12

1.1K 126 11
                                    

Sorry ya guys telat up, soalnya ke asikan kerja guwehh wkwkwkwk

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Jimin mengusap kasar wajahnya, dia ingin berhenti menangis karena hal seperti ini, tapi air mata sialan ini tidak kunjung berhenti dari bola mata sipit nya, adakah seseorang yang bisa merasakan kesakitan seperti ini

Orang yang sudah di percaya begitu dalam, mampu melakukan hal se kejam ini padanya, lantas siapa yang harus dia percaya lagi?

Kenapa penderitaan tak kunjung berhenti? Selalu ada masalah dalam hidup nya, hari-harinya di isi oleh ke sialan, mungkin bisa di bilang dia adalah orang paling sial di muka bumi saat ini

Dada Jimin terasa nyeri, perasaan yang campur aduk membuat otak nya semakin terpuruk pada titik hitam, membuat seluruh emosi dan kesakitan menyatu di seluruh tubuh nya, otak Jimin sudah tidak mampu untuk berpikir jernih lagi

Ini bukan tentang seberapa brengsek Jungkook atau seberapa besar kesalahan Jungkook padanya, tapi tentang mental nya yang sudah di serang ribuan kali

Andai Jungkook jujur padanya dari awal mungkin rasa sakit ini akan berkurang atau mungkin Jimin dengan besar hati memaafkan Jungkook



Jimin terus menangisi hidupnya hingga perlahan rasa kantuk menyerang matanya, dan Jimin tertidur dengan posisi duduk dan mata yang masih setia mengeluarkan sejuta buliran air












Pagi pagi sekali Baekhyun bangun, menyiapkan sarapan besar karena keluarga Jungkook meminta untuk menginap dan ingin berbicara dengan Jimin baik baik, mereka tidak ingin meninggalkan kesan yang buruk kepada Jimin, sebenarnya hal itu sangat di tentang oleh Chanyeol namun sepertinya kali ini Chanyeol menyetujui pendapat sang istri karena mendengar beberapa alasan yang masuk akal, dia tidak ingin egois kesekian kalinya dan berujung pada penyesalan lagi

Baekhyun mengetuk pintu kamar Jimin berharap anak tunggal nya itu membukakan nya pintu, cukup rasanya membiarkan Jimin dalam kesendirian nya semalaman, saat nya menggenggam tangan mungil itu lagi dan menguatkan si tampan berhati baja itu, namun sang pemilik kamar nampak tidak membukakan pintu untuk nya

Berulang kali Baekhyun mengetuk pintu itu, namun tak ada sahutan atau tanda tanda Jimin bangun, Baekhyun sedikit khawatir dengan keadaan Jimin, mengingat anak nya itu sedang hamil tua

Baekhyun bergegas mengambil kunci cadangan dan membuka paksa kamar Jimin, dan mendapati Jimin yang terbalut selimut membelakangi nya, Baekhyun sedikit bernafas lega lalu menghampiri Jimin, mengusap halus punggung Jimin

"Bangunlah sayang, kau harus makann sesuatu" Suara lembut Baekhyun terdengar jelas di telinga Jimin namun Jimin tak mampu membalas ucapan Baekhyun

Jimin merasa seluruh tubuh nya sakit dan hawa terasa begitu dingin, bahkan dia sudah memakai selimut tebal namun rasa dingin itu terus menjalar di seluruh tubuh nya, tubuh Jimin mengigil hebat disertai hembusan nafas yang terasa hangat

"Jimin, apa kau baik baik saja sayang" Baekhyun membuka pelan selimut Jimin

Mata Baekhyun langsung dipenuhi kepanikan, Baekhyun menyentuh dahi Jimin dan merasakan panas yang hebat dari punggung tangan nya, apa Jimin nya sedang sakit, ini gawat, sakit di saat hamil bukanlah hal yang mudah

"Tu tu tunggu disini eomma akan memanggil appa" Ucap Baekhyun panik

Baekhyun segera berlari turun dan menuju dapur dimana semua berkumpul untuk sarapan

"Ada apa sayang kau tampak bersemangat sekali pagi pagi" Chanyeol mengelus pipi Baekhyun

Baekhyun menepis tangan Chanyeol

"Apa aku terlihat begitu?! Apa kau pikir aku sedang ingin bercanda!! Anak kita sedang sakit, cepat siapkan mobil dan bawa kerumah sakit!! " Seru Baekhyun

Chanyeol berdiri dari posisi nya dan berlari kekamar mengambil kunci mobil dan jaket

Jungkook yang saat itu mendengar keadaan Jimin langsung bergegas menuju kamar Jimin lalu menyentuh pipi Jimin, Jungkook dapat melihat Jimin menggeliat beberapa kali dengan wajah yang pucat dan keringat yang membasahi surai Jimin

"Hyung aku akan membawa mu segera" Ucap Jungkook

Jungkook membuka selimut Jimin, lalu memakaikan jaket yang ada di sisi ranjang Jimin, lalu menggendong pria manis itu dengan tergesa-gesa lalu berlari keluar rumah

"Heyy mau kau bawa kemana anak ku!! " Teriak Chanyeol saat tidak sengaja berpapasan dengan Jungkook

"Tentu saja aku membawanya kerumah sakit" Jawab Jungkook dengan panik


Jungkook mendudukan Jimin di sebelah nya, lalu membawa mobil dengan kecepatan tinggi menunju rumah sakit terdekat

"Kurang ajar anak itu! Berani sekali dia!! " Chanyeol tak tinggal diam, dia segera menarik Baekhyun dan menyusul kepergian Jungkook dan Jimin

"Maafkan kelancangan anak kami" Suara ibu Jungkook terdengar sangat menyesali perbuatan Jungkook



























.
.
.
.
.



"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Jimin hanya demam, mungkin seminggu lagi dia sudah sembuh, dan bayi nya pun sehat dan dalam kondisi yang baik, jadi tidak ada yang bermasalah, namun Jimin harus banyak istirahat Park, kau tau bukan ini masa-masa yang sulit" Ucap dokter cantik sambil mengelus punggung Baekhyun, menenangkan si pemilik bahu sempit itu

"Aahhh terimakasih irene kau sungguh bisa ku andalkan" Ucap Chanyeol

Irene dan Chanyeol adalah kolenga bisnis kecil, orang tua Irene mempercayakan beberapa propeti nya pada Chanyeol, dan hasilnya dia bisa berteman baik dengan dokter yang statusnya kini janda beranak 2 karena sang suami baru saja meninggal ⚰

"Jadi apa yang harus kami lakukan? " Baekhyun belum puas hingga dia benar-benar bisa memastikan anaknya baik-baik saja

"Jangan membuat Jimin terlalu setres itu akan berpengaruh besar pada janin nya, lalu jangan lupa jaga pola makan nya, aku saat ini hanya bisa memberikan vitamin" Sahut Irene

















Jungkook mengurut pangkal hidungnya, dia baru saja di marahi habis-habis an oleh eommanya karena sikap lancang nya membawa Jimin, tapi ayolah, itu dia lakukan karena dia khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak di inginkan

"Eomma...  Diamlah aku sedang berpikir" Sahut Jungkook saat sang eomma terus memarahi nya

"Jung, aku tau kau hanya ingin bertanggung jawab, tapi____"

"Sudahlah yeobo tidak baik terus memarahi anak kita, dia kan memang berniat baik" Bela ayah Jungkook

"Sebaiknya saat Jimin bangun kau harus meminta maaf dengan benar" Ketus eomma Jungkook










Jungkook menatap pitu rawat Jimin lalu berjalan memasuki kamar itu, dan mendapati Chanyeol yang sedang tertidur di sofa kamar dan Baekhyun yang sedang memotong buah buahan untuk Jimin yang masih belum bangun

"Maafkan aku, ini semua kesalahan ku" Ucap Jungkook sambil menundukan kepalanya penuh penyesalan

Baekhyun menatap Jungkook lalu meletakan pisau dan buah di atas nakas, sambil menghembuskan nafas berat

"Andai aku tidak memikirkan perasaan anakku dan calon cucuku sudah lama aku menyewa orang untuk membunuhmu atau paling tidak membawamu kepenjara, namun karena anak ku aku berdiam diri saja sambil menunggu keputusan nya" Sahut Baekhyun

"Aku tau bibi sangat kecewa padaku" Lirih Jungkook




.
.
.
.
.
.

Hiatus ahhh biar kalian kesel wkwkwkwkwk

Yuk sumbangin duitnya buat kebutuhan dompet ku wkwkwkwkwk

Yuk bisa yuk 🤣🤣

PREGNANT || KMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang