Four.

876 104 11
                                    

"S-saya.. Saya.. Saya menyukai anda...!!!"

Plak! "Aduh!"
[Name] memukul dahinya sendiri, upaya mengeluarkan diri dari khayalannya. Mana bisa baru bertemu kembali ia langsung menyatakan perasaan, yang ada ia akan dianggap Yamazaki sebagai gadis yang aneh dan berujung nice try.

"A-ah.. Maaf saya memeluk anda sembarangan...!!" [Name] berusaha keras untuk mencari alasan yang bagus di depan Yamazaki.

"...Saya merasa senang bisa bertemu lagi dengan anda.." [Name] menaikkan pandangan, menatap Yamazaki yang masih terdiam dibalik kaca mata hitamnya. [Name] sangat malu sekarang, bagaimana ia menyelesaikan situasi ini?

"Yah.. Mungkin ini tidak berarti apa-apa bagi anda. Tapi, saat itu saya merasa sangat tertolong karena anda.. Jadi.. Saya ingin membalas budi..!!"

"Pfftt.."

"Eh?" [Name] terheran-heran melihat Yamazaki yang seperti sedang menahan tawa keluar dari mulutnya. Setelah itu, Yamazaki tersenyum melihat [Name].

"Jadi.. Itu alasanmu berlari memelukku sambil menangis? Karena kau ingin membalas budi?"

"A-ah..!! I-itu..!! B-bukan..!! Saya tadi terbawa suasana saja...!!!!" [Name] merasa wajahnya sangat panas, ia yakin sekali wajahnya sangat merah sekarang.

"Oh begitu.. Jadi bagaimana kau akan membalas budi?" [Name] membulatkan matanya tak percaya, sedetik kemudian ia tersenyum hangat.. Cantik sekali.

"Apakah anda mau mampir sebentar ke rumah saya..?"

•••

"Huft.. Akhirnya sampai."
[Name] melipat kembali payung yang baru ia beli tadi di toserba lalu ia taruh di bawah kursi teras.

"Masuklah Yamazaki-san. Silahkan menonton TV dulu sembari menunggu saya selesai memasak."

"Baik.."

Setelah itu, [Name] langsung menuju dapur dan menyiapkan bahan masakan yang baru juga ia beli di toserba tadi. [Name] akan memasak omelet telur.

Selesai menyiapkan bahan, [Name] akan memulai masak. Namun, ia dikejutkan karena Yamazaki yang datang tiba-tiba ke dapur.

"Loh? Mengapa anda kemari? Anda duduk saja sembari menonton TV..!!!"

"Nggak. Aku mau membantumu."

"Tidak perlu.. Anda kan tamu saya."

"Tapi aku mau membantumu, gimana?"

"Hah.. Yasudah.. Tolong bantu saya menyiapkan daging."

"Ya, baiklah. Tapi sebelumnya, hentikan cara bicaramu yang formal itu."

"..Anda tak nyaman dengan cara saya berbicara??"

"Iya. Bicara santai saja."

"O-oh.. O-oke."

"Begitu lebih baik."

Selagi Yamazaki menyiapkan daging untuk dibuat menjadi bola daging panggang, [Name] meracik telur yang akan dijadikan omelet.

"Dilihat dari cara memasakmu, sepertinya kau sudah terbiasa masak, ya." Ujar [Name]

"Hm, begitulah. Aku memasak karena bosan."

"Haha! Orang sepertimu bisa bosan juga!"

𝗥𝗔𝗜𝗡 - 𝗣. 𝗝𝗼𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang