"Halo! Ada apa ...?"
[Name] menjawab dengan antusias dan kebahagiaan terdengar jelas di suaranya ketika dia berbicara meskipun dia berusaha menahan suaranya agar Jonggun tidak menyadari betapa bahagia nya dia mendapat panggilan dari Jonggun.
"Nggak... Tiba-tiba saja aku ingin mendengar suaramu."
Warna merah cerah bagaikan kepiting rebus sudah memenuhi wajah [Name]. Jantungnya berdebar kencang bagai akan melompat keluar dari dadanya.
Tapi, perasaan tidak enak memenuhi hati [Name] ketika dia mendengar suara samar dibalik panggilan. Suara seperti... Meminta pertolongan? Beberapa desahan frustasi juga terdengar disana. Beberapa pikiran negatif memenuhi benak [Name]
"Emm... Jonggun? Apakah kamu sedang bersama seseorang sekarang?"
[Name] bertanya dengan nada ragu. Dia mencengkram ponselnya dengan erat, dan berharap jawaban dari Jonggun akan menenangkan semua ke-khawatirannya.
"...Aku sedang sendirian sekarang... Mungkin. Ada apa?"
Deg! Kata "mungkin" terdengar sangat samar tapi [Name] tetap bisa mendengarnya. [Name] ingin bertanya lebih, tapi dia terlalu takut.
[Name] takut bertanya bukan karena dia takut dengan Jonggun. Tapi, dia takut jawaban yang Jonggun berikan akan sama dengan apa yang dia pikirkan sekarang seolah-olah dia berusaha untuk menghindari kenyataan pahit itu.
"O-ohh... Baiklah. Aku masih ada pekerjaan, aku tutup dulu."
"Sebentar-"
Tanpa menunggu persetujuan dari Jonggun, [Name] memutuskan panggilan. Dia menatap ke langit-langit, sembari memikirkan apa yang sedang Jonggun lakukan tadi? Suara-suara itu terdengar jelas di telinga [Name] meskipun samar.
Sementara itu di sisi lain—
"Huh? Kenapa gadis ini begitu terburu-buru?"
Sosok jangkung yang sedang duduk di atas tumpukan lawan yang baru saja ia kalahkan, yang tak lain tak bukan adalah Jonggun Yamazaki. Jonggun menatap layar ponsel yang memaparkan kontak [Name] dengan heran.
Jonggun bangkit dan membuang rokoknya, berjalan meninggalkan tumpukan orang-orang itu dengan dada telanjangnya. Dia menghela napas, dan mendengus kesal.
"Nggak seru."
Entahlah— apakah dia sedang membicarakan tumpukan lawan yang dengan mudah ia kalahkan itu atau malah dia sedang membicarakan [Name] yang baru saja menutup panggilan bersamanya? Hanya pria itu yang tau.
•••
"Apa-apaan?! Kok tiba-tiba banget?!"
[Name] mendengus kesal ketika hujan turun secara tiba-tiba dan mengguyur tubuhnya. Dia berlari menuju halte bus yang memang dekat dengan kampusnya.
Sekarang sudah masuk bulan Juni dimana Jepang mengalami Tsuyu— sebutan bagi musim hujan yang berlangsung di Jepang. Pada musim ini, biasanya seluruh Jepang akan sering sekali mengalami hari yang mendung serta turun hujan.
[Name] mendengus kesal, tapi kemudian dia terdiam ketika netranya menangkap sosok jangkung yang sedang berdiri dipinggir jalanan sembari menenteng payung hitam yang cukup besar di tangan kanannya. Punggung lebarnya bersandar di mobil hitam yang berada tepat di belakangnya.
Ketika mata mereka bertemu, pria itu melangkah mendekati [Name] yang sedang berada di halte.
"Ayah...?"
KAMU SEDANG MEMBACA
𝗥𝗔𝗜𝗡 - 𝗣. 𝗝𝗼𝗻𝗴𝗴𝘂𝗻
FanfictionHujan, fenomena alam yang mempertemukan mereka berdua. Hujan, rintikan air yang akan membasahi tubuh siapa saja yang disentuh olehnya. ⛔Y/n phobic DNI⛔ Slow update. ©Hanya meminjam karakter dari Park Taejoon.