dari sini, terimakasih Tuhan sudah mengirim satu lagi makhluk baik untuk nya

Yang menerima nya dalam segala kekurangan nya baik itu yang terlihat jelas maupun tidak

Tidak ada lagi kata bayi pembawa sial, bayi ini adalah pembawa kebahagiaan layak nya es kirim di musim panas, atau payung di musim hujan

Anak ini akan menjadi sehebat dirinya dan ayah sambung nya atau mungkin lebih kuat dan tangguh

Dia berharap anak ini tumbuh menjadi sosok yang sehat, kuat dan pintar, tidak masalah punya sedikit teman atau sedikit lebih kurang dari bagian finansial tapi dia memiliki hati yang besar









.
.


.
.

.


..
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.


Itu dulu ya guys!!

Selamat membaca!!!!!

PREGNANT || KMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang